10. It's Not Good

91 6 0
                                    

Beijing, 5 Mei 2033.

Xiao menggeliat pelan di atas tempat tidurnya. Ia kemudian menyingkapkan selimutnya dan mendapati tubuhnya hanya berbalut pakaian dalam. Baiklah, itu biasa. Pikirnya. Hingga sesaat kemudian wanita itu terperanjat mendapati seorang lelaki tertidur di sampingnya. Lelaki itu pun hanya memakai celana pendek, tubuh bagian atasnya terekspos saat selimutnya tersingkap. Meski kenyataannya lelaki itu telah menikahinya secara sah enam tahun lalu, Xiao tidak terbiasa saat mendapati lelaki itu di ranjang tempat ia tidur sendirian setiap malam.

"Astaga! Apa yang barusan kulakukan!" wanita itu mengusap wajahnya kasar.

Xiao menegakkan tubuhnya. Meski kepalanya masih terasa pengar. Perlahan ia mengingat sedikit yang terjadi sebelum ia tertidur barusan.

Setelah membereskan piring bekas sarapannya...

"Rambutmu sudah mulai panjang. Kau tidak memotongnya?" kata Xiao yang sedang duduk di samping Minghao di sofa ruang keluarganya sembari memain-mainkan rambut lelaki itu.

Minghao menoleh hingga mereka dapat mendengar deru napas satu sama lain.

"Kurasa tidak. Aku masih lebih tampan begini kan?" goda Minghao dengan alis yang dinaik turunkan.

Xiao tertawa. Menahan debaran aneh yang selalu dirasakannya setiap berada terlalu dekat seperti ini. Wanita itu pun lalu berlari menuju kulkasnya. Ia kembali mendekati Minghao setelah mengambil sebuah botol dari dalam kulkas itu. Xiao membuka penutup botol itu, meraih dua buah gelas di meja kecil yang tak jauh dari jangkauannya, dan langsung menuangkan isi botol itu.

"Apa ini?" tanya Minghao saat Xiao menyodorkan satu gelas.

"Aku tahu ini tidak sehat. Tapi sesekali tak apa kan, pak dokter?" kata Xiao, sesaat sebelum meneguk isi gelasnya.

Minghao tampak ragu. Namun akhirnya lelaki itu meneguk minumannya juga.

"Apa ini? Rasanya lumayan. Dari mana ini?" tanya lelaki itu sesaat setelah meneguk gelasnya.

Namun, belum sempat Xiao menjawab, Minghao malah merampas botol minuman itu darinya. Xiao hanya dibuat melongo oleh Minghao yang meneguk langsung minuman itu dari botolnya hingga setengah kosong.

"Hei, aku hanya beli satu saat pergi liburan ke Jepang kemarin," kata Xiao sembari merebut botol itu dari tangan lelakinya.

Minghao yang tampak lemas pasrah saja minumannya diambil. Xiao menaruh kembali minumannya ke kulkas sembari menggerutu. Begitu ia kembali pada Minghao, lelaki itu tersenyum. Kemudian ia memeluk wanita itu erat-erat dari samping.

"Aku lelah. Bolehkah aku bersandar padamu?" bisik Minghao.

Xiao hanya mengangguk cepat. Minghao terus memeluk Xiao dan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher wanita itu. Xiao pun membalas pelukan lelaki itu. Nyaman, itulah yang ada di pikiran Xiao. Yah, sejak awal pernikahan yang dipaksakan itu, Xiao memang mencintai Minghao. Namun Minghao tidak. Meski begitu, perasaan nyaman seperti ini kadang membuat Xiao lupa akan fakta itu dan menikmati semua kepalsuan ini begitu saja.

"Ugh," Xiao mulai mendesah pelan saat lelaki itu tanpa Xiao sadari sudah menindih tubuhnya yang entah sejak kapan sudah terbaring di sofa dan menggigiti perpotongan lehernya yang agak terbuka.

Merasa kurang nyaman dengan posisinya, Xiao pun mendorong paksa Minghao hingga lelaki yang tengah dibawah pengaruh alkohol itu terhuyung. Xiao pun membawa Minghao ke kamarnya. Setelah itu, kalian bisa menebak apa yang terjadi sampai Xiao terbangun hampir tanpa pakaian dengan Minghao yang terbaring di ranjang yang sama.

***

Setelah berhasil mengingat detil kejadian sebelum tertidur, Xiao pun hanya bisa menghembus napas kasar. Sudahlah lupakan, pikirnya. Ia pun segera meraih gaun tidur yang tergantung di sandaran ranjang dan langsung memakainya.

[REMAKE] Second Home [SVT The8 ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang