#12.

707 28 0
                                    

MAAF KALO ADA TYPO

Follow akun ini :
                      Ig : @Feraysa_resty10
                     wp: @Feraysa

"Pa-papa?"

Raysa bergidik ngeri melihat netra mata biru ayahnya yang berapi-api. Eitss tapi tenang aja, walaupun Raysa tengah takut untuk menghadapi singa berbentuk manusia ini atau singa jadi jadian eh dosa gak sih kalo gibahin bokap sendiri?

"Siapa yang ngantar kamu pulang, tadi?" ucap El dengan nada yang santai namun, masih terlihat sinisan dari pupil mata El.

"Temen Raysa pah," ucap Raysa berusaha untuk tetap kalem dan santai, meskipun hatinya berkicau tidak karuan saat ini. Bagi kalian yang menganggap Raysa sedang menundukan kepalanya takut, kalian salah besar. Raysa tetap menatap kedua mata ayahnya lancang. Raysa akan selalu santai saat ayahnya sedang emosi. Ingat, Raysa telah terbiasa dengan hal ini.

Kata Raysa, kalo ada orang marah jangan dibalasi marah juga, apalagi sama orangtua. Buang-buang tenaga aja dan menambahi dosa sendiri. Stay calm cuk.

"Siapa yang nyruh kamu pulang sama temen kamu? Bukannya papa udah nyuruh Reyga buat jemput kamu, Raysa?" Tanya El. "Dan temen kamu itu cowo, bukannya temen kamu selama ini cewe?" lanjut Elvaro

Raysa mengehela nafasnya kasar "Yang nyuruh temen aku itu sebenarnya Reyga pah, Reyga yang malas buat anter aku pulang." jawab Raysa. Dia pikir hal ini bisa dibuat menjadi satu pembalasan untuk ke Reyga. Karna Reyga lah yang memberitahu Devin tentang dirinya yang membuat Raysa risih.

Sedangkan El? Ia menatap anak tunggalnya dengan tatapan tak percaya kepada Raysa atas ucapanya

"Kalo ga percaya, tanya aja sama temen aku tadi. Mau aku suruh balik lagi? Pa?" ucap Raysa seolah olah ia telah mengetahui isi pikiran ayahnya.

"Gak, gausah. Papa percaya sama kamu. Kamu kekamar aja sekarang."

"Oke pa." Raysa pergi dari hadapan ayahnya dengan kalem, ia pergi menuju lantai dua tepat berada dikamarnya.

Sesudah ia masuk, ia memilih membersihkan diri dahulu. Lalu ia pergi menuju kasur lebarnya dan rebahan tentunya.

Raysa membuka ponselnya dan terlihat percakapan grup yang sangat tidak ada faedahnya sama sekali. Tapi, seru!

Kembaran mimi peri, kecuali Lovi

Delva: siapa yang ganti nama grup, woi!

Raysa: udah kepampang namanya diatas

Delva: woi Lopi! Enak ae lo ngatain manusia secantik gue miripan mimi peri

Lovi: aelah, santuy Del. Gue tau kok gue cantik

Delva: idihh,mual gue

Raysa: gais, gue mao ngomongin seseuatu nih

Delva: silahkeun tuan putri

Lovi: ^2

Raysa: kalian yang ngadu keDevin, kalo gue ga mau makan?

Delva: Bukan gue Ray, tapi Lovi

Lovi: bah, seenak jidat aja lo ngomong, lo yang ngasih ide kenapa ke gue kena imbasnya?

Delva: ye maap

Delva: kita ngadu keDevin tujuannya buat lo mau makan Ray, kalo lo gk makan, trus nanti maag dan om El bakal marahin kita-kita. Ya gak Vi?

DEVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang