Satu

10.1K 507 90
                                    

Langkah anggunnya membelah keramaian AEON Laketown, salah satu mall di Jepang, penampilan berkilau wanita itu menunjukkan status sosialnya. Tatapannya tajam dan memikat. Senyumnya memabukkan, membingkai indah wajah ayunya. Rambut merah muda sebahunya tergerai dan bergerak mengikuti langkahnya, beruntung pada dress selutut yang memarkan jenjang kakinya dalam balutan wedges, tas bermerk Chanel itu bergelantung dengan anggun di tangan kirinya.

Jejak langkahnya membawa pada salah satu gedung yang berada di AEON Liketown, memasuki gedung dengan simbol mata sapi hijau, the lake town. Manik emerald itu menjelajah dari pelataran toko yang menjajakan barang mewah dan terbaru. Hingga salah satu toko menarik perhatiannya.

"Samara, Uchiha Samara."

Suara yang tenang dan dalam itu menyapanya membuat emerald itu beralih, memusatkan atensinya pada sosok bermata jade yang menyeringai seksi ke arahnya.

"Ah, Sabaku-san." senyum memikatnya tersungging, menambah pesona indah yang menjerat siapapun  anak Adam yang menatapnya.

"Aku lebih tersanjung jika kau hanya memanggilku, Gaara." bisiknya dalam. Sarat akan ketertarikan yang tertangkap sang pemilik emerald.

Samara mendesah sensual, menunjukkan ketertarikan yang sama besarnya. Mencoba kembali menundukkan sang pejantan di bawah jerat memukaunya. Dan dia berhasil.

Sabaku Gaara, seorang pebisnis muda dari tanah Suna, ketenaran namanya membawa pria 30 tahun itu menduduki posisi ke lima sebagai orang paling kaya dan sukses versi majalah Vorbes, dan menduduki posisi ke dua di Jepang. Status yang lebih tinggi satu tingkat dari suaminya, Uchiha Sasuke yang menjadikan Uchiha Group dan Uchiha Corpt menjadi salah satu jajaran penghuni kelas atas dunia.

Dan mampu mengangkat status sosialnya.

"Sendirian?"

"Hm, suamiku. Dia terlalu sibuk dengan perusahaan cabang di Moscow. " Samara menggendik acuh. "Dan aku akan membiarkannya membayar jalang di sana untuk menggantikanku, yang mana dia tidak akan melakukannya." Samara menyesap lattenya dalam. Menikmati setiap rasa yang tertangkap pengecapnya.

Gaara, menekuk bibirnya ke bawah, menyetujui perkataan wanita luar biasa indah di hadapannya kini.

"Dan dia mengabaikan berlian cantik ini sekarang." jeda sesaat, jade itu kembali terpikat akan jerat sang emerald. "Sangat disayangkan." desahnya seksi, yang mampu membangkitkan hasrat panas setiap wanita yang mendengarnya.

Samara tertawa kecil, menopang wajah cantiknya dengan telapak tangan, menilik pahatan sempurna yang kini mencoba mengikatnya. Dan dia menyukainya. Permainan panas yang menantang, yang sering dilakukannya. Dengan tak melepaskan pandangan dari target utama, Samara menggigit bibir bawahnya sensual.

"Apa, kau."

"Aku bersedia." 

Dan tak memerlukan waktu yang lama bagi seorang Gaara untuk berfikir, menarik jerat tak kasat mata yang mengikatnya. Memiliki wanita yang menggetarkan jiwanya sejak pertemuan bisnis di Berlin. Yang membuatnya bertekuk lutut di hari saat ia melihatnya, Uchiha Samara.

***

"Sakura, bye." gadis bercepol itu melambaikan tangannya menjauh, shift malamnya telah berakhir, dan Sakura kini akan mengawali hari dengan rutinitasnya. Bekerja sebagai seorang room service di salah satu hotel di Tokyo. Dan dia bersyukur, setidaknya, di tengah himpitan sosial yang melanda keluarganya, Sakura bisa bekerja dan menyambung hidup serta mencukupi biaya pengobatan ibunya yang mahal.

Ia sudah mengikat rapi rambut sebahunya. Berjalan menyapa sesama rekan kerjanya, dan mulai melakukan kewajibannya. Kamar nomor 1978 itu menjadi tempat pertamanya memulai kewajiban. Dan dia tak sabar untuk segera bekerja, dan mengakhiri hari dengan senyum penuh syukur.

TWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang