SABTU, 07 OKTOBER 2017 – YOGA PUTRA WICAKSANA
"Besok hari Senin aku akan pergi ke Singapore karena harus menghadiri beberapa meeting penting di sana," ucap Yoga di suatu malam saat dirinya dan Anne sedang menonton televisi bersama. Suara tawa yang ramai terdengar dari dalam televisi mengisi keheningan sementara di antara mereka berdua.
Sejak perbincangan antara mereka berdua di kantor, hubungan mereka kembali merenggang. Yoga tidak terlalu banyak mengusik Anne dengan menambah kesibukan lebih untuk dirinya. Ia masih banyak menghabiskan waktunya di luar daripada di dalam rumah sehingga mereka berdua sendiri juga jarang sekali bertemu satu sama lain. Mungkin hanya di saat Anne mengantarkan bekal untuk Yoga, itupun jika suaminya sedang berada di dalam ruangannya.
"Oke," jawab Anne beberapa detik kemudian. Wajahnya menatap lurus televisi dan tak tertarik untuk melirik apalagi menatap Yoga. Mereka berdua kembali terdiam.
"Dengan siapa saja?" Wanita itu kembali mengangkat suaranya setelah bergeming.
"Dengan Kim."
"Oke."
"Kapan kau akan kembali?"
"Akhir pekan minggu depan."
"Oke," jawabnya lagi masih dengan nada yang terdengar tak acuh.
"Apa kau tidak keberatan?" Kali ini Yoga yang bertanya dengan sedikit perasaan cemas.
"Tentu saja. Kenapa tidak?"
"Oke."
"Bekerjalah dengan baik dan jangan lupa bersenang-senang." Kalimat yang terlontar dari Anne sontak membuat Yoga menolehkan wajahnya menatap wanita itu. Meskipun istrinya mengharapkan yang terbaik untuk dirinya tetapi hatinya terasa kesal. Ia dapat menangkap dengan jelas maksud dari kata 'bersenang-senang' itu. Tentu saja yang Anne maksud ialah untuk menghabiskan waktu bersama dengan Kim.
"Apa kau mau ikut bersamaku?" tawar Yoga dengan harapan Anne mau menerima ajakannya.
"Lalu menginap di kamar hotel, makan dan bepergian seorang diri selama satu minggu? Tidak terimakasih."
"Tentu saja aku akan menemanimu."
"Dan aku akan menjadi nyamuk di antara kalian berdua? Tetap tidak, terimakasih banyak."
"Aku akan berusaha menyediakan waktu hanya untuk kita berdua saja," ucap Yoga dengan nada yang terdengar sedikit memohon tetapi Anne tetap diam tanpa memberikan suara. "Aku tetap akan membuka tawaranku hingga Minggu malam."
"Dan aku tetap tidak akan mengubah jawabanku hingga Minggu malam," jawabnya dengan sedikit ketus sambil menaruh remote televisi dengan kasar di atas meja lalu Anne pergi mengurung dirinya di dalam kamar.
Rasanya kesal sekali di saat aku mencoba untuk mendekati dirinya satu langkah, ia malah menolakku dan mundur dua langkah lebih jauh. Padahal aku sangat berharap agar dirinya mau ikut bersamaku.
Hari Senin telah tiba. Pagi-pagi sekali Yoga sudah bangun dan pergi menuju bandara tanpa sempat berpamitan dengan Anne padahal biasanya pagi-pagi sekali wanita itu sudah mulai menyibukkan dirinya di dapur tetapi tidak untuk kali ini. Dengan perasaan yang sedih ia pun memulai harinya.
Seorang supir dari perusahaan yang datang bersama dengan Kim telah menunggunya di lobby apartemen. Wanita itu memberikan senyum lalu menyapa Yoga tetapi pria itu hanya menjawab seadanya dan segera masuk ke dalam mobil.
Selama perjalanan pun, baik di dalam mobil maupun di dalam pesawat, Yoga tidak banyak berbicara. Ia lebih banyak memejamkan matanya dan berpura-pura untuk tidur. Sesampainya di Singapore, seorang staff dari rekan perusahaannya segera menyambut mereka berdua dengan kedua tangan yang terbuka lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FIN] Passing By
Romantizm[FIN] Menikah? Hidup bersama dengannya? Kenal dirinya saja tidak. . . Tapi untung saja ada 'Perjanjian Pernikahan' yang mengikat kami berdua selama tiga tahun. Cukup bertahan untuk menjaga perasaan selama tiga tahun, pasti mudah kan? ...