- Tujuh -

738 58 4
                                    

Tok tok tok

Suara ketukka pintu dari luar membuat Kyla yang sedang tertidur menggeliat pelan.
Tidurnya menjadi ke ganggu sekarang. Dengan perlahan ia mencoba membuka ke dua matanya.

Rasanya sangat berat, dan tiba - tiba merasa pusing.

"Kak.. Kakak Mama suruh makan "

Kyla mengaduh pelan, ia mencoba untuk bangun dan duduk di tepi ranjang. Tangan kanan nya sedikit mengetuk - ngetuk kepala nya berharap rasa pusing itu hilang.

Kyla kemudian melirik pada jam di nakas. Sudah jam 7 lewat. Dan ia masih mengenakan seragam sekolah nya.

Tadi ia menangis dan setelah lelah ketiduran.
Suara adik nya tidak lagi terdengar, mungkin sudah pergi.

Kyla langsung bangun dan berjalan masuk kedalam kamar mandi. Ia harus mandi agar lebih segar dan tidak membiat Mama dan Ayah nya curiga. Walau, ia yakin Mama nya pasti akan bertanya nanti.

"Kamu tidur, kak ?" Tanya Khalif, ketika Kyla memasuki ruang makan.

Ia menggeleng, menyalami Ayah nya dan duduk di samping Rafan yang tengah lahap menikmati masakan sang Mama.

"Lagi denger musik tadi, Ayah baru pulang ?" Jawab Kyla, menadahkan piring pada Mamanya.

"Iya, gimana hari pertama sekolah ?"

"Biasa aja, palingan juga bagian ngerjain junior nya yang seru. Biasa lah " jawab Kyla.

Khalif hanya menggeleng, lalu beralih pada Rafan. Yang sedang asik melirik hp di samping piring nya.

"Bang, makan dulu " tegur Shania, karena menyadari lirikkan suami nya.

Rafan tersentak kaget, membuat Kyla dan Agam tertawa pelan. Anak laki - laki itu langsung menyengir dan kemudian menyembunyikan hp nya.

"Besok hp nya Ayah jual aja ya, "

"Ish.. jangan lah. Kan ini beli nya pake uang tabungan Abang. Bukan uang Ayah " jawab Rafan tidak terima.

"Emang uang tabungan kamu dari siapa ?"

"Mama lah, kan Mama yang ngasih jajan Abang " saut Rafan.

"Emang nya Mama uang nya dari siapa ?"

"Tau, tanya aja sama Mama. " jawab Rafan, mengalah.

Shania mendelik pada suami nya yang sama sekali tidak mau mengalah pada anaknya. Membuat Khalif tersenyum sendiri.

"Ayah, besok boleh gak kalau Kakak nginep rumah Jinan " tanya Kyla.

"Emang mau ngapain ?" Tanya Khalif,heran.

"Pengen aja " jawab Kyla pelan.

"Di rumah aja lah, kalau emang gak ada apa - apa " jawab Khalif.

Kyla mendesah lelah, ia pun mengangguk. Ayah nya memang sangat jarang membiarkan nya menginap di rumah teman nya.

"Abang sekelas sama kamu ya? Dia hari pertama sekolah kan hari ini ? " tanya Khalif.

Kyla tiba - tiba saja menghentikan sendok di udara. Shania melirik pada anak nya. Jelas melihat kalau raut anak nya langsung berubah bete.

"Ayah gak tau kamu ada masalah apa sama Abang, Ayah juga gak tau kenapa kamu menghindari abang. Kalian udah besar, Ayah gak akan ikut campur. Cuma, saran ayah kalau ada masalah di bicarakan baik - baik. Menghindar bukan solusi. " ujar Khalif, menasehati Kyla.

Kyla hanya diam, ia tidak mau menanggapi nasehat ayah nya. Kini seperti nya Ayah dan Mama nya mulai sadar kalau ia memang sengaja menghindari Rezky.

We ( Rezky )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang