#02.

1.9K 60 0
                                    

MAAF KALO ADA TYPO

-Raysa pov

"Raysa!" teriakan dengan suara cempreng nan kuat itu membuat aku menoleh kearahnya.

"Apaan Vi?" kataku kepadanya, bila ia memang mau menggosip tentang para lelaki yang ia sebut cogan itu, akan kupastikan, aku tidak akan mendengarnya dengan baik. Aku sudah bosan mendengarnya.

"Tadi gue liat Devin!!, gilak ganteng bangett, apalagi dia jalan sama gengnya yang gan-"ucapan Lovi terputus gara-gara aku mengalihkan pandangan ku darinya. sudah kubilang, aku sudah bosan mendengar ocehannya.

"Ihh, Raysa dengerin dongg," rengek lovi memegang tangan kiri ku.

"Ck, iya," balasku memutar bola mataku malas, bila aku tidak menuruti kemauannya, bisa-bisa ia menangis dan berguling-guling dilantai seperti anak kecil yang minta permen kepada ibunya.

"Devin itu lagi main basket, kuy liatin,"

"Ngapain liatin dia, gaada kerjaan banget, mending gue lanjut baca buku sejarah hari ini ada ulangan sejarah Vi," ucapku mengambil buku paket sejarah yang tebal.

"Lo udah baca kan?, gapapa ga baca kok kita kan anak IPS, mending kita liatin Rafan main basket,"

"Halah, sia-sia lo liatin dia, nyorakin dia sampe tenggorokan lu innalillahi pun, dia gabakal notisin lu,"

"Lo itu kalo ngomong terlalu benar Ray, yaudah yuk kita ke lapangan,"ucapnya menarik tangan kananku, aku hanya bisa pasrah menerima kenyataan, aku berdiri dari tempat dudukku lalu membuntuti Lovi dari belakang.

Bagi kalian yang ingin mengetahui siapa aku, aku akan menjawabnya, aku adalah anak tunggal dari keluarga Vlarike keluarga yang bercukupan. namaku adalah Raysa revinindya vlarike aku kelas 12 IPS 3 dan sahabat sekelasku Lovia agustina, eumm masih ada sih sahabatku yang lain namun, kami berbeda kelas. Dia ada di kelas 12 IPA 5. Sudahlah, ayo kembali kecerita.

Kami menuju lapangan basket SMA Gradijaya. kata Lovi, mereka sedang latihan untuk turnamen anak IPA dan anak IPS, lah? ipa ama ips punya anak?, baru tau.
Kami berdua duduk dikursi yang sudah dikhususkan untuk penonton.

"Vi, gue mo beli minum dulu," ucapku dan dibalas Lovi dengan anggukan, setelah itu aku pergi menuju kantin dan membeli air mineral, saat freeclass selalu membuat ku haus berbelanja, maunya makan dan minum terus, entah apa yang merasuki ku saat ini.

Aku sudah mendapatkan air mineralku, aku kembali ke lapangan basket, kalau ada jamkos pasti saja ada yang main basket, heran aku tuh.

Aku duduk disebelah kanan Lovi yang sibuk memandangi seseorang, aku penasaran, aku pun mengikuti ekor matanya berada dan benar saja, ia sedang memandang Rafan anak IPA 5, tak salah, ia juga mempunyai geng, namanya geng TheRolve.

"Rafan?"

"Apaan sih Ray, siapa juga yang ngeliatin Rafan," ucapnya tak mau disalahahi.

"Yaelah kalo suka bilang aja, gengsi amat sama sahabat sendiri," ucapku.

"Iya, gue suka sama Rafan puas?"

"Gak, kalo lo bilang ama Rafan baru gue puas,"

"Itu nyali gue auto menciut Ray," ucap Lovi dan kubalas dengan cengiran ku.

Baby Devinn aku padamuu!

Sayangg semangat yaa!

Lemes dedek bangg!

Reyga gantengg

Bastian lop yuuu

Rafan gue suka ama loo, lo mau gak jadi pacar gue!

DEVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang