#08.

890 32 1
                                    

MAAF KALO ADA TYPO

08XXX: temuin gue dikantin

Raysa: siapa?

08XXX: Devin

Raysa: ok

Raysa menutup ponselnya dan beranjak pergi dari kursi
"Lo mau kemana Ray?" tanya Lovi

"Mana lo mau" balas Raysa acuh yang membuat Lovi kesal lalu Raysa pergi keluar kelas menuju kantin dan mengahampiri sosok manusia yang membawanya kesini

"To the point," ucap Raysa singkat setelah ia duduk disebrang Devin

"Lo jadi 'kan ikut gue malam ini?" tanya Devin

"Ya, kenapa gak ngomongin ini dichat aja?" ucap Raysa bingung. Baginya kenapa harus pake ketemuan segala kan masih ada sarana yang masih bisa dipakai. Hadeuhh kalo ada yang sulit kenapa harus yang mudah? Eh kebalik kalo ada yang mudah kenapa harus yang sulit Nahh baru bener

"Gue mau ngeliat lo secara langsung,"

DAGOMM (anggep aja ini bom hati Raysa)

Raysa merasakan hawa pipi nya panas. Terkejut dengan apa yang dikatakan Devin, apakah Devin benar-benar menyukainya atau hanya untuk bermain-main, entahlah hanya tuhan dan Devin yang mengetahuinya

"Modus tros!" ucap seseorang yang memukul pundak Devin dari belakang

Sontak apa yang dilakukan orang itu membuat Devin maupun Raysa terkejut
Tidak ada angin maupun baday tiba-tiba datanglah Rafan disusuli oleh Reyga dan Bastian dari belakang. Rafanlah yang memukul bahu kanan Devin
Ck, mengganggu suasana aja siRafan  padahal Devin lagi enak-enaknya berduaan bersama Raysa dikantin yang cukup sepi dan sunyi dengan suasana yang sangat mendukung eh, ada siCurut yang datang. Merusak suasana!

"Hay neng Raysa," sapa Bastian sambil duduk dikursi sebelah Devin dan sapaan Bastian dibalaskan dengan senyuman manis Raysa dan tatapan tajam Devin kepada Bastian

"Kenapa lo Dev? Salah apa gue sapa Raysa?" ucap Bastian yang terdengar seperti mengejek

"Salah lo banyak," ucap Devin acuh
"Gue jemput lo jam 7." ucap Devin dan dibalasi anggukan kecil Raysa. Setelah itu Devin meninggalkan teman-temannya beserta Raysa yang masih berada dikantin

"Yah, Devinnya pergi," ucap Rafan melihat punggung Devin yang lama-lama menghilang dari pandangannya

"Ray, Kita pergi dulu ya. Lo bisa kan balik sendiri?" ucap Reyga

"Gue bisa kok. Gue pergi dulu," ucap Raysa. Setelah itu ia pergi menuju kelasnya

"aneh"

*****

"Dimakan,"

"Nggak,"

"Makan,"

"Nggak!"

"Gausah makan aja,"

"Enggak! Eh,"
"Gue enggak mau makan!" keukeuh Raysa daritadi. Kenapa ia tidak mau makan? Padahal semua sajian terlihat menggiurkan didepan matanya

"Kenapa?" tanya Devin

"Ini terlalu mewah Dev, Gue kira kita bakal makan dikafe eh malah direstoran mewah gini. Mana gue make baju yang enggak formal lagi"

"Ga papa ko,"
"Makan aja ni tempat udah gue sewa, jadi gausah pake malu segala," lanjut Devin. Dan Raysa tetap tidak mau menyentuh makanan mewah yang ada dihadapannya malah makanan itu adalah makanan favorit Raysa seafood and steak!

"Gue bayarin," ucap Devin lagi. Raysa langsung sanyum sumringah menatap kagum sosok Devin. Tanpa aba-aba Raysa langsung menyantap makanannya dengan sangat lahap

"Gengsian sih, kalo lapar bilang aja apa susahnya," ucap Devin tersenyum geli melihat Raysa yang sangat imut saat makan tanpa ia sadari Devin sedaritadi menatap Raysa dengan lekat

"Apa liat-liat!" sinis Raysa. Devin terciduk karna menatap Raysa ia langsung mengalihkan pandangan dari Raysa dan melanjutkan acara makan-makannya hanya berdua

Dunia serasa milik berdua euy!

*****

"Lo tau gak kenapa jalan itu dikasih nama jalan Gajah?!" teriak Bastian menggelegar dikelas 12 Ipa 5. Ia menyebutkan nama jalan untuk dijadikan lelucon sungguh kreatif

"Gak tauuu," teriak siswa sekelasnya

"Gara-gara gajah bapak gue lepas tahun kemaren!" balas Bastian membuat hampir semua murid tertawa bahkan ada yang menyoraki Bastian karena leluconnya sangat tidak lucu sama sekali

"Lo tau gak kenapa jalan sana dikasih nama jalan Harapan?!" teriak Bastian lagi

"Gak tauuu," jawab para murid lagi

"Jalan aja ngasih harapan masa kamu enggak?" goda Bastian membuat semua orang menyorakinya

"Sumpah Bas, humor lo sampah banget," ucap Rafan yang ada disebelah Bastian

"Biarin!, daripada elo. Gapunya humor sama sekali!" balas Bastian

"Yee dasar monyet!" ejek Rafan

"Elu yang monyet! Ga sadar!" ucap Bastian tak terima

"Lah elo yang gak nyadar!" tunjuk Rafan

"Elo!"

"Elo!"

"Elo!"

"Elo!"

"Udah-udah, kalian kenapa sih? Masalah sepele kok dibesar besarin!" lerai Reyga yang melihat pertengkaran antara kedua monyet hutan yang kurang makan

"Diem lo!" ucap Rafan dan Bastian secara bersamaan menoleh Reyga dengan tatapan tajam. Alhasil Reyga hanya bisa pasrah mengalah kepada mereka

*****

"Gimana acara ngedate nya?" goda Delva sambil mencuil pipi kanan Raysa

"Yalord, siapa yang ngedate coba?!" tolak Raysa mentah-mentah

"Yee malah gak mau ngsku tadi malam ngedate ama cacar," sahut Lovi

"Cacar?" tanya Delva dan Raysa yang mengerutkan kedua alisnya tidak mengerti apa yang dikatakan Lovi

"Calon pacar elahh," ucap Lovi
"itu aja ga tau!" lanjut Lovi

"Elo sihh make bahasa Otes!" ucap Raysa dan disambari oleh tawa Delva yang sangat kuat. Delva tertawa terpingkal pingkal mendengar ucapan Raysa

"Anjir Otes!" ucap Delva lalu ia kembali tertawa

Bagi kalian yang ga tau siapa Otes. Otes adalah orang gila yang ada disekitar kota yang ditempati oleh Raysa dan teman-temannya. Kenapa Raysa bilang bahasa Otes?? Karna Otes itu suka bicara dengan bahasa yang tidak dimengerti orang lain makanya Raysa bilang kalo bahasa Lovi itu bahasa Otes dan sebenarnya nama orang itu bukan Otes melainkan orang orang memanggilnya Otes disebabkan ia adalah orang autis makanya dipanggil Otes. Udahlah kenapa jadi bahas orang gila segala?!, skuy lanjut kecerita

"Jahat bener kalian manggil gue Otes," ucap Lovi kesal

"Ye maap,"

*****

Raysa berjalan riang. Ia sedang menuju halte yang ada disebelah gerbang utama sekolah, sesekali Raysa menyanyikan nada lagu disetiap langkah ia berjalan

HAP! (lalu ditangkap eh, anggep aja ada orang yang bekap Raysa dari belakang)

Seseorang membekap mulut Raysa dari belakang dengan tangan yang sudah dibaluti sapu tangan serta sudah diberi obat-obatan yang tidak diketahui. Alhasil Raysa pingsan ditempat

Orang itu membawa Raysa pergi dari lapangan yang sangat sepi menuju gudang sekolah yang sangat sepi pengunjung bahkan, tak ada orang yang mau memasuki ruangan pengap itu.

***

DEVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang