Hari pertama masuk sekolah

168 10 0
                                    

Guru Komputer Itu Adalah Kekasihku
#gurukomputer
#repost
#revisi

Part 1 : Hari Pertama Masuk Sekolah

Namaku Mutiara Cindy Ezar. Teman-temaku terbiasa memanggilku Sindy.
Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah. Ya ... Aku sangat senang dan penasaran bagaimana rasanya menjadi kelas dua di Sekolah Menengah Kejuruan.

Kata orang petualangan masa sekolah dimulai di kelas dua SMA, karena saat masih kelas satu masih terlalu dini untuk melakukan berbagai hal. Sedangkan kelas tiga pastinya akan sangat sibuk menghadapi ujian kelulusan. Jadi kelas dua SMA adalah moment yang paling pas untuk menikmati masa indah sebagai anak sekolah menengah.

Hari ini aku memakai seragam putih abu-abu lengkap dengan dasi, topi dan jas almamater berwarna biru. Ya ... sekolah SMK-ku ini memiliki aturan ketat setiap hari Senin wajib memakai jas almamater untuk upacara bendera merah putih. Aku menggunakan bus untuk berangkat sekolah, letak rumahku jauh dari sekolah. Sekolahku berada di tengah kota, sedangkan rumahku ada di pelosok desa.

Sengaja aku berangkat pukul 05.30 dari rumah agar aku bisa leluasa duduk di kursi penumpang, kalau siang sedikit entahlah mungkin aku hanya akan berdiri dan berdesakan dengan siswa lainnya. Membutuhkan waktu sekitar satu jaman dari rumahku, akhirnya aku tiba tepat di gerbang sekolahku. Sebuah sekolah dengan cat nuansa biru dan putih.

Sebuah sekolah kejuran negeri yang cukup favorit di kotaku. Sekolah yang sangat besa bagiku, jika dibandingkan sekolah yang ada di desaku. Aku cukup bangga bisa masuk ke sekolah ini, tentunya hanya anak yang lulus tes yang bisa masuk, banyak temanku yang tidak beruntung masuk ke sekolah ini.

Sekolah terlihat masih sepi, belum terlalu ramai, aku mencari sosok temanku Nita tetapi belum juga terlihat wujudnya. Suara ketukan sepatu yang beradu dengan lantai keramik terdengar nyaring, hari ini aku berjalan penuh dengan semangat menyusuri lorong depan ruang lab komputer lama yang terletak tidak jauh dari gerbang utama sekolah. Aku juga bersenandung ria sambil mendengarkan lagu kesukaanku Naff, yang sedang hits di radio.

Saat aku sedang berjalan tidak sengaja mataku beradu dengan sepasang sorot mata seorang laki-laki diruang komputer, begitu menyadarinya aku langsung memalingkan pandanganku. Aku pikir aku terlalu malu karena tidak menyadari bahwa suaraku terlalu keras karena keadaan sekolah masih lumayan sepi, laki-laki dengan seragam guru itu tersenyum sekilas kepadaku. Aku mempercepat langkahku menuju kelasku yang terletak di samping lapangan basket.

Perutku membunyikan alarmnya, ia berbunyi memekik seolah berteriak kepada Tuannya untuk mengisinya dengan makanan. Maklum saja aku tidak pernah sarapan di rumah, aku takut Bulikku akan murka jika aku makan terlalu pagi. Akupun berjalan lurus melewati kelasku menuju kantin sekolah yang letaknya di pojok dekat mushola sekolah.

Kanti Mbak Marni, kantin yang menjual berbagai jajanan, minuman, nasi dan lawuknya, lotong dan gorengan, mie ayam, baso dan lain-lain. Sebuah ruangan persegi dengan kursi dan meja kayu berderet rapi. Aku memilih tempat duduk paling pojok, ku sapa siswa lain yang kebetulan sedang sarapan juga. Langsung saja ku pesan teh hangat dan mengambil roti rasa cokelat bungkus.

Saat aku sedang asyik menikmati roti rasa cokelat ini, sebuah tepukan di pundak mengejutkanku.

"Woyyy! Bukannya ke kelas malah ngantin. Emang orang tua kamu kagak ngasih makan apa di rumah?"

"Ya allah Ta, ortuku merantau Ta. Harusnya kamu tuh sebagai sahabat yang baik bawaain aku sarapan napa," jawabku kepada Nita teman sekelasku yang dari kelas satu selalu duduk bareng.

"Oh iya, lupa!" serunya.

Akupun kembali melakukan adegan makan roti cokelat yang sempat tertunda.

Guru Komputer itu adalah kekasihku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang