empatpuluhlima

3K 120 18
                                    

Kita adalah dua orang yang tak mau saling mengalah, mempertahankan ego masing-masing, mempertahankan gengsi satu sama lain. Sampai akhirnya kita lupa untuk mempertahankan perasaan

***

Zidan membuka matanya perlahan merasa pusing dan mual, pemuda itu tersenyum tipis melihat seorang gadis yang menatapnya tajam sambil melipat kedua tangannya. Gadis ini masih sama, selalu membuat zidan bahagia melihatnya.

"apa senyum?" tanya vensa ketus

"ko kamu gak sekolah?" tanya zidan sambil mencoba duduk

"gara-gara elo!" jawab vensa sambil mendelik

"khawatir ya sama aku?" goda zidan sambil menaikan alisnya

"ge-er banget sih" ucap vensa lalu mengambil gelas yang berisi air putih "minum dulu, biar sadar" vensa menyodorkan gelas itu kearah zidan

Zidan dengan senang hati meminum nya sampai habis, lalu meletakannya kembali di meja samping tempat tidurnya

"gue udah sadar ko. Tinggal lo aja yang sadar" kata zidan sambil menatap vensa penuh arti

"gue mah sadar dari dulu juga. Elo tuh udah gak waras pake mabok segala tambah sengklek kan jadinya" omel vensa yang masih kesal dengan kelakuan zidan tadi malam

"khawatir mah bilang aja geh khawatir" kata zidan yang sedikit kesal dengan gengsi gadis ini

"gue udah buatin bubur buat lo. Jangan lupa dimakan" vensa menunjuk bubur yang sudah tersedia didekat meja zidan

"suapin gue ven, gue masih lemes" pinta zidan dengan wajah memelas nya

"gabisa. Gue harus beresin tugas biologi hari ini" kata vensa sudah merapikan tas kecil nya

"ngerjain tugas dimana sih?" tanya zidan kesal

"di perpustakaan lah" jawab vensa yang kini berusaha menguncir rambut panjang nya "dimakan buburnya. Jangan banyak gaya lagi, bikin repot semua orang aja" pesan vensa sambil menyimpan bubur itu di pangkuan zidan

"gue ngerepotin semua orang ya semalem?" tanya zidan merasa bersalah

"iyalah" kata vensa sambil menganggukan kepalanya, membuat pemuda itu semakin merunduk merasa bersalah "gue duluan yah. Inget jangan bikin khawatir orang lagi" lanjut vensa sambil mengacak pelan rambut pemuda itu lalu segera berlari kecil meninggalkan zidan yang terpatung sendirian

***

vensa berjalan keluar perpustakaan setelah selesai mengerjakan tugas nya, gadis itu membuang nafas lelah saat melihat tali sepatunya lepas lagi. Mau tak mau vensa mengikatkan kembali tali sepatunya sambil mencibir sebal

"gimana tugas nya?" tanya seorang pemuda yang menyodorkan minuman green tea ke arah vensa

Vensa mendongak melihat siapa yang memberinya minuman "kak yogi. Ngapain disini?" tanya vensa mengerutkan kening nya

"gak boleh emang?" tanya yogi sambil tersenyum tipis dan menyodorkan kembali green tea yang belum vensa ambil

Vensa segera mengambil green tea yang yogi berikan "eh makasih" kata vensa sambil tersenyum kaku

kakak kelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang