Chapter 17

945 51 3
                                    

Happy reading
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Sakit hati itu mungkin, Marah itu ada,Tapi sekarang perasaan sedih lebih besar bermaharaja dijiwa Max.Sebesar apa pun rasa penyesalan dalam diri Max,Dia tetap tidak bisa.

Kerajaanya tidak bisa menerima anak itu dan putih bukanlah warna api yang seharusnya ada dikerajaan miliknya.Maka akan menjadi kesalahan baginya menerima semula anak yang tersumpah itu.Dulu dialah yang sudah merayu kepada raja kegelapan agar 'membunuh' anak itu,Bahkan sanggup memadam sendiri kewujudan anak itu dari pada buku milik pemerintah Nirvana agar tiada siapa yang akan mengingati anak itu termasuk istrinya sendiri.



''Aku kesini bukan untuk ini.!!Bawa aku pergi sekarang.!!! '' Cetus Max sembari berdiri dan berjalan ke arah dimana dia masuk tidak lama tadi.

Bahang tempat itu semakin tinggi seperti membawa sekali perasaan marah dan benci .Tubuh Max yang terbuat dari api juga terkesan dengan pemanasan itu.Jika dipaksa terus disitu, nescaya bahwa dialah yang bakal terluka. Kerna sudah terang lagi bersuluh,disitu hanya tubuhnya yang sedang resah gelisah kerna kepanasan.Sedangkan raja kegelapan begitu tenang dalam awan hitamnya.

''Yang Mulia.....!! ''  suara Rheeza bergema didalam gua.Dan disaat bersamaan api putih yang sedang membakar itu mendadak terpadam bagai disimbah air dari lapisan langit ketujuh dan hanya mensisakan asap dan debu yang berterbangan.

Kawasan itu kembali gelap seperti sebelumnya.Dan tanah 'memuntahkan ' Rheeza dihadapan raja kegelapan.



Max yang turut merasakan perubahan  itu terus membatu.Kini Max punya urusan dengan Rheeza.Kenapa anaknya bisa berhenti mendadak seperti ini saat Rheeza muncul.

Dan belum pun tubuhnya ingin menoleh ke arah Rheeza.Tubuhnya sudah terlebih dulu terhenyak di kerusi batu yang begitu keras dalam ruang aula kerajaan kegelapan.Pasti raja kegelapan yang sudah membawanya kembali ke istana. Kecepatan sayap itu terlalu cepat hingga tidak bisa ditangkap mata.

''KAU MUNGKIR JANJI !!!! '' Teriak Max dituju kepada raja kegelapan yang sedang duduk di kerusi tahtanya.

Terasa terhina, Max Cuba menerkam kearah raja kegelapan pantas seperti api yang menyambar dengan senjata yang sudah tercipta buat dirinya sejak dulu.

Tapi sayang seribu kali sayang, Saat hanya tinggal sejengkal jari memisahkan mata lembing milik Max dari terkena tepat pada bahagian tubuh yang menyimpan hati raja kegelapan.Langkah Max terhenti saat kedua sayap raja kegelapan sudah berada di kedua celah lehernya dan terasa sedikit perih saat bulu baldu yang selalunya lembut itu kini sudah bertukar begitu tajam seperti angin.

''Marah juga 'kunci' untuk aku Max... ''  Raja kegelapan menolak sedikit kasar tubuh Max agar menjarak darinya.

Usaha yang begitu sia-sia.Tubuh raja kegelapan sudah tercipta bersama perisai yang hanya bisa ditembus oleh sang penciptanya sahaja.Bahkan jika Max meminta bantuan Tumcial juga masih cukup jauh untuk melukai tubuh sang raja yang memerintah alam kegelapan.

''Kenapa..??!! ''suara Max masih meninggi menanti jawaban.Jika benar janji yang mereka buat dulu sudah dimungkiri oleh raja kegelapan. Maka akan ada yang hilang nyawa bermandikan darah  saat ini.

''Aku juga disitu Max.....apa kau sudah buta..??  Aku pegang janjiku sejak pertama kali kau bawa anak itu kemari Max.... Tapi janji itu tidak kau metrai pada semua dewa alamku bukan...??''  Api kebencian yang menjulang tinggi pada tubuh Max semakin menjadi tenang dan lembing yang sedari tadi terhunus oleh Max juga turut terbakar dan lenyap selepas mendengar semua kata dari raja kegelapan itu.

Memang ada benarnya. Janji itu hanya dilafaz untuk mereka berdua agar tidak mendekati 'kunci pemusnah ' bagi kerajaan api.Dan disini masih jelas bahwa anak itu hanya menyebut nama Rheeza dan sama sekali tidak tunduk pada raja kegelapan serta kehadiran dewa suruhan itu juga diberi tindak balas oleh anaknya.

A LOVE FROM  LUZEEFER (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang