#16.

521 21 0
                                    

MAAF KALO ADA TYPO

"Kamu dari mana saja, Lovi." suara dingin yang khas itu menjadi sambutan saat Lovi menginjakan kakinya dirumah orang tuanya.

"Rumah temen." jawab Lovi singkat. Ia tidak mau berurusan dengan ayahnya. Ya, kalian mungkin sudah tahu penyebabnya.bukan?

"Novi dimana, pak?" ucap Lovi lagi. Ia menanyakan keberadaan adik bungsunya yang masih bersekolah disekolah dasar kelas 4. Sekolahnya cukup jauh dari rumah orang tuanya, memungkinkan ada orang yang harus mengahantar jemput Novia Maretta.

"Masih disekolahnya, kamu jemput gih." seketika rahang Lovi mengeras. Sebenarnya Ayah Lovi yang harus menjemput adiknya saat ini. Ibunya sudah memberikan tugas kepada ayahnya, bagaimana bisa ia menyuruh Lovi?

"Kok Lovi sih pak? Kan bapak yang disuruh ibuk buat jemput Novi." bukannya Lovi tidak mau menjemput adiknya, ia hanya tidak mau membuat ibunya marah saat mendengar hal ini.

"Kamu Kakaknya bukan? Seharusnya kakak harus perhatian kepada adiknya!"

"Bapak orang tuanya juga, masa orang tua menelantarkan anak kandungnya sendiri."

"Pokoknya kamu harus jemput adikmu sekarang juga!" emosi Rovi meledak, lalu ia sadar bahwa ia sedang memarahi anak kandungnya sendiri "Jangan sampai kamu ngadu keIbuk." peringat Rovi.

Lovi menghembuskan nafasnya pasrah, dengan berat hati ia meninggalkan perkarangan rumah Rovi dan ia pergi menjemput adik perempuannya.

Sesampainya disana, Lovi menatap adiknya penuh kasihan. Novi menungu didepan gerbang sekolahnya sendirian, tidak ada satu lagi murid SD yang berkeliaran. Hanya dia seorang saja.

"Kok kak Lovi yang jemput aku sih? Biasanya kan bapak." ucap Novi penuh heran

"Kamu biasanya nunggu selama ini dek? " tanya Lovi

"Iya kak, bapak biasanya telat jemput aku. Tapi, hari ini agak cepet dari biasanya kak." ucap Novi penuh semangat "Apalagi kakak yang jemput aku pulang sekolah." sambungnya. Lovi tersenyum kaarah Novi. Sebenarnya Novi pulang pada jam 12.30, namun sekarang adalah jam 13.00 dan biasanya Ayah Lovi menjemputnya pada jam 13.30

Novi naik kemotor Lovi "Kak, yuk pulang."

"Kita jalan-jalan dulu gimana? Kan udah lama kita enggak jalan-jalan." ajak Lovi

"Ayuk kak!" ucap Novi semangat "Tapi, kemana kak?"

"Kita makan ayam goreng, mau?"

"Mau kak!!"

Ya, mumpung Lovi gajian. Ia ingin mengajak adiknya berkeliling kota dan makan diluar. Lovi sangat tahu apa kesukaan Novi, ayam goreng tepung kesukaannya. Tetapi, Novi jarang memakan makanan kesukaannya karena keadaan keluarganya sekarang yang memprihatinkan.

Saat diperjalanan, Lovi memutuskan untuk membuka pembicaraan "Dek, kamu kangen bang Govi gak?"

"Kangen banget kak, aku pinginn banget ketemu bang Govi." Lovi tersenyum saat mendengat penuturan adiknya

"Sama dek, kaka juga kangen. Apa kabar yha bang Govi disana?"

"Kaka gatau bang Govi kemana?"

"Enggak."

"Nomor bang Govi?"

"Ada!"

"Hah? Kaka punya nomor bang Govi?" ucap Novi semangat, ia ingin sekali mendengar suara kakak laki-laki nya itu.

"Eh tapi kan, nomor hape yang dulu dek." ucap Lovi "Hape bang Govi dijual bapa kan?" ucap Lovi bingung. Dulu, saat Lovi baru saja memasuki SMA, ponselnya dan ponsel milik Govi dijual oleh Rovi dan alasannya selalu saja untuk modal usaha.

DEVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang