Adinda Nazneen atau biasa dipanggil Nazneen dia sangat aneh, tunggu bukan Nazneen yang aneh tapi Phobia nya
Phobia memang ada, tapi tunggu dulu. Phobia yang Nazneen miliki ini sangat aneh, phobia terhadap laki-laki, aneh bukan? Lalu bagaimana dia bi...
Langit terlihat indah, petang sebentar lagi datang membawa seribu bintang yang bersinar terang. Warna oranye yang begitu terang. Matahari sebentar lagi akan kembali ke peraduannya membuat Abi merasa tenang.
Banyak sekali masalah yang dia lalui hari ini, dia lelah ingin segera pergi ke kamarnya. Dan membaringkan tubuhnya.
Laju motor Abi percepat hingga sampai di depan rumah, Rumah dengan dominasi warna putih yang menjulang tinggi bak istana. Abi melangkahkan kakinya menuju ke dalam rumah.
Pranngggg... Abi menghentikan langkahnya di depan rumah, suara ituu sering sekali terdengar. Abi sangat bosan mendengar suara seperti itu, dia tau apa yang sebenarnya terjadi. Rumahnya hanya bentuk dari sebuah bangunan namun isinya tak bisa Abi sebut sebagai rumah yang memberinya kenyamanan, justru sebaliknya. Ingin rasanya pergi jauh.
"Lagi?" batinnya. Dia menghembuskan nafas berat. Sebenarnya dia sudah sangat lelah dengan situasi ini. Abi memaksakan dirinya untuk masuk ke dalam rumah. Dan abi melihat keberadaan kedua orang tuanya, pecahan vas bunga berserakan.
"Omg, ayah bunda, ada apa ini?!" muka Abi dramatis, sambil sesekali menutup mulut nya yang menganga dengan tangan
"Mulai deh alaynya" ucap Meera—bundanya Abi. Abi terkekeh
"Terserah deh, terus ini apa?" tunjuk Abi ke arah pecahan vas
"Oh tadi ini abis "main" iya ngga bun?" Jawab ayahnya sambil terkekeh.
"Iya terus ayah ngejar bunda eh vas bunganya ngga sengaja kesenggol. Ayahmu ini liar banget." Jawab bundanya dengan santai.
"Kamu pikir kita main congklak apa?! Ngapain ngajak kamu!" Dirga—ayah Abi tertawa sambil menggeleng gelengkan kepalanya, Abi pun tersenyum menunjukkan giginya
"Eh ya udah deh kalo mau "main" lagi yang bener ya, kan kasihan vas ini, ga dapet BPJS" tawa mereka berpadu menjadi satu, seperti layaknya keluarga bahagia
"Tuhkan, najis bukan anak Bunda" Meera masih tertawa
"Yaudah deh udah biasa kok bun Abi ikhlas lahir batin hahaha, kalo gitu Abi ke atas dulu ya yah, bun? "
"Iya ati-ati ya sayangg." Jawab bundanya dengan lembut.
Abi melangkahkan kakinya menaiki tangga. Setapak demi setapak ia naiki, tak lupa pula sambil melirik ke arah kedua orangtua nya yang masih memperhatikan Abi sambil memasang senyum lebar di wajah mereka. Akhirnya Abi sampai didepan kamarnya, lalu Abi masuk dan menutup pintunya sambil melihat ke arah orang tuanya. Mereka sudah tidak ada ditempat nya tadi. Lalu abi menutup rapat pintu kamarnya.
Tas, jaket ia lempar ke arah sembarang. Tubuhnya ia hempaskan ke atas kasur. Terlalu banyak masalah yang dia lewati hari ini. Terlalu banyak drama di hidupnya.
Abi bangun, dia melangkah kan kakinya menuju ke sebuah meja yang terdapat foto seorang perempuan, dan diambilnya foto itu.
Dipandanginya foto itu dengan lekat, foto seorang perempuan cantik dengan senyumnya yang indah. Dia sangat rindu.
"Selalu senyum yah, senyuman kamu manis" Abi terkekeh bisa bisanya dia berbicara dengan sebuah foto, sedetik kemudian Abi menghela nafasnya
"Let, apa kabar kamu?" Sapa Abi seolah sosok yang ada di foto hadir. Sorot mata Abi meredup, sorot mata itu seperti kecewa, putus asa, dan menyerah
"Letta, kamu baik-baik aja kan disana? Aku rindu kamu Let. Aku butuh kamu di samping aku. Sekarang aku lemah tanpa kamu"
"Yang saat ini terluka adalah aku Letta"
"Maafin aku, saat ini aku ngga bisa bersikap biasa saja let."
"Aku butuh kamu Let, aku butuh kekuatan dari kamu"
"Pegang tangan aku let, seperti biasa" Abi benar-benar kecewa dengan dirinya bahkan sangat sangat kecewa
Ok. Kalian mikir ini alay, tapi kalian pernah merasa kehilangan kan? Apa pun itu, misalnya barang, tetapi barang masih bisa dicari lagi. Sedangkan Abi dia kehilangan sosok penyemangat, sosok yang memberinya kasih sayang, sosok yang membuatnya tetap tegar. ini sangat sulit untuknya
Bulir-bulir air menetes dengan sendirinya. Abi tidak sekuat dan setegar yang dipikirkan, dia begitu rapuh. Dia pikir cara terbaik adalah bersikap seolah dirinya baik-baik saja.
Abi larut dalam kesedihannya, sampai dia tertidur dengan pulas.
***
Di sebuah taman yang Indah abi duduk dengan seorang gadis, Arletta Prameswari namanya.
Mereka terlihat bahagia, tertawa bersama dan bercerita bersama.
"Abi" panggil Arletta
"hmm"
"Lupain aku yah, aku harus pergi, ada yang harus aku urus disana"
"Ngurus apa? Ngurus masa depan kita berdua? Ahh sweet banget deh sekarang" sambil mencubit hidung Letta
"Aku serius bi, aku harus pergi!!" jawabnya dengan tegas
"Maaf bi, kamu jaga diri ya baik-baik, ngga usah khawatirin aku yah" sambung Letta dengan lembut
"Ta tapi lett-"
"Sst, tenang bi aku bakal selalu disamping kamu kok bi" sambil memeluk Abi dengan erat.
Pelukan itu menjadi perpisahan antara mereka. Lalu Letta melangkahkan kakinya meninggalkan Abi, dia menghilang dengan sendirinya
"LETTAAA, LETTAAA!!"
"
Letta." Abi terbangun dari tidurnya.
"Arghhh, bodoh!!" umpat Abi sambil mengusap mukanya dengan kasar.
Letta, Sosok yang pernah hadir dalam hidupnya. Menjadi alasannya untuk bahagia di saat dia merasa rapuh, dan lemah. Dia sangat merindukan Letta-nya.
Abimanyu DavianKalandra
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Adinda Nazneen
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yaampun maaf baru up:) Who is she? Arletta? CastnyaArletta nanti yah:"
Gimana part ini? Masih penasaran kan? Makanya ikuti terus cerita ini ya. Jangan lupa vote and comment.