👑daseot👑

2.4K 330 129
                                    











"Leovi Jenoverdant!" panggil sang pelatih Taekwondo pada muridnya yang duduk di barisan paling depan ini.

"Iya, saya pak!" jawab Jeno sambil mengangkat tangannya.

Pelatih tersebut mengangguk. "Kemampuan menendang kamu semakin bagus. Tingkatkan terus."

Jeno tersenyum puas, menampilkan lengkungan indah di matanya. "Terima kasih pak."

Jam latihan Taekwondo telah usai. Jeno mengambil tas dan menentangnya. Hari ini ia tak ada jemputan ataupun membawa kendaraan. Ia sengaja berjalan kaki karna hendak menonton pertandingan Futsal pagi ini.

Saat sedang berjalan santai. Jeno melihat seseorang yang amat dia kenal. Dia alvaro, si tukang Rentenir. Ya, itulah sebutan alvaro di kalangan sekolahnya. Karena hobinya yang meminjamkan uang dan menagihnya dengan bunga yang begitu besar. Jeno pun pernah tertipu olehnya. Waktu itu jeno sedang kesulitan mencari uang untuk mendaftar menjadi peserta Taewondo. Kemudian Alvaro datang dengan sejumlah uang dan meminjamkan uangnya. Namun, baru dua hari Jeno meminjam uang. Alvaro bersama antek-anteknya sudah menagihnya---bak menagih sesorang yang memiliki hutang bermilyaran.

Jeno berdecak kesal jika mengingat saat saat dia babak belur karna waktu itu dia belum bisa Taekwondo.

Jeno melangkahkan kakinya dengan cepat, menghampiri lima orang tidak berperi kemanusiaan itu. Dari jauh Jeno dapat melihat wajah ketakutan pemuda yang hendak di tonjok Alvaro itu. Dengan secepat kilat, Jeno berlari kemudian menendang Alvaro hingga tersungkur.

Bugh!










"Lo gak papa?"

"Saya gak papa."

Alvaro bangkit.

"Hey! Kalian berempat ngapain cuma diem doang ngeliat gua ditendang ha!!? Dasar gak berguna! Buruan hajar dia!"

Keempat teman Alvaro itu mengepung Jisung dan Jeno.

"Lu bisa berantem?" tanya Jeno.

"Saya gak bisa berantem."

Jeno jadi kawatir. Ia merentangkan tangannya.

"Hajar mereka sebisa lo!"

Setelah itu perkelahian di mulai.

Bugh!

Hiyak!

Bugh!



Bugh!

Jeno melihat Jisung jatuh tersungkur. Ia menatap Alvaro dengan marah. "Belum tobat juga ya lu!"

"Kenapa? Mentang mentang lu udah jago bela diri, mau jadi sok pahlawan! Ha?!"

"Banyak omong!" tanpa basa nasi, Jeno menendang muka Alvaro dengan jurus Taekwondonya.

Bugh!

























Jaeziel Minarandra



Name tag yang masih terpampang di baju seragam coklatnya. Ya, dia baru pulang dari warung mbak Rini atau yang biasa di panggil Mbak Riney. Adik tiri dari ibunya. Sewajarnya sih dia harusnya manggil bibi. Cuma ya namanya juga Jae. Bandel, tengil, jail, genit, suka berantem, dan masih banyak lagi orang memanggilnya.

Tidak pulang kerumah sudah menjadi kebiasaannya.

Hari ini dia memutuskan untuk pergi. Bukan pengen pulang, tapi pengen nonton futsal.  Dia jalan sambil ngucek-ngucek mukanya yang kucel khas orang abis bangun tidur. Saat sedang berjalan sambil ngucek ngucek muka. Kakinya terhenti saat melihat cowok ganteng yang dibilang mbak riney tadi tersungkur di jalan. Ia menghampirinya dan berjongkok. Kepalanya mendongak melihat perkelahian antara Alvaro dan Jeno. Dua musuh bebuyutannya.

The Little Prince (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang