Daddy [Chapter 13].

7.2K 639 189
                                    


ᴅᴀᴅᴅʏʟᴏᴠᴇ ʏᴏᴜ]
-
-
-
-
-
-
[Happy Reading]


Taehyung terdiam ditepi ranjang, matanya masih menatap fokus kearah Jiyeon yang masih terbaring lemah diatas ranjang. Sudah diperkirakan setengah jam Taehyung berdiam diri disini diiringi dengan Jiyeon yang belum sadarkan diri.

Ingatan Taehyung menerawang. Saat langkah yang ia bawa masuk kerumah pandanganya langsung disuguhkan dengan hal tak terduga.

Luka, lebam, cakaran, kulit membiru, bibir bengkak, semuanya memenuhi tubuh mereka berdua. Ini sungguh diluar nalar, dirinya bertanya-tanya kenapa bisa seperti ini.

Taehyung memejamkan matanya sejenak, dan setelah itu menggenggam tangan Jiyeon erat,sekilas mencium tangan tersebut setelah itu berdiri untuk pergi.

Taehyung menutup pintu, saat berjalan dia melihat ibunya, " Kau menampar Areum, memangnya ada masalah apa tae?..." tanya Dahee.

Taehyung memijit pelipisnya sembari menghembus nafasnya kasar berniat menepis segala emosi yang masih bersarang di dirinya, namun gagal tatkala ingatanya masih berputar dimana mendapati wajah Jiyeon yang hampir meregang nyawa

"Dia mencekik putri ku bu!" balas Taehyung emosi.

" Tapi ada alasanya dibalik tindakan itu Taehyung!" Ucap Dahee, mendengar itu Taehyung menatap tajam Dahee. " Jika pun ada alasanya dia tidak perlu mencekik Jiyeon, putriku bisa mati bu!" balas Taehyung tajam.

Dahee terdiam.

"Kenapa ibu kesini?" tanya Taehyung, memang itu pertanyaan yang ingin ia lontarkan sedari tadi karena merasa aneh melihat ibunya yang datang diwaktu yang salah. " Apa ibu ada campur tangan dari peristiwa ini!?" tanya Taehyung lagi.

Dahee membulatkan matanya, jelas wanita itu protes, "Jangan sembarangan, saat itu Areum menelfon ku, disitu ibu mendengar keributan mangka dari itu aku menuju kesini!"

"Keributan?"

"Ya, disitu aku mendengar Areum berteriak setelah itu sambungan terputus, aku curiga kalau Jiyeon lah yang memulai duluan!"

"Aku kenal Jiyeon dari yang kau tau Bu..." ucap Taehyung, setelah itu melewati ibunya. Bukan sekedar omong kosong, Taehyung memang tau karakter Jiyeon, gadis itu tidak mungkin sejahat itu.[]

-o0o-

Jiyeon membuka mata perlahan. Dia mengedipkan matanya saat pandangannya masih mengabur. Jiyeon masih merasakan nyeri di lehernya akibat insiden kemarin. Ditambah lagi, lama berbaring di tempat tidur membuat Jiyeon sedikit merasa kesulitan untuk bergerak. Tubuhnya seakan terasa berat.

Jiyeon memandang jam dinding di kamarnya. Dan melihat orang diswkitarnya tidak ada, mungkin Taehyung sudah pergi karena Jiyeon tak kunjung bangun.

Jiyeon memaksa kan diri menuju jendela untuk menghirup udara segar. Namun, tak lama dari luar jendela terdengar suara derum mesin mobil dan ban berdecit kasar. Dahinya mengernyit melihat Taehyung yang baru keluar dari mobil, Wajahnya tampak kusut tak karuan.

Spontan saja Jiyeon melesat keluar kamar. Terdengar dentuman keras dari sepatu Taehyung . Jiyeon berdiri di pinggir birai tangga, mengamati wajah kusut Taehyung.

Jiyeon memutar badan saat Taehyung melewatinya menyandarkan pinggul pada birai tangga sembari tatapannya terarah lurus ke depan melihat Taehyung hingga lelaki itu hilang di balik pintu kamar miliknya.

" Ada apa, dad?" tanya Jiyeon. Gadis itu berhasil mengejar Taehyung.

Tidak kunjung menjawab. Taehyung memilih untuk sibuk melepas jas serta dasi kerjanya dan mengambil beberapa barang yang ia rasa diperlukan, seperti orang kesetanan. Kemudian tungkai itu berjalan menuju ke arah Jiyeon yang berdiri di depan kamarnya.

"Ayahku sekarat Ji, sekarang aku harus kerumah sakit"

Jantung Jiyeon terenyuh, orang kedua yang menyayanginya setelah Taehyung sekarang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Tatapan Jiyeon kosong menatap lantai, Napasnya terhela sempurna. Namun tersadar saat Taehyung menepuk pundak gadis itu dan berucap "Kau istirahat lah, badan mu belum sepenuhnya pulih. Aku akan pergi" ucap Taehyung lalu berjalan pergi.

Seiringan lelaki itu pergi, lagi dan lagi dentuman sepatu Taehyung bergema seperti kesetanan. Dan Jiyeon tahu betul apa yang dirasakan Taehyung saat ini.

-o0o-

Jiyeon menghentikan kegiatanya sembari menengadah menghembuskan nafasnya keudara, lalu tersenyum manis melihat masakan yang sudah jadi di atas meja yang hasil buatannya sendiri. Ya,bubur untuk ayahnya Taehyung.

Jiyeon mengendus-ngendus bubur tersebut dan bergumam halus seraya berkata 'perfect'.

Bunyi bel pintu menginterupsi aktifitas Jiyeon, kepalanya memutar setengah derjat untuk melihat kepintu siapa yang datang. Dan berakhir melirik malas.

Wanita yang beradu fisik dengan dia kemaren.

Tak perlu bertanya, Jiyeon rasa dia tau apa tujuan kehadiran Areum disini. Ya! Ayah angkat nya itu kan mengusir wanita itu, Dan mungkin Areum ingin mengambil barangnya yang tertinggal.

Melihat Areum menatap penuh dendam kepada Jiyeon tetapi Jiyeon malah menatap santai dengan penuh kemenangan.

Jiyeon memilih mengabaikan, lalu memanggil salah satu maid nya "Bi, bantu aku untuk mengantongkan bubur itu. Aku akan mandi sebentar" Ucap Jiyeon pelan lalu beranjak pergi.

Setelah Areum mengambil barang miliknya yang tertinggal tak sengaja lewat dan mendengar kalimat itu, walaupun pelan tetapi cukup jelas.

Areum menyeringai, pikiran jahatnya bekerja cepat. Tungkai nya membawa dirinya dimana seorang maid itu tengah melakukan apa yang Jiyeon suruh tadi, tetapi sebelum maid itu benar-benar memasukan kotak yang berisi bubur itu Areum menghentikan tangan maid itu

"Untuk siapa?" Tanya Areum. Dan maid itu menjawab "Untuk ayahnya tuan Taehyung, nyonya" balasanya.

"Kurasa aku mendengar bel pintu berbunyi, cepat cek siapa yang datang" Ucap Areum berbohong mengalihkan maid itu supaya pergi dan ia melanjutkan aksinya.

Setelah maid itu pergi, Areum meng-cek di sekitar nya dan tak ada siapa-siapa, Tangannya segera meraih sesuatu didalam tasnya, melihat benda yang ia pegang dan seraya berbisik " ucapkan selamat tinggal untuk nasib baik mu, Jiyeon" bisiknya kepada benda yang ia pegang dan membuka penutupnya dan menaburkanya kedalam bubur yang Jiyeon buat.

Racun.

Areum beranjak pergi setelah menaruhkan racun dibubur Jiyeon, bak orang tanpa dosa ia pergi meninggalkan seperti membawa piala kemenangan.


-o0o-

TBC
Jangan Lupa tinggalkan jejaknya, komen untuk meramaikan💜
24

Daddy [I Love You]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang