———
Cerita 01,
Sebuah Cerita dari Yeri———
Sound On!
Record On!
"—Di ruang ini ada banyak cerita, kenangan, dan juga perasaan yang siap mengudara sebentar lagi—"
"—kembali lagi di Ruang Bersua, tempat dimana kita bercerita dan bertemu—"
Music Intro
Cut!
"Ya, akhirnya udah masuk episode perdana dari Ruang Bersua ya?"
"Emang opening intro-nya harus gitu?"
Tanya Yeri sedikit satire karna intro opening yang terdengar begitu klise tersebut, membuat Renjun dan juga Sharon tergelak karnanya.
"Gaboleh gitu, namanya juga orang nyari duit kan ya Sha—"
"—eh eh tunggu dulu, ngobrolnya di-pending dulu, kita belum perkenalan ini—", keluhan Renjun tersebut dipotong tepat pada bagiannya oleh Sharon, yang masuk kedalam pembicaraan tanpa memaksa, pas dengan alurnya.
"—oiya lupa keasikan ngobrol sampe lupa perkenalan"
Gelak tawa dari ketiga remaja tanggung itu pun seketika memenuhi ruang rekaman, atmosfer hangat yang sampai pada para pendengar di luar sana.
"Wah kali ini aku beruntung banget nih ditemani dengan dua bidadari bidadari cantik—sepertinya aku telah melakukan kebaikan dikehidupan masa laluku hingga bisa seberentung ini"
Mendengar celetukkan Renjun itu membuat kedua gadis yang ada disana terkekeh kecil, ah bisa aja kutil anoa, tumben amat Renjun jadi modus sama ngalus gini omongannya?
"Nah disini kita sudah ditemani sama teman baru kita—Anyeonghaseyo Yeri-ssi"
"Ne... Anyeonghaseyo Sharon-ssi, Renjun-ssi", sapa gadis cantik bernama lengkap Kim Yerim itu seraya membenarkan posisi duduknya.
"Jadi, kita manggilnya apa nih biar akrab? Soalnya kalau ngga akrab nanti ngga bisa sayang—"
"Itu kalo ngga kenal maka ngga sayang kali Njun"
"Loh Sha, kamu ngga ngerti, banyak orang yang udah saling kenal, tapi tetap tak bisa menimbulkan rasa sayang—karna apa? Karna ngga akrab dan ngga nyaman, jadi yang bener itu bukan tak kenal maka tak sayang harusnya—"
"—tak nyaman maka tak sayang ya berarti Renjun-ssi? Waduh sepertinya pengalaman pedih pribadi ya?"
Mereka pun tergelak karna celetukan Yeri tersebut, tidak merasa tersinggung sama sekali, justru merasa senang karna Yeri bisa berbaur dan mengikuti atmosfer yang ada diantara mereka.
"Kok malah bahas pengalamanku sih? Kan harusnya pengalamannya Yeri-ssi"
"Hahahaha, gapapa buat basa basi aja dulu, oiya bisa manggil Yeri aja biar lebih santai gitu"
"Oke jadi Yeri, dari surel yang kamu kirim ini kamu mau menceritakan—ah tidak, lebih tepatnya menyampaikan perasaan serta ucapan terima kasihmu yang selama ini belum sempat tersampaikan?"
Sharon memulai sesi wawancara dengan begitu mulus, tidak terdengar terlalu ikut campur, sebuah pertanyaan terbuka yang nantinya akan memancing kepada sebuah jawaban dan juga kisah yang panjang.
Sementara itu Renjun hanya diam, bagiannya adalah untuk basa basi, menghadirkan rasa nyaman pada sang narasumber agar rileks dan juga nyaman dengan mereka berdua.
Untuk masalah bercerita biarkan menjadi bagiannya Sharon, karna gadis itu lah yang tepat untuk membangun emosi diantara mereka, pencerita, dan juga pendengar di luar sana.
"Iya, satu hal yang aku sesali adalah ketika aku dulu diberikan kesempatan untuk mengatakannya aku menyia-nyiakannya, tetapi sekarang aku tidak mau menyia-nyiakannya lagi, kesempatan kedua ada karna memang kita pantas mendapatkannya dan itu tak boleh disia-siakan begitu saja—"
"—ini sebuah cerita, tentang senyuman dan juga ucapan terima kasih"
"—cerita pertama dari Yeri siap mengudara, mengenai tentang secerah harapan di keputusasaan—"
"—cerita 01, sebuah cerita dari Yeri, berjudul Senyuman dan Ucapan Terima Kasih"
———
Cerita 01,
"Senyuman dan Ucapan Terima Kasih"• Pengirim •
Kim Yerim,
Yeri
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Bersua [ Huang Renjun ] || √
Short StoryRuang Bersua, dari tempat ini semua cerita dan perasaan tersebut mengudara, bertemu dengan hati yang tepat tuk berlabuh.