Bayang - bayang Mantan

18 4 0
                                    

#Guru_komputer_itu_adalah_kekasihku

Part 14

Pagi ini cukup cerah hari yang baik untuk berangkat sekolah pagi-pagi. Suasana hatiku juga sangat baik, kehadiran Pak AA membuatku lebih bersemangat untuk sekolah dan belajar. Ia selalu memotivasiku untuk lebih baik alasanya sangat klasik yaitu aku tidak mau menjadi murid yang bodoh dimata Pak AA.
Bagiku Pak AA adalah tetesan embun yang Tuhan berikan kepadaku ditengah gersangnya hatiku.

Aku dan Badriah berjalan dengan teman lainya sambil berbincang berbagai hal. Semenjak Pemburu memberikan sinyalnya Badriah terlihat lebih ceria dan tiada henti menceritakan berbagai hal, mungkin suasana hatinya sangat baik.

Mba Riska juga sudah terlihat lebih baik ia sudah move on dari Mas Ganjar. Semua terlihat senyum ceria pagi ini, terimakasih Tuhan.

Aku memasuki kelas dengan beberapa teman sudah duduk di bangkunya. Hari ini jam pertama adalah pelajaran agama.

Aku jadi ingin tahu bagaimana kelanjutan kasus Rahayu yang hendak melaporkan Bu Puji. Sepertinya tidak ada kabar apapun semua menghilang begitu saja.

"Sind...Dipanggil Mba Desti tuh diluar."

Kepala suku memberitahukan padaku bahwa Mba Desti memanggilku. Akupun keluar dari kelas dan melihat punggung Mba Desti sedang menghadap ke arah kelas lain.

"Mba..." Aku menepuk pundak Mba Desti

"Eh Sindy, ini ada pemberitahuan untuk hari Sabtu dan Minggu kita ngadain kemah di sekolah untuk siswa baru dan tentu bantara harus ikut. Barangkali kamu mau ijin orang tuamu ini suratnya."

Mba Desti memberiku sebuah surat edaran.

"Baiklah Mba." Akupun kembali masuk ke kelas.

Nita langsung merebut surat edaran dariku begitu aku masuk.

"Surat apa ini?"

"Biasa pramuka hari Sabtu mau ngadain kemah buat siswa baru."

"Kamu mau ikut Sind?"

"Iya sudah jadi tugasku sebagai bantara."

"Jangan Sind nanti kulitmu gosong dan dekil."

"Biarinlah kan bule suka yang gosong-gosong."

"Nanti Pak AA kabur lho."

"Biarinlah...berarti cintanya kurang dalem."

"Sumur kali ya..."

Kami langsung kembali ke tempat duduk karena ada Bu guru datang. Hari ini ada pelajaran agama dan kami harus setor hafalan dzikir.

Aku tidak ada kesulitan menghapalnya karena sering aku lakukan setelah sholat walau kata Bu guru masih kurang lengkap. Aku mendapat nilai 85.

Setelah semua anak selesai setor hafalan dzikir pelajaran selanjutnya adalah Ips sejarah.

~~~
~~~

Bel istirahat berbunyi aku dan Nita berniat ke kantin namun Didit terlihat mendekat ke arah meja kami.

"Sind...ini buat kamu." Didit memberikan bungkusan plastik kepadaku.

"Apa ini Dit?" aku membuka bungkusan plastik dan ternyata berisi jajanan.

"Tolong kamu bagi dengan temanmu itu." Perintah Didit dengan mata mengisyaratkan sesuatu yang entah apa itu.

"Nita maksudmu?"

"Iya siapa lagi?"

"Tumben kamu Dit, ada apa ini?"

Guru Komputer itu adalah kekasihku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang