3.4K 439 19
                                    

flashback




Kini jam menunjuk pukul 10 malam, Minhee duduk terdiam menatap kosong kearah tv yang tidak menyala. Banyak hal yang tersimpan dalam pikiran nya dan seharusnya ia tidak menunggu Yunseong pulang karena Minhee masih merasa kesal dengan lelaki Hwang itu akibat pertengkaran mereka tadi pagi.


“Kamu kebiasaan ga nutup digital lock.” Minhee tergelonjak kaget mendengar suara berat itu, pakaian sang suami tampak basah. Namun, Minhee berusaha untuk tidak peduli dan berjalan lurus kearah kamar.


Lengan nya ditahan, “hei, aku ngomong sama kamu, dijawab dong.”


“Iya! Lain kali aku tutup digital lock nya.” balas Minhee datar, ia kembali melangkah dan Yunseong juga kembali menarik jemarinya. “apa lagi kak?”


“Kamu masih marah soal tadi pagi? Sayang, aku udah minta maaf sama kamu.” jelas Yunseong selagi mengusap punggung tangan istrinya, “sumpah! aku cuma bantuin Nako, smart lock unit nya error dan kebetulan tadi pagi nggak ada orang selain aku yang lagi diluar unit.”


Tentang kejadian pagi tadi, Nako, tetangga sebelah kanan unit mereka mengalami sedikit masalah dan entah kapan Minhee melihat keduanya, singkat cerita kesalahpahaman ini terjadi.


“Apa aku harus bersikap biasa aja gitu, saat suami aku tatap-tatapan sama cewe lain, hm?” ucap Minhee, “kenapa harus kamu? Kenapa bukan orang lain aja yang nolongin dia? Kenapa kamu gabisa berlagak pura-pura gatau aja saat itu?”


Yunseong memijit pelipisnya, ia kehabisan kata-kata untuk menjawab bertubi-tubi pertanyaan Minhee beri. “sayang, aku enggak tatap-tatapan sama Nako, yang kamu liat itu ga seperti kejadian sebenarnya. Aku minta maaf sekali lagi sama kamu. Maafin aku, ya?” Dan Minhee hanya mendengarnya tanpa berniat menjawab.


Ia membuka papper bag yang dibawanya, “Ini, nih liat. Aku bawa tiramisu kesukaan kamu.” selagi membuka kotak berisi tiramisu tersebut.


“Kamu makan aja sendiri.” Semakin hari Minhee semakin sensitif dan mudah tersinggung, Yunseong dapat melihat jika lelaki manis itu sedang terbakar api cemburu.


“Kok sendiri? Sayang, jangan gitu dong. Kita makan sama-sama.” Minhee memutar matanya malas, ia pergi masuk kedalam kamar dan mengunci diri.


“Minhee, jangan gini.” ucap Yunseong selagi mengetuk pintu kamar mereka, “iyaiya, aku ngaku salah tapi jangan giniin aku dong. Lagipula Nako itu tetangga kita, apa salahnya aku bantu dia?”


“Kak, jangan berisik. Aku capek mau tidur.” balas Minhee.


“Masa aku tidur diluar? Sayang, aku habis kehujanan kalo aku sakit gimana?” lagi-lagi, Yunseong mengetuk kuat pintu dihadapan nya.


Dengan ketus Minhee menjawab, “tinggal keramas, apa susahnya sih?”


Tidak ada lagi suara bising lagi yang dibuat Yunseong setelah itu. Nampaknya sampai disitu saja perjuangan Yunseong untuk membujuk dirinya, pikir Minhee. Ia beberapa kali mengubah posisi tidurnya agar terasa nyaman dan termenung lama sekali, “kak Yunseong keramas nggak ya? Nanti beneran sakit lagi.”


Akal sehatnya telah kembali, lalu Minhee bangkit tidurnya, memutar kunci dan sedikit mengintip disela pintu kamar. Sunyi, ia pun keluar kamar dan menemukan suaminya tengah tidur meringkuk seperti anak kecil diatas sofa dengan handuk lembab sebagai bantalan kepala. Sepertinya Yunseong mengenakan pakaian yang Minhee telah lipat namun belum sempat disusun nya kedalam lemari.


Matanya menatap kotak berisi tiramisu yang terletak diatas meja, “sampe segini nya dia minta maaf,” senyuman terukir pada sudut bibirnya. Tanpa disadari, Yunseong terbangun sambil mengusap matanya, lelaki itu panik saat melihat Minhee.


“Kok ada kamu sih?” ucap Yunseong, ia terduduk dihadapan Minhee. “kamu belum tidur? Kalo kurang tidur nanti kamu sakit lho.” rasa bersalah seketika terbesit dalam benak Minhee karena Yunseong mengkhawatirkan dirinya.


“Kak~” panggil Minhee lalu memeluk pinggang suaminya erat, “seharusnya aku enggak se-posesif itu disaat kakak udah minta maaf berkali-kali, harusnya aku lebih percaya sama kakak.” surai blonde nya diusap pelan, “aku minta maaf.”


“Iya, aku juga minta maaf.” jawab Yunseong, “harusnya aku jaga diri biar kamu enggak cemburuan lagi.” candanya, “kalo kamu cemburu berarti kamu beneran sayang sama aku.”


Wajah Minhee memerah, “iyalah. kan kakak pacar pertama dan sekarang berakhir jadi suami aku, hehe.” Lelaki itu sibuk memandangi wajah cantik Minhee dengan jarak yang sangat dekat, dikecupan nya singkat bibir cherry itu, berulang kali.


“Kak, gelihh!” Minhee mencubit paksa pipi kanan Yunseong, “ayo tidur.” rengeknya.


“Cium dulu dong!” perintah Yunseong dan Minhee mencium rahang tegasnya, “disini sayang.” ia menunjuk bibirnya.


“Syaratnya gendong dulu ke kamar, baru aku cium.” Dengan sigap, lelaki Hwang itu mengangkat tubuh nya yang cukup ringan melangkah cepat masuk kedalam kamar. “eh, tiramisu nya lupa masukin kulkas.”


“Aku males keluar kamar lagi,” jawab Yunseong selagi menutup pintu kamar menggunakan kakinya, “kalo sekotak itu disemutin, nanti aku beliin yang baru. Kalo pun kamu nyuruh aku beli sama toko nya juga pasti aku jabanin.”


“Dih, sombong.” Minhee meneguk salivanya, gugup, Yunseong mengukung tubuh nya setelah dibanting keatas kasur.


“Mana janji nya tadi?” ucap Yunseong. Tatapan mata lelaki itu seakan menyihir dan mendorongnya untuk memulai terlebih dahulu. Kedua sisi wajah Yunseong diraihnya agar mendekat, kepala Minhee mendongak dan bibir mereka menyatu.


Awalnya hanya kecupan tanpa adanya pergerakan saat Minhee akan melepasnya, Yunseong membalas ciuman itu dengan terus menahan tengkuknya dan kecupan singkat berubah menjadi lumatan kecil yang menginginkan lebih.


Ciumannya mulai turun ke rahang dan leher sang istri, meninggalkan beberapa tanda merah disana lalu kembali meraup bibir Minhee.


Jemari Yunseong masuk kedalam piyama Minhee, perlahan mengusap punggung serta perutnya. “Eunghh..” desahan Minhee lolos disela ciuman mereka karena Yunseong menekan bagian sensitif pada dada nya.


Minhee menahan gerakan lelaki itu yang hendak membuka pakaian bagian atas tubuhnya, “kak, aku malu.” ia memberanikan diri untuk menatap Yunseong dengan sendu.


“Rileks, aku janji galama dan kamu masih bisa jalan normal besok.” bisik Yunseong.


______________________________________________________



















HUWA HUWA HUWA
SIAPA YANG KANGEN?
HUEHEHEHEHEHE

seperti yang kalian tau, kalo book ini udah end sebenernya. tapi aku gamau bikin hwangmini karam di dunia oren, jadi aku bakal update book ini walau sedikit lambat nantinya. yang tetep mau baca yah baca, yang gamau bisa skip. thank u💙

[✓] BEIB | HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang