2. Flash Back : Happiness

99 9 0
                                    

Beijing, 20 Maret 2023.

Namanya Xu Minghao. Untuk ukuran seorang laki-laki negeri tirai bambu, bisa dikatakan ia sempurna. Secara fisik, tentu saja ia tampan, dengan senyuman manis yang selalu bisa membuat gadis manapun meleleh. Selain itu, ia juga dikenal sebagai seorang yang jenius. Di usianya yang masih dua puluh enam, ia sudah menyelesaikan studi spesialisasi jantungnya dan bekerja di sebuah rumah sakit besar di pusat kota Beijing. Bahkan ia juga memegang saham yang cukup besar di rumah sakit tersebut. Selain tampan, cerdas, dan jelas sangat kaya, Minghao juga dikenal sebagai dokter yang ramah. Selama berjalan menyusuri koridor pun tak henti-hentinya tersenyum dan menyapa siapapun yang dilewatinya.

"Sore suster Song, Krystal!" sapanya pada seorang perawat dan seorang gadis kecil di kursi roda yang didorong sang perawat.

"Ah iya, Dokter, selamat sore!" jawab sang suster.

"Sore paman dokter!" jawab si gadis kecil.

Minghao berlalu dan menyapa beberapa orang lagi. Ia terus berjalan hingga sampai di lobi depan rumah sakit. Nampak seorang wanita berjas putih sama sepertinya tengah duduk di kursi ruang tunggu. Minghao tersenyum semakin lebar tatkala melihat wanita itu melambai ke arahnya. Dialah Zhou Jieqiong, tunangan Minghao. Wanita yang membuat hidup lelaki itu semakin sempurna. Lelaki itu pun berlari kecil menghampirinya.

"Shiftmu sudah selesai?" tanya Jieqiong.

"Ah, iya. Apa kau sudah menunggu lama?" Minghao balik bertanya.

Jieqiong menggeleng. "Aku juga baru selesai."

"Kalau begitu ayo, tunggu apalagi?"

Minghao menggamit tangan Jieqiong dan menariknya untuk segera keluar dari rumah sakit. Namun, baru saja keduanya jalan beberapa langkah, seseorang menepuk punggung mereka, membuat keduanya terperanjat kaget.

"Kak Junhui!"

Tampak seorang lelaki yang juga berjas putih seperti Minghao dan Jieqiong tersenyum jail. Wen Junhui, senior sekaligus teman baik Minghao. Meski usianya beberapa tahun di atas Minghao, terkadang sikapnya begitu kekanak-kanakan. Seperti muncul tiba-tiba, mengagetkan, lalu tersenyum dengan senyum tanpa dosa.

"Mengagetkan saja! Jantungku hampir copot tahu!" Jieqiong memukul lengan Junhui agak keras.

"Aduh! Sakit tahu!"

Minghao yang melihatnya hanya berusaha menahan tawa.

"Ngomong-ngomong kalian mau kemana? Kelihatannya buru-buru sekali?" tanya Junhui setelah Jieqiong berhenti memukulinya.

Minghao dan Jieqiong saling menatap sembari tersenyum. Senyum paling bahagia yang pernah Junhui lihat.

"Ah iya! Seminggu lagi kalian akan menikah ya? Apa kalian akan pergi untuk menyiapkan sesuatu yang berhubungan dengan pernikahan seperti undangan, gaun, dan yang lainnya?" Junhui yang akhirnya mengerti pun menjawab pertanyaannya sendiri.

Minghao mengangguk penuh arti. Junhui yang melihatnya, seperti tertular virus bahagia, kini ia pun ikut tersenyum sumringah. Tangannya bergerak untuk menyentuh kepala Minghao dan mengusapnya.

"Hao kecilku sudah dewasa ya. Ia akan segera menikah. Astaga, waktu berlalu begitu cepat sampai aku tidak menyadarinya," kata Junhui masih sambil mengusap kepala Minghao layaknya anak kecil.

Sekali lagi Minghao tertawa. Lelaki itu sangat bahagia hari ini hingga lebih banyak tertawa dan tersenyum.

"Lalu kapan kau dewasa dan menikah juga?" tanyanya kemudian dengan senyum menggoda pada Junhui.

Junhui pun berlaga seperti seorang yang sedang merajuk.

"Apa-apaan pertanyaan itu. Aku bahkan tidak punya kekasih, tidak ada yang memenuhi kriteriaku di sini," katanya kemudian.

Minghao mendekat, lalu berbisik sembari menunjuk sosok pria yang sangat tinggi yang berdiri tidak jauh dari mereka.

"Kalau di sini tidak ada, carilah ke Korea, minta dokter Kim membawamu ke sana saat ia berlibur ke kampung halamannya," begitu bisik Minghao.

"Hei, sampai kapan kalian akan terus bermain?"

Suara Jieqiong menginterupsi keduanya.

"Ah, iya. Maaf," kata Minghao.

Jieqiong menarik tangan kekasihnya itu menjauh dari sahabatnya.

"Kami pamit duluan ya, kak Junhui. Maaf aku harus membawa pergi bayimu ini sekarang," pamit Jieqiong pada Junhui sebelum akhirnya berlalu.

Junhui tertawa melihat pasangan itu berlalu dengan Jieqiong yang menyeret Minghao keluar dari rumah sakit. Ah, pasangan yang bahagia. Kuharap kalian akan selalu bahagia, adikku.

Beijing, 27 Maret 2023.

Satu minggu pun berlalu. Kini tiba saatnya hari dimana berlangsungnya pernikahan Minghao dan Jieqiong. Keduanya tampak bahagia mengenakan gaun dan tuksedo berwarna senada di atas pelaminan. Bukan hanya keduanya, nampaknya semua yang hadir di situ juga turut bahagia.

"Selamat atas pernikahan kalian," ucap seseorang sembari menyalami Jieqiong dan Minghao.

"Terimakasih dokter Kim," jawab Minghao dan Jieqiong hampir bersamaan.

Orang yang dipanggil dokter Kim itu pun mengangguk ramah. Hingga ekspresinya tiba-tiba berubah saat satu orang lagi datang dan merusak suasana.

"Lalu kapan kau akan menyusul, eh?" tanya perusak suasana itu yang tak lain Junhui, atau orang biasa memanggilnya dokter Wen dalam suasana resmi seperti ini.

"Kau sendiri?" balas dokter Kim tak kalah sengit dengan tatapan tajamnya.

Tak lama, dokter Kim dan Junhui tertawa bersama. Mungkin saling mentertawakan nasib mereka yang merasa tidak kurang tampan tapi belum juga mendapatkan kekasih.

"Aku akan mencari calonku di negaraku sendiri, Korea. Saat waktunya tiba, datanglah kalian, aku akan mengundang kalian kesana."

Selanjutnya, hanya suara tawa yang terdengar. Ah, benar-benar.. kebahagiaan itu menular ya? Namun, akankah bertahan lama, kebahagiaan itu? Tidak adakah sesuatu yang menunggu mereka di waktu yang akan datang?

 kebahagiaan itu menular ya? Namun, akankah bertahan lama, kebahagiaan itu? Tidak adakah sesuatu yang menunggu mereka di waktu yang akan datang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[REMAKE] Second Home [SVT The8 ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang