- Lima -

734 62 3
                                    

Karena hari pertama sekolah di tahun ajaran baru. Maka hanya akan ada pengenalan saja di setiap guru yang masuk ke kelas.
Dan setelah itu selesai, saat bel berbunyi semua murid akan memilih untuk keluaf kelas.

Rezky melirik pada meja ujung yang bersebrangan empat meja dari meja nya. Kyla dan dua teman nya sudah bangun dari kursi mereka. Dan berjalan untuk keluar kelas sambil mengobrol. Tidak sama sekali melirik ke arah nya.

"Loe mau ke kantin ?" Tanya Raja, membuat Rezky menoleh.

"Enggak deh, gue mau keliling aja dulu " jawab Rezky.

Raja mengangguk, ia pun memilih untuk pamit karena sudah lapar sejak tadi.
Sedangkan Rezky memilih untuk berjalan - jalan sendiri.

Mata nya mengitari seluruh sekolah nya, ia tersenyum kecil. Kala ia bisa kembali merasakan suasana yang sudah hampir sebelas tahun tidak lagi ia rasakan.

Tiba di lantai satu, ia melihat ke arah lapangan sekolah yang luas. Di sana sudah ada anak kelas X yang sedang melaksana kan mos pertama mereka.
Juga beberapa senior yang sedang memasang muka galak nya.

Salah satu nya Devin.

Ia melihat sahabat nya itu sedang berdiri dengan muka sombong dan dingin nya. Membuat Rezky mendengus. Itu bukan lah Devin.

Rezky memilih untuk berdiri di tepi koridor sambil melihat kegiatan mos yang sedang berlangsung. Sesekali ia tersenyum kecil melihat Yasya, adik sepupu nya yang jelas memasang muka jengkel dan juga kesal nya pada para senior.
Sesekali gadis cantik itu mendengus kesal, dan terlihat lucu bagi nya.

"CEPETAN JALAN, HEH! SIAPA YANG NYURUH LOE BUAT DUDUK!!"

Suara keras itu mengalihkan perhatian Rezky, ia menyipitkan matanya untuk melihat pada dua orang siswi yang sedang berdiri dengan muka garang di hadapan beberpaa murid.

Name tag gadis yang tadi berteriak bertuliskan nama Ariska Febri.
Dahi nya berkerut, ia merasa tidak asing dengan nama itu.

Ia pernah memiliki teman satu TK dulu bernama yang sama. Rezky kembali menyipitkan matanya agar bisa mengingat - ngingat teman kecil nya dulu.

Kemudian tersenyum kecil, ia menggeleng - geleng kepala kemudian.

Seorang siswi lain yang bersama Ariska tiba - tiba menoleh padanya. Membuat Rezky juga ikut bertubrukkan dengan mata cewek cantik itu.

Gadis itu menatap nya lama, dengan tanpa ekspresi apapun. Rezky mengernyit heran, gadis itu benar - benar menatap nya dengan datar. Tidak menunjukkan ekspresi apapun.

Rezky melihat gadis yang bertatapan dengan nya berbicara sesuatu pada Ariska. Dan kemudian ia pergi setelah Ariska mengangguk. Rezky masih mengikuti kepergian gadis itu.
Bahkan sampai harus memutar badannya mengikuti kepergian gadis itu yang keluar dari lapangan.

***

"Gue biasa ya " ucap Kyla, pada Cinhap.

Ia duduk di meja kantin paling pojok, dan menghadap langsung pada lapangan sekolah yang luas. Dari situ ia melihat semua kegiatan yang ada di lapangan.
Hingga matanya jatuh pada Rezky yang juga sedang memperhatikan kegiatan di lapangan.

"Btw, La. Loe belum jawab pertanyaan kita tadi. Loe kenal sama yang namanya Rezky itu ?" Tanya Jinan, yang duduk di hadapan nya.

Kyla menoleh pada Jinan, kemudian ia mengangguk dengan acuh.

"Dia Rezky. Abang sepupu gue"

"Abang sepupu ? Yang sering loe ceritain itu , ? Yang buta ?" Tanggap Jinan bertubi.

We ( Rezky )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang