11. A Hard Wish

82 6 0
                                    

Beijing, 6 Mei 2033.

Xiao terbangun saat jam masih menunjukkan pukul lima pagi. Biasanya wanita itu baru akan bangun saat matahari menerobos jendela kamarnya. Akan tetapi hari ini seperti berbeda. Satu jam setelah bangun wanita itu sudah mandi, ganti pakaian, lalu sarapan dan siap bekerja.

Bekerja? Ya. Meski Minghao tidak pernah lupa mengiriminya uang yang lebih dari cukup untuk hidupnya, Xiao tetap ingin memiliki sebuah pekerjaan. Dia bukan tipe wanita yang hanya senang berdiam diri dan menghabiskan uang suaminya yang kaya. Lalu apa pekerjaan yang mungkin untuk seorang wanita yang hidupnya disembunyikan? Penulis dan seniman digital freelance. Yap. Ia bekerja di rumah dan hanya mengirimkan hasil pekerjaannya via internet.

Hari ini Xiao akan menggarap sebuah pesanan sampul novel. Ia pun membuka laptopnya dan mulai menyalakannya. Namun, baru saja laptopnya menyala, layar ponselnya juga ikut menyala. Lalu bergetar dan berbunyi. Menampilkan sebuah nama dan ikon telepon berwarna hijau. Minghao yang menelepon, segera saja Xiao mengangkatnya.

"Halo? Ada apa? Mobilmu? Haruskah aku bawa detik ini juga?"berondong Xiao sedetik setelah ponsel itu ia letakkan di telinganya.

"Ya. Tapi selain itu ada hal lain, cepatlah kemari, aku akan kirim nama dan nomor ruang rawat Jieqiong lewat pesan," balas Minghao dari seberang sana.

"Apa?!" teriak Xiao , terkejut.

"Sudahlah kemari saja. Kemarin sudah kubilang kan aku bisa merobek kontrak itu kapan saja!" kata Minghao lagi, suaranya meninggi namun terdengar khawatir.

"Lalu jika orang bertanya aku siapa, aku harus jawab apa? Wanita simpanan dokter Xu?" tanya Xiao dengan polosnya.

"Bodoh. Kau ingin menghancurkanku?! Bilang saja kau adiknya Jieqiong yang baru pulang dari luar negeri atau apa, mudah kan?" kata Minghao lagi dengan nada emosi.

"Baik, aku mengerti. Aku akan kesana sekarang."

Xiao pun menutup kembali laptopnya agak kasar. Apa sih tiba-tiba? Begitu ia membatin. Xiao kemudian menyambar kunci mobil Minghao di meja kerjanya dan bersiap berangkat. Dengan kecepatan setannya, Xiao melaju ke arah rumah sakit. Hingga tiba di tempat parkir rumah sakit, wanita itu segera turun dari mobil dan berlari ke arah gedung rumah sakit. Setelah sempat bertanya pada beberapa petugas, akhirnya Xiao Sampai di depan sebuah ruangan. Namun, bukannya segera masuk, ia hanya berdiri mematung di sana. Tangannya terasa kaku untuk membuka pintunya.

"Bibi, Bibi ini siapa? Kenapa tidak cepat masuk ke kamar mama?"

Xiao yang masih tegang terkejut setengah mati tatkala mendengar suara anak kecil yang berbicara begitu sambil menarik-narik lengan bajunya. Lebih terkejut lagi begitu ia menoleh untuk melihat wajah anak itu. Jiayu, itu Jiayu, anaknya!

Xiao tampak gelagapan sembari mencoba menjawab, "Bibi? Ah, a-aku adik sepupu mamamu."

"Benarkah? Tapi Jia tak pernah melihat bibi sebelumnya," jawab anak itu polos.

"Itu.. I-tu karena.. Aku tinggal di luar negeri. Singapura! Ya, aku tinggal di sana selama ini. Aku tiba-tiba kemari saat dengar kabar kalau Jieqiong, maksudku mamamu sakit," jawab Xiao masih gelagapan. Benar-benar! Pertama kali berbicara dengan anaknya sendiri membuatnya gugup setengah mati.

"Begitu ya?" kata Jiayu sembari mengangguk-angguk.

Xiao akhirnya hanya berdiri mematung di depan pintu ruangan itu. Rasanya sulit dipercaya bisa bertemu sedekat ini dengan anak yang dilahirkannya lima tahun silam.

Hingga pintu terbuka dari dalam membuat Xiao kembali tersadar. Tampak Minghao dengan jas putih dan stetoskop menggantung di lehernya.

"Ah, Xiao ? Kau sudah sampai?" tanya Minghao.

[REMAKE] Second Home [SVT The8 ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang