•BAGIAN ENAM•

115 17 4
                                    

Selamat membaca semuanya❤️
________________________________

-Kalau kamu tanya definisi cantik itu kayak apa, jawabannya kayak kamu-

***
Setelah beberapa saat membelah padatnya jalanan Bandung Rian dan Renata kini telah sampai di warung pecel lele di pinggir jalan. hmm nyam-nyamm
Tempat ini memang tempat makan favorite Renata. Meskipun Renata orang yang cukup berada, namun dirinya lebih suka makan di pinggir jalan, selain harganya yang murah, terlebih lagi rasanya sangat cocok di lidah Renata.

"Uwahhh Iannn, udah lama banget gue ngak makan di sini." kata Renata dengan gembira.
Memang dulu Renata dan Rian sering berkunjung kemari, hanya untuk sekedar makan siang atau makan malam. Namun karena padatnya kegiatan kelas XII Renata jadi jarang pergi-pergi hanya untuk sekedar makan siang atau makan malam di luar.

"Ayok Iann.. Gue udah laper banget tauuu!" seru Renata semangat

"Ckk, sabar. Dasar bawel." balas Rian

"Mau pesen apa?" tanya Rian ketika dia dan Renata memilih tempat duduk

"Kaya biasanya aja." jawab Renata dengan senyum manisnya

"Mang, Nasi ayam 2, es teh 2 ya." kata Rian kepada penjual pecel lele
Sama halnya dengan Renata, Rian juga lebih suka makan di pinggir jalan, bukan cuma karena harganya yang jauh lebih murah di banding jika makan di restoran, tapi karena rasanya. Bagi Rian tidak masalah makan di mana saja, selagi itu rasanya enak dan cocok di lidah Rian.

Sembari menunggu pesanan datang Rian mengeluarkan ponselnya, dan mulai mengakftifkan aplikasi game yang sedang digandrungi anak-anak muda jaman now. Apalagi kalau bukan FreeFire, salah satu game yang lagi naik daun. Selain futsal Rian juga hobi nge-game, cuma dia tidak terlalu sering main seperti teman-temannya. Rian bermain game jika untuk mengisi waktu luang atau untuk mengisi hari-hari liburnya saja.

"Iann gue pengen belajar naik motor deh." kata Renata tiba-tiba. Rian yang mendengar itupun mengeritkan dahinya bingung.

"Bukannya lo udah bisa naik motor." kata Rian tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

"Iya, tapi bukan motor yang biasa gue pakai." jawab Renata lagi.

"Terus?" tanya Rian lagi, masih fokus sama game-nya geng:v

"Motor kaya punya lo." kata Renata enteng. Seketika itu pula Rian langsung mengAFK gamenya.

"Lo gila?" tanya Rian tajam.

"Ngak. Gue pengen aja, kayaknya seru." Kata Renata dengan nada yang masih santai.

"Ngak usah aneh-aneh. Itu motor gede, bukan motor kaya yang biasa lo pakai. Itu motor lebih berat dari motor yang biasa lo pakai." jelas Rian panjang lebar.

"Tapi kan-"

"Ngak ada tapi-tapian." belum sempat Renata meneruskan ucapannya, lagi-lagi kebiasaan Rian muncul, yaitu memotong ucapannya.

Renata kesalll! Sangat kesalll, padahal dia hanya ingin bisa naik motor seperti motornya Rian. Tapi kenapa tidak boleh, padahal itu hanya hal sepele bukan???
Renata pun hanya bisa memanyunkan bibirnya dengan rasa gondok di hatinya.

"Ngapain manyun-manyun gitu? minta di cium?" tanya Rian santai. Renata yang mendengar itu mematung ditempat. Jantungnya dheg-dhegan, Renata gugup setengah mati, membayangkan jika Rian benar melakukan itu, Ah membayangkannya saja sudah membuat Renata mati kutu. Bagaimana jika itu benar dilakukan? 'what the hell?'

"Kenapa diem? minta di cium beneran?" Rian yang menyadari kegugupan Renata itu semakin gencar mengodanya.

'Rian kampret, ngak tau apa gimana keadaan jantung gue sekarang?' batin Renata berteriak.

"Kayaknya lo beneran minta gue cium ya?" goda Rian lagi dan kini mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Renata. Perlahan-lahan Rian mulai mengikis jaraknya dengan Renata, bahkan Renata bisa merasakan deru napas Rian yang mengenai wajahnya.

"Cantik." aroma mint menusuk indra penciuman Renata ketika Rian mengucapkan satu kata itu. Hanya satu kata, namun sudah meruntuhkan dunia Renata.

Dan di detik berikutnya...

________________________________

Jangan lupa vote+komen❤️

RENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang