Hampir Salah Jalan

25 3 0
                                    

Guru Komputer Itu Adalah Kekasihku

#Gurukomputer

Bagianempat

Dengan langkah santai aku melewati gerbang utama sekolah, ketika jarak semakin dekat dengan kelas ku dengar suara riuh dan gaduh, ku percepat langkah menuju kelas karena penasaran. Begitu tiba ku lihat beberapa anak mengelilingi meja temanku bernama Muna, entah ada permasalahan apa?

"Ada apa ini Mba?" tanyaku kepada kepala suku setibanya di kelas.

"Itu si Muna disuruh bayar uang kas kelas tidak pernah mau, dulu juga kelas satu sering tidak bayar. Padahal waktu dia sakit kan juga ikut merasakan kas kelas juga," terang kepala suku.

"Ya sudah Mba, mungkin memang tidak punya uang." Aku mencoba menenangkannya.

Kemudian aku menuju tempat dudukku sendiri. Ku lirik kursi milik Nita yang masih kosong, sepertinya Nita belum berangkat. Notifikasi pesan masuk berbunyi nyaring, ku rogoh saku seragam dan memastikan pesan dari siapa? Rupanya sebuah sapaan pagi dari Pak AA.

Aku hanya melihatnya dibalik layar tanpa membuka pesan secara keseluruhan, terlalu pagi untuk berchating ria. Ku pasang headset dan ku cari menu musik. Sebuah lagu kangen dari Dewa 19 ku pilih sebagai lagu untuk pagi ini.

"Sind lagi dengerin lagu apa?" Nita datang dan mencopot salah satu headsetku.

"Emang lagi kangen siapa sih Sind?" tanyanya setelah mengetahui lagu yang aku dengarkan.

"Kangen kamu," jawabku datar.

"Masa sih? Aku apa Pak Teguh?" seloroknya sambil meletakkan tas di atas meja.

Aku mulai bosan mendengarnya, aku harap Pak Teguh segera menemukan pendampingnya agar aku terbebas dari bulan-bulanan ledekan Nita.

Bel pelajaran berbunyi seolah melengking memperingatkan semua siswa untuk masuk kelas, aku tak menanggapi ledekan Nita dan hanya mempersiapkan buku yang hendak kami pelajari hari ini.

Pelajaran pertama hari ini adalah Bahasa Jawa. Bu guru menjelaskan kepada kami tentang geguritan. Pengertian geguritan, ciri-ciri geguritan, unsur-unsur intrinsik geguritan dan lain-lain. Bu guru mengakhiri kelas hari ini dengan tugas membuat geguritan dan membacakannya untuk minggu depan.

Waktu berjalan begitu cepat, guru untuk pelajaran kedua memasuki ruang kelas. Kami baru bertatap muka dengan guru ini, belia memperkenalkan dirinya bernama Pak Ari. Beliau pindahan dari sekolah lain yaitu sekolah STM.

Hari pertama beliau mengajar kami, sedikit lebih keras dibandingkan guru lain. Mungkin karena terbiasa menghadapi anak-anak STM yang semua muridnya adalah laki-laki.

Di saat kami semua sedang fokus menyimak pelajaran yang sedang diberikan, tiba-tiba terdengar suara siswa tertawa. Entah siapa? Semua anak terlihat saling melirik ke arah kanan dan kiri. Pak Ari berjalan ke arah meja salah satu temanku bernama Neni, dan secara spontan memukul neni dengan penggaris yang dibawanya.

Tentu saja Neni langsung terisak dan menangis tersedu-sedu. Hal ini memang berlebihan untuk menghadi seorang murid perempuan, padahal kan bisa ditegur saja dulu.

"Siapapun yang ribut-ribu di jam pelajaran saya, siap-siap saja menerima pukul penggaris!" tegas Pak Ari.

Meski kasihan melihat Neni, tetapi kami semua kembali fokus menyimak pelajaran. Setelah Pak Ari keluar barulah kami semua mendekati meja Neni untuk menenangkannya.

🍀🍀🍀🍀

Bel istrihat berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas menuju kantin sekolah, ada juga yang membeli jajan di pedagang  kaki lima yang ada di depan sekolahan, dan ada juga yang membeli jajan di kantin kejujuran milik anggota OSIS.

Guru Komputer itu adalah kekasihku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang