Chapter 04 #MBPG

25 5 0
                                    

Hargailah setiap karya imajinasi seseorang dengan cara terbaikmu sendiri:))

Happy Reading!😃

✨✨✨

08.15

Bunyi suara deringan ponsel Nick membangunkan Nick dari tidur nya. Nick seidikit melirik hp nya dengan mata sepet nya, ibunya. Nick heran, kenapa ibunya sepagi ini menelfon nya?

Nick meregangkan sedikit badan nya yang sedikit pegal karena tidur sambil duduk. Setelah dirasanya merasa enakan, dia langsung menyambar dan menjawab telfon ibunya yang terus menghantui pagi nya.

"Halo?"

"Kapan kau pulang bocah nakal?! Kau bilang 2 Minggu sekali akan mengunjungi mansion, tapi kenapa sampai 3 Minggu kau belum mengunjungi mom dan dad?" Teriakan nyaring dari ujung sana.

Nick sampai menjauhkan sedikit telfon genggamnya dengan jarak telinganya, bisa-bisa dibuat tuli ia.

Nick menghembuskan nafas kasar sekaligus kesal. Beginilah sifat ibunya, akan menagih apapun jika ada yang ber janji kepada beliau. Nick bingung sendiri menghadapi sikap cerewet ibunya, untung Nick sayang.

"Aku sibuk, mom."

"Pulanglah, son. Disini dad dan mom mu khawatir sekaligus merindukanmu. Apa kau tak kasian? Tinggal berdua di rumah sebesar ini?" Suara di sana agak melembut.

Jujur, Nick sangat merindukan suara kedua orang tuanya dan bisa saja hari ini ia pulang ke Canada dan mengunjungi mansion nya. Namun, ada suatu tanggung jawab yang harus ia selesaikan terlebih dahulu. Sisanya akan ia pikirkan lagi setelahnya.

Tunggu, tanggung jawab? Sepertinya Nick mulai menganggap ini tanggung jawab.

"Aku sedang banyak kerj-"

"Pulanglah, ada yang ingin ibu bicarakan hal penting denganmu." Suara disana berubah ketus dan seperti tak terbantahkan.

"Okeh, tap-""

Tut!

Telfon dimatikan secara sepihak. Nick tau apa yang ingin di bicarakan ibunya. Pasti soal per jodohan nya dengan anak rekan bisnis ayahnya. Nick sudah tau tindak-tanduk ibunya selama itu saat ibunya tau bahwa Nick batal menolak perjodohan yang sebelumnya.

Nick kembali menatap wajah pucat Amesha, masih belum sadar rupanya. Nick menghembuskan nafas lelah, entah keberapa kalinya.

Nick pergi dari ruangan, sebelum tangannya benar-benar memegang handle pintu, Nick berbalik dan menatap Amesha yang pucat lemas.
"Aku pergi dulu, kau akan aman disini. Untuk beberapa hari kedepan, aku tak mengunjungi mu. Cepatlah bangun."

Hening.

Nick seperti berbicara pada tembok setiap kali dirinya mencoba berkomunikasi dengan Amesha, walaupun respon nya masih sama.

Canada, 12.35 Friday.
Nick mansion.

"Akhirnya kau ingat pulang juga, son." Suara bariton yang pertama kali menginterupsi kedatangan Nick di mansion nya yang di Canada.

"Apa yang ingin kau bicarakan mom, dad?"

Lonandro-ayah Nick menatap heran kepada anak nya yang tak seperti biasanya, namun Nandro tetap menyembunyikan nya dengan ekspresi datar.

"Bulan depan, keluarga kita mengadakan pertemuan dengan calon mempelai wanita apa kau lupa?"

Oh, shit! Bahkan saat seperti ini Nick sudah lupa acara pertunangannya dalam sesaat semenjak Amesha hadir di hidupnya walaupun belum lama.

Nick mengusap wajahnya dengan kasar dan terlihat seperti, gusar. Nandro tak mudah untuk dibohongi, ia tau ada yang disembunyikan oleh anak kedua nya ini. Ya, Nick memang mempunyai saudara laki-laki.

Hening cukup lama, namun suara Nandro mampu membuat aliran darah Nick mengalir lebih deras dan rasanya jantung nya ingin meloncat saat itu juga. "Aku tau, pasti sudah ada yang menggantikan posisi calon menantuku di hatimu."

Tidak! Ini tidak boleh terjadi, Nick tau apa akibatnya jika nandro-ayahnya mengetahui tentang Amesha. Nick sadar bahwa Amesha sudah menderita sekarang. Nick hanya tidak ingin Amesha mengalami hal lebih sulit dari sebelum-sebelumnya.

"Tidak ada." Hanya itu kata yang mampu dikeluarkan mulut Nick.

"Bohong!" Sahut ibunya tak terima. Setelah ibunya yang mendengarkan dan mengamati gelagat aneh Nick dari masuk mansion, ibunya langsung angkat bicara dan membenarkan ucapan sang suaminya.

"Apa kau berusaha berbohong kepada ayah mu son?" Tegas namun tetap terkesan datar.

"Sudahlah! Percuma aku menjelaskannya dengan kalian. Sia-sia aku datang jauh-jauh hanya untuk membahas hal receh ini dengan kalian."

Belum sempat Nick berjalan meninggalkan ayah dan ibunya, tiba-tiba...

Pranggg!

Sontak, mereka bertiga langsung menoleh ke arah suara tersebut berasal, dan suara tersebut berasal dari pintu utama mansion. Mereka bertiga - Nick, Nandro, dan Sillya-ibu Nick langsung menuju ke pintu mansion.

Mereka dibuat mematung seketika. Feliciano Stacey-tunangan Nick.

Sillya langsung berlari dan langsung menemui Felicia yang berdiri dengan keadaan gemetar, menangis, dan seperti kelihatan takut.

Sillya memeluk Felicia. "Maafkan Nick, percayalah Nick tak akan meninggalkan mu, sayang."

Felicia melepas pelukannya dengan calon ibu mertuanya dan menjumputi makanan yang dibawanya yang sempat pecah karena bahan wadah nya terbuat dari kaca impor.

Felicia berdiri kembali. Menguatkan nafasnya dan menetralisir perasaan nya.

"Apakah itu benar Nickolas William?"

Nick menghela nafas berat. Jika Felicia sudah menyebut nama lengkap nya berarti lengkap sudah amarahnya.

"Tidak." Entah kenapa hanya jawaban itu lagi yang mampu keluar serasa jawaban yang lain kosong.

Felicia tak percaya akan hal itu. Felicia masih bisa melihat raut gusar dan pancaran mata Nick yang mengisyaratkan felicia bahwa Nick berbohong. Felicia sudah kenal betul bagaimana Nick nya, sahabat karib sekaligus calon suaminya.

Nick mendongak menatap Felicia. Mereka bertatapan hingga Nick membuang muka.

"Jika benar, bawa dia kehadapanku!"
Nick, Nandro, dan Sillya menatap tak percaya Felicia yang wajahnya kembali memerah dan mata indahnya yang sembab karna air mata yang jatuh tak beraturan.

✨✨✨

Jangan lupa tinggalkan jejak ya teman-teman! Maaf kalo di bab ini cuman dikit soalnya bingung mau lanjutin kek gimana lagi:(

But, jangan khawatir. Fa insyallah akan terus ngelanjutin demi buat kalian seneng pas baca.

To Be Continued

Jum'at, 1 November 2019

MY BEAUTY POOR GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang