#21.

460 19 1
                                    

MAAF KALO ADA TYPO

Votenya hayuu
Jangan jadi silent readers teman teman, kalian bukan setan kannn

"Perkenalkan nama saya Viona Friskarin Regaskara, pindahan dari SMA Wibawa. Semoga saya bisa jadi teman yang baik buat kalian!" seru Viona sambil tersenyum manis.

Dia Viona, murid baru yang akhir-akhir ini diperbincangkan seluruh siswa dan siswi diSMA Gradijaya. Bagaimana tidak? Viona adalah gadis berasal dari SMA Wibawa. Musuh SMA Gradijaya.

Viona memasuki kelas 12 ips 3, dia sekelas dengan Raysa. Raysa tidak terlalu peduli dengan anak baru ini, ia hanya bisa memandang remeh dan menikmati hidupnya.

Apalagi saat Raysa mengetahui bahwa Viona itu adalah wibu, Raysa tidak menyukai hal berbau bawang, dan ia juga tidak menyukai hal berbau kpop. Ia hanya menjalani hidup b aja.

Hal itu terlihat oleh Raysa, saat Viona memasuki kelas dengan tas yang ada dipundaknya. Tas itu bergambar anime. Raysa tidak menahu tentang soal itu.

Dan karena itu, banyak cowo dikelas Raysa yang menyukai Viona. Kenapa? Ya, karena Viona bertubuh pendek, pipi yang tembem, dan kedua ginsulnya terlihat. Manis banget!

Mungkin, kecuali Viko. Sedari tadi Raysa memperhatikannya. Raut wajah Viko biasa saja saat melihat sosok murid baru yang membuat heboh satu sekolah. Viko malah sibuk memainkan pulpen hasil malingan kemaren.

"Huaa gue irii, manis banget tu Viona. Pasti yang demen cowo semuaa." rengek Lovi yang berada disebelah Raysa.

Raysa mencabik kesal. "Ya jelaslah yang demen tuh cowo. Kalau cewe yang demen sama Viona udah kena corona kali."

"Serem lu mah, make corona coronaan." komentar Lovi. "Eh lu tau gak sih? Sapu sama sekop kelas udah patah!"

"Seram amat ni kelas. Udah gaada makanan lagi kayanya, sampe sampe tangkai sapu ama sekop digigit." ucap Raysa heran. Padahal, peralatan kebersihan baru saja dibeli kemarin dan masih bagus, eh esok - esoknya malah patah.

"Yakali Ray. Gue juga ga bisa ngerti jalan pikiran anak anak kelas kita." ucap Lovi cengengesan, dia kembali fokus kepada pembelajaran yang diberi oleh guru.

"Lovi," panggil Raysa

Lovi berdeham

"Devin jauhin gue."

"Kenawhy?"

"Yamana gue tau coeg, kalau gue tau gue gabakal curhat ama lo."

"Ye ngegas." cibir Lovi, "darimana lo tau kalau Devin jauhin lo?"

"Ya. Gue ngerasa gitu." Raysa mengangkat kedua bahunya

"Ah perasaan lo aja kali, Ray."

"So tau lo!"

"Nyinyinyi." ejek Lovi menye menye

"Ih anjir, mau gue geplak ni orang. Atau gue lempar aja ni keWuhan." Raysa mencebik kesal, padahal Raysa sedang berada disuasana mellow malah dimenye-menye in sama Lovi.

"Anjay, ancaman lo terlalu mainstream Raysa." ucap Lovi remeh.

"Gue becanda dodol! Siapa yang ngancem luu!" Raysa jadi gemes sendiri saat melihat tingkah laku Lovi.

"Hehe ye maap Ray. Biasa, kelakuan sahabat 'kan emang gini." Lovi menyengir tidak karuan.

"Kalau lu seneng gua juga seneng, kalau lu jatuh gua ketawa!" sambung Lovi.

"Emang dasar lu selangkangan ular!" sumpah! Raysa memang benar-benar kesal terhadap Lovi.

"Uler aja kaga punya kaki njir, apalagi selangkangan. HALU LO!" Lovi menoyor pelan dahi Raysa.

DEVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang