9. Flash Back : Birth Day

81 4 0
                                    

Hongkong, 12 Mei 2027.

Jieqiong sedang memakaikan dasi Minghao. Sementara Xiao sedang duduk di sofa menatap keduanya yang tampak sangat mesra.

"Sayang, aku berangkat dulu ya? Baik-baiklah di sini."

Setelah berkata begitu Minghao mengecup kening istrinya itu dengan sayang. Xiao masih menatapnya. Entah karena dorongan dari mana Xiao menatapnya tak suka sembari mengelus perutnya yang mulai membesar. Padahal ia juga sadar posisinya yang hanyalah sebagai ibu pinjaman.

"Kali ini berapa lama? Huh, kenapa kau harus bolak-balik Beijing Hongkong sih? Tidak bisakah kau juga mengambil cuti setahun sepertiku?" kata Jieqiong

Minghao tampak berpikir sebentar sebelum menjawab.

"Dua minggu. Oh ayolah, aku harus tetap bekerja untuk menafkahi kalian bertiga," jawab Minghao sembari melirik ke arah Xiao yang memaksakan sebuah senyuman padanya.

Jieqiong hanya mengangguk-angguk.

"Nah, kalau begitu aku pergi dulu ya?"

Setelah berkata begitu, Minghao menggusak rambut panjang Jieqiong dengan gemas dan hendak melangkah keluar. Namun, Jieqiong menahannya.

"Kau melupakan sesuatu," kata Jieqiong.

"Apa?" tanya Minghao polos.

"Kau hanya berpamitan padaku? Tidak padanya, ah tidak, maksudku pada mereka?" tukas Jieqiong sembari menunjuk Xiao dengan dagunya.

Minghao memutar bola matanya malas. Meski begitu ia tetap menurut dan berjalan menghampiri sofa tempat Xiao duduk.

"Xiao, aku pamit ya?" kata Minghao saat tiba di depan Xiao dengan memaksakan sebuah senyum.

Xiao yang tampak salah tingkah hanya mengangguk cepat. Lalu sesaat kemudian Minghao berjongkok di hadapannya dan menatap perut besar Xiao dibalik dressnya sebelum akhirnya menyentuhnya lembut. Membuat wanita yang berstatus sebagai surrogate mother itu semakin salah tingkah.

"Anak papa, papa harus pergi bekerja sekarang. Baik-baiklah di sini. Dan cepatlah keluar, kasihan mama Xiao yang harus membawamu kemana-mana, biarlah Mama Jieqiong dan Papa yang gantian menggendongmu, hmmm?"

Setelah berkata begitu, Minghao bangkit dan segera pergi setelah melambai-lambai di pintu masuk apartemen. Sepeninggal Minghao, kedua istrinya itu hanya sibuk dengan pikirannya masing-masing sembari masih menatap pintu apartemen. Hingga sebuah suara rintihan memecah keheningan.

"Aakh! Perutku..."

Jieqiong yang terkejut segera menghampirinya.

"Xiao! Kau baik-baik saja?!" pekik Jieqiong panik.

"Jieqiong, perutku... Rasanya bayi ini sudah ingin la.. Akh!"

Xiao meringis kesakitan sembari terus memegang perutnya. Sementara Jieqiong juga ikut panik, hingga ia teringat sesuatu.

"Minghao! Sepertinya dia belum jauh. Tunggu disini, aku akan mencarinya sambil mencari bentuan medis secepatnya!"

***

Jieqiong tampak berjalan mondar mandir di depan ruang bersalin di sebuah rumah sakit besar di Hongkong, menunggu Xiao yang sedang berjuang melahirkan anaknya di dalam. Sementara Minghao terlihat lebih tenang, duduk di kursi ruang tunggu sembari menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.

"Jieqiong, tenanglah. Kemari dan duduklah bersamaku," kata Minghao.

"Bagaimana aku bisa tenang? Xiao terlihat sangat kesakitan saat kita membawanya kemari. Bagaimana kalau sesuatu terjadi padanya?"

[REMAKE] Second Home [SVT The8 ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang