- Lima Belas -

785 48 0
                                    

"Ky, menurut loe bokap loe bakal setuju gak ya kalau gue sama adek loe "

Devin tiba - tiba saja bertanya saat keduanya sama - sama termenung satu sama lain.

Malam ini Rezky memang memilih untuk menginap di rumah Devin. Karena sahabat nya itu katanya baru beli game baru. Jadilah, setelah bosan bermain game kini mereka berdua sedang asik melamun di teras depan rumah Devin.

"Kenapa loe jadi mikir gitu ?" Tanya Rezky, menoleh pada Devin.

Laki - laki yang sudah di kenal nya sejak kecil itu menghela napas berat. Kemudian menatap ke langit dan kembali turun menatap rumput yang rapi di depan nya.

"Kemarin Bilqis cerita, kalau di kelas nya ada masuk ustadz baru. Katanya masih muda. Dan sholeh banget. Dia bilang anak bungsu pak Kyai yang punya pesantren. Bilqis juga bilang kalau bokap loe itu dekat sama pak Kyai itu. " ujar Devin dengan nada lemas.

Rezky hanya menatap dengan dahi berkerut, ia mencoba berfikir apa yang di maksud oleh Devin.

"Ky, loe mau kan punya adek ipar kayak gue? Kita udah kenal dari kecil, loe udah tau baik buruk nya gue gimana. Jadi, pliss bantuin gue biar berjodoh sama Bilqis. "

Kini Rezky malah menggeleng sambil menatap males dengan muka Devin yang memelas.

"Loe itu ya, mikir kejauhan tau gak, noh loe fikirin dulu masa depan loe. Sekolah belum kelar udah jodah jodoh aja " ucap Rezky menoyor kepala sahabat nya.

"Ish.. loe ngertiin kek, ini gue lagi cemas tau gak. Gimana kalau nanti gue keduluan sama cowok - cowok lain? Gue itu udah cinta banget sama Bilqis "

"Istifar Vin, kita manusia tidak boleh mencintai makhluk melebihi cinta kita kepada Allah. Cinta sesama manusia itu ada kadar nya tau gak loe " nasehat Rezky.

Devin memutar malas bola matanya. Menghela napas berat nya sejenak. "Gue itu minta dukungan loe, bukan minta di ceramahin " dumel nya.

"Gue dukung loe kok, selama ini loe udah jaga adek gue dengan baik, udah pasti gue bakal dukung loe. Cuma, yang nama jodoh udah ada yang ngatur. Kalau adek gue jodoh loe, dia gak bakal kemana "

"Au ah, gue berasa ngomong sama ustadz, udah ah. Kita bahas yang lain aja. Bahasan loe berat, gak sanggup gue "

"Terserah loe deh " ujar Rezky.

Dan akhir nya keduanya mulai terdiam kembali. Sama - sama kembali sibuk dengan fikiran masing - masing.

"Ky, loe benaran suka sama Dee ,?" Devin kembali membuka suara.

"Iya "

"Dari sekian banyak cewek, kenapa loe malah suka sama dee ?"

"Emang nya kenapa kalau gue suka sama Dee ? Dia cantik, manis ya walau jutek, galak, judes - "

"Nah!!" Seru Devin, membuat Rezky kaget. "Itu loe tau, tuh cewek gak ada ramah - ramah nya sama sekali "

Rezky diam, apa yang di katakan Devin memang benar. Tapi, saat mengingat kembali waktu Dee berinteraksi dengan Akmal, adik nya dulu. Ia yakin Dee sebenarnya cewek yang ramah.

"Dee, sebenar nya ramah kok, cuma dia nyembunyiin aja " ucap Rezky merenung.

"Terserah loe deh, gue cuma mau pesan. Loe suka dia boleh, tapi jangan pernah pake hati sama Dee, udah banyak korban dia selama ini " nasehat Devin.

Rezky mengangguk saja, ia tau maksud Devin baik. Tapi ia yakin kalau Dee sebenarnya gadis yang baik. Pasti ada alasan kenapa sikap Dee dingin pada semua orang.

Keduanya pun masih terus melanjutkan obrolan hingga Ve menyuruh mereka masuk untuk tidur, karena malam sudah semakin larut.

***

We ( Rezky )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang