Mencoba melupakan

17 3 0
                                    

#Guru_Komputer_itu_adalah_kekasihku

Part 20

Aku berjalan menuju kosan dengan langkah berat, kamu harus kuat Sind...Ini yang terbaik, fokus sekolah. Aku menyemangati diriku sendiri.

"Sindy..." Terdengar ada yang memanggilku dari rumah yang aku lewati. Ternyata Didit, mungkin ia dari kosan Haris si pemburu.
Didit membarengi langkahku menuju kosan.

"Jadi bagaimana hasil investigasimu Dit?"

"Kita bicara di kosanmu saja, tidak apa-apakan?"

"Ya sudah ayuk."

Aku mengajak Didit ke kosanku, mempersilahkannya duduk di tempat duduk yang biasa.

"Aku tadi sudah tanya sumber yang terpercaya Sind."

"Siapa sumbermu?"

"Trisno temen dekat Haris, apa kamu pernah lihat?"

"Sepertinya pernah. Jadi bagaimana?"

"Cewek yang kamu lihat adalah pacar Haris bernama Sisil, ia memang chinese. Tapi itu tidak begitu penting ada hal lain yang membuatku cukup kaget."

"Apa itu?"

"Badriah hanya di jadikan bahan taruhan anak-anak kosan sebelah, jika salah satu dari mereka jadian dengan penghuni kosan ini terlebih dahulu maka akan mendapatkan sejumlah uang."

"Apah? itu beneran Dit?"

"Benar tadi Trisno yang bilang. Coba saja kamu pikir mana mungkin Haris semudah itu menyukai Badriah."

Mendengar hal itu aku bingung hendak menyampaikan ke Badriah atau tidak?

Didit berpamitan pulang, aku langsung masuk ke dalam kosan dengan lesu. Perpisahan dengan Pak AA masih membekas ditambah aku bingung menyampaikan hal ini ke Badriah.

"Bad...Kamu lagi apa?" Kusapa Badriah yang sedang menatap layar hapenya.

"Lagi nunggu balasannya Dimas."

"Oh...bagaimana perkembangan hubungan kalian? kalian tidak jalan kemana gitu?"

"Baik kok, tapi belum bisa jalan sepertinya Dimas Sibuk."

"Coba kamu tanyakan pulang sekolah sibuk tidak? sekedar maksi masa tidak bisa?"

"Oh ya deh aku coba."

Badriah terlihat mengetik sesuatu di hapenya dengan wajah berseri-seri.

Aku membuka seragamku, mencari seuatu di lemari yang bisa aku pakai. Tumpukan baju yang tidak begitu rapi itu memperlihatkan kaos oblong berwarna putih yang ukurannya lebih besar dibanding baju lainnya.

Kuambil baju itu, kucium aroma nya tapi bukan lagi wangi Pak AA hanya tersisa wangi khas kapur pengharum lemari.

"Tidak bisa Sind besok pulang sekolah Haris sibuk." Badriah setengah berteriak.

"Oh ya sudah." Jawabku lesu.

Mungkin lebih baik dia tau sendiri soal Haris aku tidak perlu ikut campur. Pikirku.

Aku menaruh kaos Pak AA disebuah kardus mie instan, kardus itu ku gunakan untuk menaruh barang-barang saat aku pindahan ke kosan.
Ku ambil jaket berwarna pink pemberian Pak AA yang tergantung di lemari, kusimpan bersama dengan kaos miliknya.

'Kalian ku simpan dulu suatu saat akan aku buka kembali jika aku dan Pak AA bersatu kembali. Aku berbicara kepada ke 2 barang itu seolah mereka bisa berbicara.

Helem berwarna putih tidak aku simpan akan aku gunakan jika diperlukan kubiarkan ia bertengger di atas lemari.

~~~
~~~

Guru Komputer itu adalah kekasihku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang