#01.

4.9K 111 5
                                    

MAAF KALO ADA TYPO

-Devin pov

Luka kecil ada disudut bibirku, lebam tepat berada pipiku namun, itu tidaklah sakit, bagiku itu hanya luka kecil karena, aku lah pemenangnya kali ini dan merekalah pengecut.

"Devin!, kamu tawuran lagi!" amarah Ayahku didepan pintu, Ayahku adalah Ceo dari satu perusahaan yang sangat besar dikota kami. Tak heran kami mempunyai kekayaan yang berlimpah.

"Iya, Devin tawuran lagi, tapi Devin menang pah," ucap ku senang. Hei bukanlah aku orang yang bar-bar dihadapan orang tua, tetapi Ayahku memintanya menganggap orangtua itu sebagai sahabat. Aku tidak salahkan?

"Wuihh, anak Papa menang. Mantepp dahh," ucap Melvin Ayahku sambil merangkul bahuku, sudah kubilang, ayahku adalah sahabatku saat aku masih menjadi embrio.

"Kuy makann," ajak Ayahku, dia adalah orang pertama yang menjadi sahabat karibku.

"Kuyy, kali ini Mama kan yang masak?" tanyaku, memang aku adalah anak yang bandel dan nakal, namun bila aku didepan Ibuku, aku merasa seperti anak TK, nyaliku selalu menciut saat aku dihadapannya. Namun Ibuku yang selalu membuat ku tahu, bagaimana cara senang, bagaimana cara bahagia dan menghiburku dengan cara sehat.

"Ya jelas dong, masakan Mama mu yang paling enak sedunia, malah masakan koki luar kalah," kata Ayahku membanggakan Ibuku, memang Ibuku orang yang seru saat diajak bicara kecuali saat ia marah, dan masakan nya yang paling enak satu galaksi!

"Masakan Mama kan paling top," ucap ku mengacungkan jempol.

"Kak Depin, temenin Ciya main yukk," anak perempuan berlari memelukku, sontak aku pun membalas pelukannya, dia adalah Adikku, ia masih TK. Namanya Cidya Vianuella prasegaff. Hal favorit saat ku bersama dengan Adikku, adalah saat aku mencubiti pipinya yang gembul.

"Nanti dulu ya Ciya, kakak Depin mau makan dulu. kamu udah makan?" tanya ku memegangi kedua tangan kecilnya.

"Belum, Ciya nunggu kak Depin, padahal Mama udah suruh makan duluan,"

"Kenapa Ciya gak makan duluan?, kak Depin males nungguin Ciya makan," ucapku jujur, Cidya memang sangat lama menghabiskan makanannya. Bisa sampai berjam-jam!

"Tapi, kata Mama, Ciya nanti disuapin sama mama. Soalnya Mama udah makan duluan," ucap Cidya, memang benar apa kata Cidya. Bila ia disuapkan maka ia akan cepat menghabiskan makanannya dibanding ia makan sendiri.

"Yaudah, kak Depin mau ganti baju dulu, Ciya duluan ke meja makan yah,"

"Iya!" ucap Cidya girang, ia meninggalkan Devin sambil berlari-lari kecil menuju ruang makan.

Aku memasuki kamarku, kamar yang sangat luas. Aku pergi menuju ruang ganti baju dan memasuki ruangan yang penuh akan pakaianku itu.

Belum sempat aku mengganti bajuku, mata ku terarah ke ponselku berdering banyak dimeja kecil dekat cermin.

TheRolve:

Bastian: selamat malam❤

Rafan: jijik gw ngeliat chetan lu Bas

Bagas: salah kirim gw anjing

Rafan: mampos

Reyga: betewe, muka kalian baek-baek aja kan?

Rafan: muka gw baek aja sih, cuma ada luka dikit dikening gw, coba liat muka Bastian, babak belur!😂

Bastian: jahat banget sih lu

Reyga: lu sihh, kenapa lo gak mukul kuat kuat aja begoo

DEVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang