•BAGIAN DELAPAN•

114 8 0
                                    

selamat membaca semuanya❤️
_________________________________

-Special for me:)
Terimakasih telah kuat dan sabar:)- Renata Ayudya

***
Hari ini Renata tampak berbeda dari biasanya, ia yang terkenal dengan cerewetnya lebih banyak diam. Entah apa yang dipikirkan Renata, teman-teman Renata pun dibuat bingung dengan tingkah Renata.

"Ckk, sebenernya lo itu kenapa sih Ren?" tanya Audry penasaran. Saat ini mereka ada di kantin untuk mengisi cacing-cacing di perut yang sudah meronta-ronta meminta asupan. Namun sedari tadi Renata hanya mengaduk-aduk mie ayamnya tanpa berniat untuk memakannya.

" Renn???" panggil Anya, namun lagi-lagi Renata tidak menyahut, tidak juga menoleh.

"Renata lo itu kenapa sih? Ada masalah? Crita dong." paksa Anya

"Dia kenapa sih?" heran Dhita, Audry dan Anya yang di tanyai hanya mengakat kedua bahunya pertanda mereka tidak tau.

"RENATAAAAA WOYYYYY?????" kali ini Dhita berteriak tepat dikuping Renata. Sehingga Renata yang diteriaki telonjak kaget.

"APAAN SIH LO? LO GILA TERIAK DI KUPING GUE? PUNYAK OTAK NGAK SIH LO?" kali ini Renata membalas dengan nada tinggi, terkesan membentak Dhita. Tidak hanya Dhita yang terkejut mendengar nada tinggi Renata, Audry dan Anya pun sama terkejutnya.

"Rennn, kok lo-" ucapan Dhita terhenti ketika Renata langsung memeluknya sambil terisak pelan.

"Maafin gue Dhit, maaf banget, gue ngak bermaksud bentak lo, maafin gue, gue reflek tadi." kata Renata dengan masih memeluk Dhita dan masih terisak.

"I-iya Ren, gue maafin lo kok, tapi lo kenapa? Lo ada masalah? Cerita ke kita." kata Dhita lembut sambil mengusap bahu Renata.

"Gue ngak papa, gue cuma lagi badmood aja, maaf ya sekali lagi." jawab Renata setelah melepas pelukannya.

"Lo yakin Ren?" kata Anya memastikan.

"Kalo ada masalah itu cerita, jangan di pendem sendiri, kita ini temen lo, kita ada buat lo, susah seneng ki jalanin bareng, jadi jangan sungkan buat cerita kalo lo punya masalah." kata Audry bijak.

"Sebenernya gue ngak tau gue ini kenapa, gu-gue rasanya marah, marah sama semua orang, gue males ngapa-ngapain, semua hal yang orang lain lakuin rasanya salah di mata gue. Lo pada pernah ngerasain apa yang gue rasain ngak sih?" kata Renata kepada teman-temannya sambil menatap mereka sendu.

" Jujur kalo gue sih belum pernah." jawab Dhita.

" Gue juga belum pernah." kali ini Anya yang menjawab

"Gue pernah. Mungkin gue lebih parah, gue bahkan pernah mikir buat bunuh diri." jawab Audry tenang.

"HAHHHHH? BUNUH DIRI??" kata-kata itu bukan keluar dari mulut Renata dan sahabat-sahabatnya, melainkan dari Rian dan sahabat-sahabatnya. Suara mereka yang mungkin terlalu keras hingga mengundang tatapan orang-orang di kantin.

"Apasih lo, dateng-dateng ribut aja." kata Dhita sengit.

"Ya lagian lo pada ngomongin bunuh diri-bunuh diri, jadinya kan kita kaget iya ngak?" kata Jojo sambil melihat kearah sahabat-sahabatnya.

"Iya." jawab mereka kompak

"Dasar gila." kata Audry pedas.

"Aduhh kalau udah mak lampir yang ngomong gue diem aja deh." kata Jojo yang langsung mendapat tatapan tajam dari Audry.

"Kenapa ngak di makan?" kali ini pertanyaan itu muncul dari Rian.

"Ngak papa." balas Renata sedikit dingin. Rian dan sahabat-sahabatnya juga sempat terkejut mendengar nada sedikit dingin dari Renata.

"Taa? Lo kenapa?" tanya Rian hati-hati.

"Ngak." jawab Renata singkat.

"Lo marah sama gue?" tanya Rian lagi.

"Engakk, gue bilang engak ya enggak!" kata Renata tegas. Rian, Jojo, Radhit, Angga, serta sahabat-sahabat Renata benar-benar terkejut melihat Renata yang berbicara tegas kepada Rian. Setelah itu Renata bangkit dari kursi dan berlalu begitu saja meninggalkan Rian dan Sahabat-sahabatnya. Rian langsung saja ikut berdiri dan mengejar Renata.

"Itu anak kenapa dah?" tanya Radhit heran.

"Ngak tau, dari tadi dia begitu. Tadi dia juga sempet bentak Dhita." jelas Anya
Radhit dan sahabat-sahabatnya cukup terkejut mendengarnya. Memang Renata itu galak, namun setau mereka Renata tidak pernah membentak teman-temannya, kecuali jika mereka membuat Renata murka.

"Emang lo buat kesalahan apa sampai Renata bentak lo?" tanya Angga pada Dhita.

"Gue ngak buat kesalahan apa-apa, gue cuma tanya dia kenapa, karena dari tadi pagi dia diem terus, makanan dia juga ngak di makan sama sekali, gue sebagai sahabatnya cuma khawatir sama dia. Apa gue salah?" jawab Dhita dengan mata berkaca-kaca.

"Lo ngak salah, lo udah bener, jadi ngak usah sedih. Mungkin Renata lagi punya masalah." kata Angga menenangkan Dhita.

***
Dilain tempat, di taman belakang sekolah tepatnya, gadis itu duduk di sebuah kursi seorang diri. Dia menyesali perkataannya kepada Rian, tak seharusnya dia berkata seperti itu. Tanpa di minta air mata gadis itu turun dengan sendirinya.

"Rian maafin gue, bukan maksud gue ngomong gitu sama lo,itu di luar kendali gue, maafin gue. Gue ngak tau ada apa sama diri gue, tapi yang sekarang gue rasain cuma sesek, sesek, dan sesek. Dada gue sesek, gue pengen cerita tapi gue ngak tau gue mau cerita apa, gue sedih, sedih banget. Tapi gue juga ngak tau apa alasan gue sedih." Renata berucap diiringi dengan tangisannya yang semakin deras.

Setelah menghabiskan waktu selama 30 menit untuk menangis dan menenangkan diri. Renata sudah lebih merasa lega sekarang. Sekarang tujuan Renata hanya satu, mencari Rian dan meminta maaf kepadanya.
"Special for me, Terimakasih telah kuat dan sabar." kata Renata dengan senyum di bibir pink nya.

_________________________________

Jangan lupa vote+komen❤️

RENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang