#03.

1.3K 47 0
                                    

MAAF KALO ADA TYPO

"Cik Enol!, mie rebus nya satu!" pesan Bastian, sekarang TheRolve sedang berkumpul ditempat biasa, warung Cik Enol yang selalu menjadi tempat tongkrongan TheRolve.

Warung Cik enol cukup luas dan nyaman untuk dijadikan tempat tongkrongan para murid SMA Gradijaya tempatnya juga sangat dekat dan aman dari SMA Gradijaya, sehingga menjadi target sasaran para murid yang mau bolos jam pelajaran. tetapi masih ada murid dari SMA lain yang pernah nongkrong diwarung Cik Enol, namun saat geng TheRolve datang, mereka sangat jarang berkumpul lagi.

"Lo kemana aja tadi?" tanya Reyga memperhatikan Devin yang asik bermain game diponselnya.

"Gue tadi cuma istirahat bentar disamping lapangan," ucap Devin yang masih fokus dengan game nya.

"Terus, gue dikasih minum ama Lacy, ya gue tolak tu minuman," sambungnya tanpa menatap Reyga.

"Bukannya tadi bukan Lacy?" tanya Reyga.

"tadi gue ama Lacy kok," balas Devin enteng.

"Lah?, yang gue liat itu siapa?, yang bicara ama lo tadi. kan Lacy rambutnya pirang tuh, kalo cewe yang bicara ama elo itu rambutnya hitam agak kecoklatan gituu," jelas Reyga, ia tadi melihat Devin berbicara dengan perempuan, namun ia tidak melihat siapa sosok perempuan itu, karena ia melihat dari belakang perempuan tersebut.

"Oh itu, namanya Raysa revinindya vlarike kalo ga salah," ucap Devin membuat Reyga agak terkejut.

"Raysa," gumam Reyga yang tidak bisa didengarkan Devin.

"Anak Ips 3?"

"Betoel sekali!, darimana lo tau?" tanya Devin.

"Ya begitulah, emang lo nanyain dia apaan?" tanya Reyga.

"Padahal gue mau nanya tentang Viko sih, tapi tiba-tiba dia malah badmood gitu pas gue nanya Viko," ucap Devin.

"HAI gais!" sapa Rafan memukul pelan bahu Devin.
"Ngomongin apaan nih?" tanya Rafan sambil meminum susu kotaknya.

"Ga ada ngomong-"

"kita ngomongin Raysa anak ips 3," ucapan Reyga terpotong gara-gara Devin yang mulutnya asal ceplos saja.

"Ohh Raysa, mantan Viko itu kan?" ucap Rafan membuat mata Reyga melotot.

"goblok!, kenapa Rafan kasih tau sih, kalo Raysa itu mantan Viko, bisa berabe dah" batin Reyga.

"Hah?!, mantan Viko?, darimana lo tau Fan?" tanya Devin, mengapa Reyga menutupnya, apakah ada rahasia dibalik mereka?

"Gue tau waktu kita kelas 11, lo bener-bener ga tau Dev?" jawab Rafan.

"Wah, Raysa itu yaa?, gilak emang selera lu Dev, Raysa yang bening sebening ubin masjid itu. beuhh aduhayy," ucap Bastian, Bastian adalah playboy yang akut, Bastian mempunyai banyak kekasih dan semua pacarnya itu hanya dijadikan mainannya.
Tidak patut dicontoh!

"Baru kali ini gue denger lu bicara tentang cewe Dev," ucap Reyga merangkul bahu Devin.

"Kerasukan apaan lu Dev!" ucap Rafan.

"Setan apa yang merasuki Devin~ngak ngak," nyanyi Bastian asal-asalan dengan suara yang tidak mendukung.

"Diem lo," ucap Reyga memasukan tisu kedalam mulut Bastian.

"Anjing!" ucap Bastian mengeluarkan tisu itu dari mulutnya
"Apa salahnya sih gue nyanyi!?" sambungnya tak terima ia dimasukan tisu kedalam mulutnya.

"Suara lo jelek bangkek!" ucap Rafan
"Udah itu nadanya asal-asalan lagi!" sambung Rafan.

"Biarinlah, orang ganteng mah bebas," elak Bastian sambil mencuil ujung hidungnya yang mancung.

"BACOT!"

*****

"Devin pulang!" ucap Devin memasuki rumahnya melewati pintu. ya jelas lah make pintu, emang mau make apaan?

"Ka Depin!, temenin Ciya main yuk, kan ka Depin udah bilang kalo mau nemenin Ciya main hari ini!" ucap Cidya antusias melihat keberadaan kakak nya .

"Iya Ciya, tapi ka Depin ga bisa ikut main juga," balas Devin.

"Kenapa?" ucap Cidya dengan wajah nya yang sendu.

"Ka Depin cuma bisa nemenin Ciya main gabisa ikut main Juga" ucap Devin memegang kedua tangan mungil Cidya.

"Iya" balas Cidya dengan nada yang agak sedih namun masih ada sisi semangatnya.

*****

Raysa sedang duduk didekat balkon kamarnya, setiap angin dan udara yang bersayup sayup terus menusuk kulit putih susunya.

"Geloo!, gabut bet dah hidup gue," ucap Raysa menyenderkan kepalanya ke dinding.

Tiba-tiba, ponsel yang ada dimeja yang berada disebelah kursinya berdering, menandakan ada pesan yang masuk.

"Malam-malam ditemenin operator, hadeuhh nasib jomblo," ucapnya mengambil ponselnya.

"Eh, bukan operator deng," ucapnya melihat isi percakapan grup.

Alay (anak layangan)

Lovia: met malam gaiss

Lovia: ku tebak pasti kalian lagi menyendiri ahayy
     
Delva: kok lu tau sih?! @Lovia

Raysa: cocok lu jadi dukun @Lovia

Delva: dukun apaan?, dukun beranak?

Lovia: teman laknat -_-

Delva: emang kita teman?

Lovia: ya tuhan, sembuhkan lah penyakit teman hamba, berilah dia jalan yang lurus aminnn

Raysa: sakit apaan Vi?

Lovia: sakit jiwa

Delva: dasar Lovia agustina anak om Rovi

Lovia: woi!, kenapa bawa nama bapak gua!

Delva: biarin wlee

Lovia: dasar Delva dwi aqinna anak tante Dewi!

Delva: dari pada elo!, tante Dova wkwkkw

Lovia: mati ajalah gue

Delva: yeayy!, kita makan gratis Ray, lumayan kan dapat nasi box pake ayam @Raysa

Raysa: anjay lo, wkwkwk

Raysa tertawa kecil melihat percakapannya dengan sahabatnya di malam hari yang gabut dan berkabut dengan suara motor yang ngebut, enggak ah canda hehe.

"RAYSA!, CEPETAN TIDUR, BESOK SEKOLAH!" teriak Revina ibunya dari dapur.

Raysa menghembuskan nafasnya kasar, ia mendengar teriakan Ibunya yang sangat terdengar seperti memakai mikropon padahal ibunya tidak memakainya, dari dapur yang ada dilantai bawah kekamar yang ada dilantai 2 saja sudah sangat terdengar, apalagi kalo udah berdekatan dengan Revina?, auto pecah gendang telinga!

***

Part ini agak pendek
Author mon maap🙏

DEVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang