Guru Komputer itu adalah kekasihku

Teman yang baik

Guru komputer itu adalah kekasihku

Part 5

Pov Nita Wulandari

Perkenalkan namaku Nita Wulandari disingkat NW, temanku memanggilku Nita, aku kelas 2 SMK jurusan TKJ. Aku memiliki tinggi kurang lebih 155cm dengan kulit sawo matang cenderung lebih coklat entahlah apa itu namanya, aku memiliki seorang sahabat bernama Mutiara Cindy Ezar. Pertama kali aku mendengarnya aku pikir dia orang batak atau orang yang menggunakan nama marga. Ternyata Ezar singkatan dari nama kedua orang tuanya yaitu Endang dan Abidzar.

Kami berkenalan sewaktu tes masuk sekolah ini, ia membantuku dengan meminjamkan pensilnya sejak saat itulah aku menilai ia seorang yang baik. Selain dari hal itu bagiku ia adalah Ibu peri yang tuhan kirimkan untukku. Singkat cerita sewaktu aku kelas 1, banyak teman-teman menjauhiku karena mereka berpikir aku adalah orang yang pelit dan sensitif.

"Hey...Kalian tahu tidak ada anak yang suka pura-pura budeg kalo dipanggil padahal mah aslinya dia denger tuh, mentang-mentang anak pinter di mintai tolong temen aja sok tidak denger." Celetuk Lia berbicara kepada Neni dengan suara keras sengaja agar aku mendengarnya.

Hal itu dikarenakan aku memang sering tidak menoleh ketika ia atau Neni memanggilku meminta jawaban sewaktu kita ulangan ataupun ujian semesteran. Menurutku hal itu tidak baik jika dilakukan terus menerus, teman kita akan bergantung kepada kita dan ia tidak mau berusaha untuk belajar lebih baik lagi, jadi terpaksa aku mengabaikan panggilan mereka, tapi mereka justru memusuhiku bukan satu atau dua orang bahkan hampir satu kelas menjauhiku.

Pembicaraan mereka semakin banyak tentang diriku, bahwa aku adalah orang yang sensitif atau mudah marah. Padahal bagaimana aku tidak marah ketika mereka sering meminjam alat tulisku tapi dirusak atau dihilangkan sampai aku pernah menangis dikelas.

Semua orang menjauhiku, dan hanya Sindy yang datang kepadaku.

"Kenapa kamu tidak ikut menjauhiku Sindy." Aku bertanya kepadanya

"Kenapa aku harus menjauhimu? tidak ada alasan yang merugikanku untuk tetap berteman denganmu Ta."

"Teman-teman bilang bahwa aku sok pintar, pelit dan sensitif."

"Itu memang benar, itu kekuranganmu tapi sebagai teman bukankah kita harus menerima kekurangan teman kita dan saling melengkapi. Menurutku tindakan mencotek itu juga tidak dibenarkan walaupun banyak dari kita yang melakukan. Mengenai sifatmu yang sensitif mungkin karena hatimu terlalu lembut kamu perasa. Sebenarnya orang sensitif mudah sekali tersentuh dan orang yang sensitif biasanya ia juga akan mudah menjaga perasaan orang lain, itu kelebihanmu. Tentu saja ada juga kekurangannya ya itu tadi kamu mudah tersinggung dan marah."
Ia menjelaskan panjang lebar kepadaku membuatku lebih tenang dan tidak merasa sendirian lagi.

Bukan hanya dengan ucapan dia mendukungku, bahkan ia rela pindah tempat duduk demi menemaniku yang duduk sendirian di barisan paling belakang seolah seluruh dunia mengabaikan aku. Tapi dia malah berada disisiku. Dan dari situlah aku semakin akrab sama dia, dan kami selalu bersama saling melengkapi kekurangan kami.

Sindy memiliki sifat kebalikan dariku, ia keras kepala dan cuek. Bahkan ia terlalu cuek untuk anak laki-laki yang ingin dekat dengannya.

Mungkin karena dia kurang kasih sayang ke dua orang tuanya, dari yang aku dengar ia sejak kelas 1 SD sudah ditinggal orang tuanya merantau ke Jakarta untuk jualan ayam potong, dan orang tuanya pulang setahun sekali. Ia di kampung tinggal bersama Buliknya makan dan tidur dirumah Buliknya. Namun ia memiliki rasa sakit yang amat mendalam karena perlakuan Buliknya yang selalu tidak baik terhadapnya, terkadang ia tidak diberikan makan sebelum bekerja membersihkan seluruh isi rumah. Atau ia disuruh memasak untuk seluruh keluarga Buliknya, tapi ia tidak mendapat perlakuan yang baik dari kerja kerasnya, ia pernah menangis menceritakan hal itu, aku yakin saat itu ia sangat sakit sekali, namun tidak bisa bercerita kepada ke dua orang tuanya karena demi menjaga hubungan baik keluarga.