Ch. 14 - Cerita Tua Tentang Aku & Kamu

149 8 0
                                    

TAHUN 1998

"Audrianne Utami!" seru seorang wanita dari tempat duduknya sambil melihat sekeliling ruangan, seperti sedang menunggu sesuatu.

"Iya Bu!" balas Anne dengan suara yang tak kalah keras sambil mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi kepada wali kelasnya yang baru.

Melihat itu, wali kelasnya segera memberi tanda centang pada buku absensi kelas yang ia pegang. Selanjutnya, ia kembali menyebut satu persatu nama murid-murid yang ada di dalam kelasnya.

Hanya butuh sepuluh menit saja untuk sang wali kelas mengabsen seluruh muridnya yang berjumlah dua puluh tujuh anak itu lalu ia pun beranjak dari tempat duduknya, mengambil kapur yang masih utuh dari dalam kotak lalu menuliskan namanya dengan huruf bersambung di atas papan tulis berwarna hitam.

"Selamat pagi anak-anak," serunya sambil tersenyum di depan ruang kelas.

"Selamat pagi Ibu Nova," balas anak-anak dengan serentak sembari menyebutkan nama wali kelas mereka yang tertulis dengan besar dan jelas di papan tulis.

"Saya, Ibu Nova, akan menjadi wali kelas kalian, kelas 5B. Saya juga akan mengajar pelajaran Matematika untuk seluruh anak-anak kelas 5 dan 6."

"Karena hari ini adalah hari pertama, maka Ibu ingin berkenalan dengan kalian satu-persatu mulai dari kamu," ucap Ibu Nova sambil menunjuk meja yang terletak di sebelah ujung kiri ruangan. "Coba sebutkan nama lengkap kamu, nama panggilan kamu, alamat dan juga hobi kamu."

"Nama saya Audrianne Utami biasa dipanggil dengan Anne. . ." ucap Anne kecil sambil berdiri dengan tegap dan berkata-kata dengan jelas sambil menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh Ibu Nova, wali kelasnya itu.

Itu memang bukan hari pertama dimana Anne kecil akan bertemu dengan Yoga kecil dan tentunya mereka tidaklah berada di kelas yang sama karena usia mereka yang berbeda tiga tahun maka di hari pertama masuk sekolah, Yoga memasuki kelas dua.

Berbeda dengan Anne yang telah menjadi siswi tetap sejak Taman Kanak-Kanak sekolah tersebut, Yoga adalah salah satu murid baru di sekolah itu, ditambah pula ia tidak memiliki seseorang yang ia kenal di tempat itu.

Saat ia memperkenalkan dirinya di hadapan seluruh murid, ada sedikit kegugupan yang menyerangnya tetapi itu tidaklah menjadi masalah baginya. Yang menjadi masalah adalah bahwa dirinya merupakan salah satu anak yang sulit untuk mencari teman baru di lingkungan yang baru seperti sekarang ini.

Selama jam sekolah, ia terlihat lebih diam dan jarang berbicara dengan teman-teman kelasnya. Saat jam istirahat tiba, ia selalu memakan bekalnya sendirian di kantin sekolah lalu ia akan bermain sendirian dengan mainan mobilnya.

Jika bel menandakan usainya jam pelajaran, maka ia tidak akan berlama-lama untuk bermain terlebih dahulu dengan teman-teman sepantarannya. Ia lebih suka berdiri di dekat pintu gerbang sekolah dan menunggu ibunya untuk menjemput dirinya.

Kurang lebih seperti itulah rutinitas sehari-hari Yoga yang memang berbanding terbalik dengan Anne hingga pada suatu hari, tiba-tiba saja Anne memutuskan untuk menghabiskan makan siangnya lebih cepat dibandingkan teman-teman yang lainnya.

"Anne mau kemana?" tanya salah seorang temannya.

"Main!" seru Anne yang sudah beranjak dari kursi kantin dan berlari kecil menuju pinggir lapangan sekolah yang rindang karena pohon-pohon besar yang tertanam di sepanjang pinggir lapangan.

Kedua kaki kecilnya terhenti pada salah satu bangku taman yang ada di situ lalu Anne pun duduk dengan kedua matanya yang mengekor pada seorang anak laki-laki yang sedang bermain sendirian. Wajah kecilnya menunjukkan ekspresi penasaran. Jarak antara mereka berdua hanya terpisah oleh satu bangku taman saja.

[FIN] Passing ByTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang