•BAGIAN EMPAT•

165 20 1
                                    


Selamat membaca semuanya❤️

__________________________________


-Dia memang sederhana, tapi cara dia memperlakukanku yang membuat aku nyaman-

***

Renata menatap pria yang berdiri di depan pintu UKS dengan sedikit senyum yang menghiasi bibir pink nya.

"Aduhh kayaknya kita harus pergi deh, iya kan guys?" kata Dhita mengedipkan sebelah matanya memberi kode kepada Audry dan Anya agar mengiyakan ucapannya.

"Ah, iya kita mau pergi ke kantin, laper banget ini guee." kata Anya sembari mengusap-usap perutnya.

Hal itu pula membuat Audry memutar bola matanya malas. Melihat tingkah kedua sahabatnya yang pandai sekali berakting. 'ckk, dasar ratu drama_-' batin Audry.

"Udah ayo cepetan gue keburu laper banget ini:|" tanpa menunggu persetujuan Audry dan Anya, Dhita langsung saja menarik tangan keduanya meninggalkan dua sejoli yang dari tadi menatap mereka dengan malas.

"Ini makananya." akhirnya Rian memulai pembicaran dengan menyodorkan sekantung plastik kresek berisi sebungkus nasi goreng dan sebotol air mineral.

"Makasih." balas Renata singkat sambil mengambil plastik kresek tersebut.

Renata mulai memakan makananya dengan lahap.
Tanpa Renata sadari, sedari tadi Rian memperhatikan cara makan Renata dengan senyum kecil di bibirnya. 'lucu' batin nya.

Setelah Renata selesai makan Rian segera menyodorkan sebotol air mineral kepada Renata.
Dengan senang hati Renata menerimanya dan mengucapkan terimakasih.

"Makasih." kata Renata lagi kepada Rian dengan sedikit senyuman kecilnya

"Sama-sama." balas Rian dengan mengusap pucuk kepala Renata.
---
Di lain tempat, tepatnya di area kantin ketiga sahabat-sahabat Renata dan di tambah ketiga most wanted SMA Antariksa yang tak lain adalah sahabat-sahabat Rian tengah berbincang membicarakan kedekatan Renata dengan Rian.

Mereka berfikir bahwa Renata dan Rian sama-sama memiliki perasaan. Namun mereka menutupinya dengan status 'Sahabat' mereka itu. Atau mereka terlalu gengsi untuk mengungkapkan perasaan masing-masing?
Entahlah, hanya mereka dan tuhan yang tau.

"Gue yakin banget kalo Renata itu suka sama Rian." kata seorang pria yang memiliki wajah tampan, alis tebal, mata sipit, tubuh yang tinggi, dan jangan lupakan otot-otot kekar yang ada di lengannya plus roti sobek di perutnya. Dia adalah Joshua Jonathan, atau kerap di sapa Jojo, salah satu sahabat Adrian.

"Gue juga yakin kalo Rian juga suka sama Renata. Bisa kebaca dari perhatian dia sama Renata." timpal lagi seorang pria yang bernama Rava Radhitama Putra, pria yang kerap di sapa Radhit itu juga memiliki wajah tampan, hidung mancung,bibir tebal, dan selalu memiliki jambul di kepalanya. Oh yaa,, ngomong-ngomong soal jambul nih ya, author kasih tau, Radhit itu sayang banget sama jambulnya, dia bisa jadi macan ngamuk kalo ada orang yang ngrusakin jambulnya. Gila kann?? 'Entah apa yang merasukimu Dhitt😟' author
Oke back to the topik!

"Gue sebenerya juga yakin banget kalo mereka saling suka, saling sayang. Tapi mungkin mereka terlalu takut untuk mengakuinya. Atau mereka gengsi,gue juga ngak tau." Audry yang sedari tadi diam kini angkat bicara.

"Gue sependapat sama lo semua. Apalagi sikap Renata jadi beda kalo lagi sama Rian, emm sedikit lebih hangat dan ngak terlalu jutek, lebih banyak senyumnya." timpal lagi seorang pria yang gantengnya sama kaya Jojo dan Radhit, Wisnu Januar Angga, atau panggil saja Angga. Sama-sama punya roti sobek juga, tapi Angga memiliki kulit sawo matang, berbeda dengan ketiga sahabatnya Rian,Jojo, dan Radhit yang memiliki kulit putih. Namun itu tidak mengurangi ketampanan Angga.
Angga memiliki kulit sawo matang karna papa Angga juga demikian, papa Angga berasal dari Timor Leste. Karna beliau di pindah tugaskan di Bandung maka dari itu beliau memutuskan untuk menetap di Bandung.

"Bener bangettt, gue setuju sama lo Ngaa." timpal Dhita dengan semangat.
"Renata yang galaknya 11/12 sama Audry, juteknya 11/12 sama Audry, terus yang suka teriak-teriak kalo ada yang gangguin 11/12 sam-"

"Apa lo mau omong apa?? yang kalo teriak-teriak karna ada yang gangguin 11/12 sama Audry? Gituu? Haaa?" potong Audry cepat karna di merasa di sindir habis-habisan oleh Dhita.

"Ehgg, enggak-enggak Dryy, ampunn yaa,, bukan gitu maksud gue elahh. Marah-marah mulu lo." jawab Dhita sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengah membentuk peace.

Melihat Dhita yang ketakutan membuat yang lainnya tertawa. Apalagi melihat Audry yang kepalanya tampak akan keluar tanduk dengan wajah merah padam menahan emosi. 'bisa aja lo semua' author

"Gausah ketawa lo semua!" kata Audry menatap Jojo,Radhit,Angga,dan Anya dengan tajam.

"Aduh ini malah pada ributt. Kita itu mau ngomongin hubungan Renata sama Rian, bukan malah mau ribut." lerai Anya segera. Ditatap tajam oleh Audry membuat nyali Anya menciut. Meskipun lebih menakutkan kalo di tatap tajam sama Renata. Tapi tetap saja Audry dan Renata itu 11/12 jadi bedanya tipis.

"Gue punya ide." beo Dhita dengan semangat.
"Kali ini gue bener-bener serius gak main-main lagi,ngak mau nyindir lo." kata Dhita yang tadi di tatap tajam oleh Audry.

"Ide apaan? jangan aneh-aneh ya." ancam Audry dengan tatapannya yang masih tajam.

"Makanya dengerin dulu. Ini enggak aneh kok." jawab Dhita cepat.

"Yaudah cepetan apa gausah beratem mulu deh lo berdua." timpal Jojo jengah melihat Dhita dan Audry yang dari tadi bertengkar terus.

"Gimana kalo kita coba deketin mereka berdua. Ya setidaknya sampai mereka bisa memahami isi hati mereka berdua. Setelah itu kita gausah ikut campur lagi. Biar mereka yang nentuin mereka mau gimana." jawab Dhita dengan senyum di bibirnya.

"Lah bukannya mereka udah deket ya? ngapain di deketin lagi?" tanya Radhit yang tidak paham dengan ide Dhita.

"Ya iyaa emang mereka udah deket. Tapi maksud gue itu deketinnya biar mereka bisa sadar sama perasan masing-masing. Kaya yang gue bilang tadi,kalo mereka udah sadar perasaan masing-masing tanpa takut lagi sama status sahabat mereka itu ya kita berhenti buat deketin mereka. Biar seterusnya jadi keputusan mereka mau gimana. Kita sebagai sahabat cuma bisa dukung yang terbaik buat mereka." jawab Dhita bijak.

"Gue setuju sama ide lo. Siapa tau habis mereka kita deketin mereka jadian." balas Anya semangat

"Tumben bijak lo, abis makan apaan?" tanya Radhit dengan menaikkan satu alisnya

"Gue ngak habis makan apa-apa, cuma makan siomaynya Mbak Lastri." jawab Dhita enteng

"Itu namanya elo habis makan monyettt!" geram Angga

"Oh iya ya? kok gue bego sih?" beo Dhita makin ngaco

"Udahlah gausah ngurusin Dhita, otaknya emang cuma seperempat, jadi kita yang waras ngalah." lerai Anya dengan meledek Dhita.

"Oke, gue fikir-fikir ide Dhita ngak buruk juga. Bisalah kita coba dulu. Gimana?" tanya Audry menatap teman-temannya dengan serius

"Gue setuju." seru mereka serempak.

_________________________________

Jangan lupa vote+komen❤️

RENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang