EXTRA : A Little Brother? Or Sister?

115 5 0
                                    

Beijing, Februari 2031.

Jieqiong's POV.

Pasien sedang sepi. Namun aku merasa sedikit pusing. Bukan sakit kepala sungguhan, tapi aku sedang pusing memikirkan perkataan Jiayu kemarin. Soal permintaannya yang tidak biasa, yang mustahil kukabulkan sendiri meski aku sangat ingin karena aku sangat menyayanginya meski ia bukan anak kandungku.

Kemarin...

"Mama!" panggil Jiayu dengan suara manisnya sembari menarik ujung pakaianku.

"Ya? Jia ingin pudding cokelat lagi? Sebentar ya?" kataku yang masih sibuk di dapur.

"Ish. Bukan! Jia ingin bicara dengan Mama," katanya.

Aku terkekeh lalu berjongkok mensejajarkan pandangan dengan anak yang usianya masih empat tahun itu.

"Bagaimana? Apa yang ingin anak manis mama ini bicarakan? Hmm?"

Jiayu tersenyum dan diam sebentar seperti orang dewasa yang sedang berpikir.

"Kemarin Jia bermain dengan Minwoo di apartemen Paman Kim," katanya memulai ceritanya, FYI Minwoo adalah anak dari Kim Mingyu, sebaya dengan Jiayu.

"Minwoo lucu, Mama. Minwoo bisa bicara dengan bahasa kita, tapi tercampur bahasa korea dan inggris," ceritanya lagi.

Aku menyimak dengan seksama Jiayu yang asik berceloteh tentang teman koreanya itu. Jiayu memang suka sekali bercerita, dan aku senang mendengarkannya seperti ini. Kadang anak ini menggerakkan tangannya untuk memperjelas ceritanya. Hingga tiba saatnya ia berkata...

"Minwoo bilang di Seoul sana dia punya dongsaeng, kembar. Masih bayi dan lucu. Tapi sayang dongsaeng-dongsaengnya itu tidak boleh ikut naik pesawat ke sini. Jia tidak bisa melihatnya deh, hanya fotonya saja."

Aku masih mendengarkan dengan perasaan yang mulai tidak enak. Ada sedikit perasaan takut saat menanti kalimat Jiayu yang selanjutnya.

"Eum... Mama?"

"Ya?"

"Apakah Mama berpikir rumah ini terlalu besar untuk kita tinggali hanya bertiga saja dengan Papa?"

Astaga! Bicaranya sudah seperti orang dewasa saja!

"Ya? Lalu?"

Jiayu menunduk sembari memain-mainkan jemarinya. Ia lalu memulai serangannya, menatapku secara tiba-tiba dengan mata berbinar yang menggemaskan, seperti yang biasa ia lakukan saat menginginkan sesuatu.

"Mama... Jia juga ingin punya adik, satuuu saja. Boleh?"

***

"Sayang? Shiftmu sudah selesai bukan? Ayo kuantar pulang."

Wajah Minghao yang tiba-tiba muncul dari balik pintu seketika membuyarkan lamunanku. Ya ampun, aku terlalu memikirkan Jiayu sampai tak sadar saat jam kerjaku sudah habis!

"Ah ya. Tapi... boleh tidak aku pulang sendiri saja? Aku juga ingin mengunjungi seorang teman sebentar," kataku saat Minghao sudah berdiri tepat di hadapan meja kerjaku.

"Jiayu masih main dengan anaknya Mingyu di rumah Neneknya, aku akan menjemputnya setelah bertemu temanku," lanjutku.

Minghao terdiam sebentar. Lalu tak lama kemudian ia mengangguk.

[REMAKE] Second Home [SVT The8 ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang