- Tiga Belas -

701 53 2
                                    

Rezky menghela napas berat nya saat melihat Kyla berjalan menjauh dari hadapan nya. Gadis itu masih terisak melepaskan diri dari pelukkan nya. Berjalan tanpa mengatakan apapun pada nya.

Ia memilih untuk diam saja, Kyla pasti merasa syok dan juga sedih. Hampir setahun lebih berteman dengan Rian. Tapi, Kyla tidak mengetahui sama sekali tentang penyakit Rian.
Dan lebih mengecewakan lagi yaitu ia selama ini salah paham. Pasti ia akan sangat merasa malu.

Kyla masuk kedalam mobil nya, ia kembali menangis tersedu di balik kemudi. Semua ucapan dan penjelasan Rezky tadi terus berputar juga kelakuan nya selama dua bulan ini.

"Kenapa kamu menyembunyikan ini Rian? . Hiks.. hiks.. kenapa ?"

Gumam nya sendiri dalam isakkan nya. Kyla sangat merasa tidak berguna sekarang, bagaimana ia tidak mengetahui sama sekali tentang penyakit Rian.? Teman macam apa dirinya ?

Kyla melirik krluar jendela, melihat Rezky yang masih berdiri di ujung koridor sekolah dekat parkiran. Cowok itu menatap cemas ke arah nya.
Kyla terus mengeluarkan air matanya.

"Abang " gumam nya dalam isakkan nya.

Rezky menatap pada mobik Kyla, yang dengan perlahan bergerak mundur dan kemudian melaju dengan perlahan meninggalkan pelantaran parkiran. Rezky kembali menghela napas berat nya.

Ia pun memutuskan untuk menuju stadion sekolah untuk melakukan latihan pertaman nya hari ini. Nanti malam ia akan menemui Kyla di rumah gadis itu. Kali ini, ia tidak ingin lagi adik sepupunya itu menghindari dirinya.

Baru satu langkah Rezky beranjak dari tempat nya berdiri ia langsung berhenti. Matanya menatap lurus kedepan, di sana di atas anak tangga yang ia turuni tadi bersama Kyla.
Dee berdiri menatap dengan tatapan datar bahkan bersedekap dada.
Ia tidak tau sejak kapan Dee berada di sana.

"Hai " sapa Rezky, memberikan senyum terbaik nya.

Dee melangkah menuruni anak tangga, dan semakin mendekat pada Rezky yang masih tersenyum dengan sedikit salah tingkah karena gadis cantik itu terus menatap nya.

"Kamu belum pulang, Dee ?" Tanya Rezky, saat Dee menuruni anak tangga terakhir.

Dee memilih diam, berlalu tanpa memperdulikan Rezky. Namun, Rezky menahan lengan nya membuat Dee menoleh ke arah nya.

"Kenapa kamu seolah menghindari ku ?" Tanya Rezky.

Dee mengerutkan dahi nya, lalu melirik pada tangan Rezky yang menahan lengan nya.

"Menghindari loe ? Kenapa ? Bahkan kita tidak kenal. " jawab Dee, dengan nada heran.

Rezky frustasi mendadak, menatap tidak percaya pada sikap gadis cantik di hadapan nya.

"Baiklah, kalau gitu kita kenalan " ucap Rezky geram. "Gue Rezky " ia mengulurkan tangan kanan pada Dee.

Dee diam, ia melirik uluran tangan itu dan Rezky secara bergantian. Namun, kemudian tatapan matanya tidak lagi fokus pada Rezky.
Malah melihat seorang siswa yang berada cukup jauh dari belakang Rezky.

"Dee "

Rezky tersenyum lebar, saat Dee menyebutkan namanya. Juga memberikan senyum yang sangat manis. Tapi, aksi yang di lakukan Dee selanjut nya membuat Rezky kaget dan langsung membeku.

Cup

Dee menarik diri dari Rezky, kemudian matanya melirik pada sosok cowok yang tadi di lihat nya. Yang kini menatap nya dengan penuh amarah.
Sedang kan Rezky langsung mundur dan menatap syok pada Dee.

"Mulai sekarang loe pacar gue "

"A.pa " reaksi Rezky terkejut hingga ia terbata.

Dee melirik nya, kemudian kembali tersenyum. "Jadi pacar gue, dan jauhi gue dari cowok yang sekarang berdiri di belakang loe "

We ( Rezky )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang