Bab 27

2K 244 16
                                    


Ali melepaskan kecupannya pada bibir Prilly setelah mendengar lenguhan pelan dari gadis itu. Ali hanya melepaskan tanpa berniat menjauhkan dirinya hingga dahi mereka saling menempel.

Ali tersenyum kecil disela deru nafasnya dan Prilly keduannya sama-sama menekan dahi masing-masing. Prilly meresapi setiap jengkal bibir Ali yang seolah masih tertinggal di bibirnya.

Membayangkan kecupan yang di berikan Ali beberapa menit yang lalu sontak membuat wajah Prilly memerah sempurna. Menggigit bibirnya pelan Prilly nyaris menundukkan kepalanya namun suara Ali terlebih dahulu terdengar.

"Aku nggak akan minta maaf dengan apa yang sudah aku lakukan tadi. Aku tidak menyesal telah mengambil ciuman pertama kamu. Benarkan yang tadi itu adalah yang pertama untuk kamu?"Ujar Ali sambil membuka matanya secara perlahan.

Wajah Prilly semakin memerah bahkan rona merah itu sudah menjalar ke telinganya. "Hm." Prilly berdehem pelan untuk menjawab pertanyaan Ali tadi.

"Syukurlah."Terdengar helaan nafas lega Ali berikut dengan wajahnya yang ikut menjauh.

Prilly membuka matanya menatap Ali bingung sedangkan Ali menaikkan sebelah alisnya. "Ada apa dengan wajah bingung itu?"Tanya Ali sambil bersidekap.

Prilly gelagapan ia mencoba bergerak menjauh namun denyutan sakit di lututnya membuat Prilly mengurungkan niatnya. "Kamu nggak berfikir kalau yang tadi itu cuma ciuman pertama kamu kan?"

Prilly mendongak menatap Ali, dengan gaya dibuat sesinis mungkin Ali berdecih pura-pura kesal. "Kau melecehkan harga diriku sebagai pria sejati. Tadi itu bukan cuma aku yang merampas ciuman pertama kamu tapi kamu juga sudah merampok ciuman pertama aku."cerocos Ali dengan wajah sengak seperti biasa.

Bukan sakit hati seperti biasa setiap kali mendapat perlakuan sinis Ali kali ini perasaan Prilly justru berbunga ketika mendapati pria di hadapannya ini sedang bercanda dengannya.

"Jangan tertawa! Kamu fikir aku bercanda? Tidak. Aku serius marah karena kamu merampas ciuman pertamaku."sambung Ali kali ini suaranya terdengar begitu keras.

Prilly terlonjak kaget mengerjap pelan dia sama sekali tidak menyangka dengan perubahan sikap Ali dalam hitungan detik seperti ini. "Te..terus kamu mau apa? Tadikan kamu duluan yang nyosorin aku."Prilly mencoba melawan Ali.

Ali menatap Prilly tajam, "Nyosor kamu bilang? Sadarlah Nak. Tadi kamu duluan yang memejamkan mata dan aku mengartikannya sebagai undangan terbuka untuk menciummu."jawab Ali santai.

"Mesum!!"Umpat Prilly namun wajahnya kembali memerah.

"Mesum apanya sih Nak? Kita sudah dewasa dan satu lagi aku benar-benar meminta ganti rugi atas pelecehan kamu tadi. Tanpa penolakan balikin ciuman pertama aku!"Ali menengadahkan sebelah tangannya pada Prilly.

Mulut Prilly terbuka lebar saat melihat sikap kekanakan Ali saat ini. Ck. Bagaimana caranya coba balikin ciuman ada-ada saja memang pria ini.

"Cepatan!"Desak Ali tidak sabar.

Prilly mulai gelisah, jujur saja ia tidak ingin perihal ciuman ini Ali kembali bersikap ketus padanya, ia lebih senang melihat Ali seperti ini. Tapi bagaimana caranya ia mengembalikan ciuman pertama Ali?

"Kenapa? Kamu nggak berniat balikin ciuman pertama aku ya?"Ali sengaja menyipitkan matanya seperti biasa hingga membuat Prilly semakin kelimpungan.

Ali nyaris tersedak tawa ketika melihat wajah bingung Prilly yang terlihat begitu menggemaskan di matanya. "Cepatan Prilly aku nggak bisa nunggu lama lagi. Balikin cepat!"

"A..aku nggak tau cara balikinnya Ali."cicit Prilly sambil menundukkan wajahnya.

Ali menyeringai kecil berdehem pelan ia kembali bersuara sambil menggeser posisi tubuhnya semakin mendekati Prilly yang masih menunduk.

Mengejar BadaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang