———
Cerita 01,
Sebuah Cerita dari Yeri
Epilog———
Sharon dan juga Renjun memberikan tepuk tangan pelan—agar suaranya tidak terlalu bocor—untuk Yeri, sementara gadis itu terlihat tersenyum kecil, matanya berkaca-kaca menahan sesuatu yang bisa keluar dari sana kapan saja.
"Thanks", ucapnya seraya menerima tisu pemberian Renjun
"Waa~ ceritanya sangat heart warming ya", celetuk Sharon, memecahkan keheningan diantara mereka, Renjun mengangguk setuju sementara itu Yeri hanya terkekeh kecil.
"Tapi yang dikatakan Yeri itu benar, kadang ketika sesuatu yang kita damba atau inginkan tidak berakhir sesuai rencana, pasti itu jadi pukulan tersendiri, jadi titik terendah untuk kita—"
"—ada orang yang memilih menyerah, pasrah atau bahkan kemungkinan terburuk lainnya, ada yang perlahan mulai menerima dan belajar untuk bangkit"
"Ya kau benar, dan untuk kasus ini, aku bersyukur sekali bertemu dengan Hanbin, mungkin kalau aku tidak bertemunya aku sudah resign dan kembali menjalani kehidupan yang monoton"
"Menurutku sih ngga juga, kadang orang ngga sadar, kalau mereka telah mengambil langkah untuk maju, Yeri yang kuliah tidak sesuai passion memutuskan untuk bekerja di kantor media cetak, memulai menulis, itu sebuah bentuk langkah awal bahwa kau tidak benar-benar menyerah dengan mimpimu dan berpangku tangan—"
"—dan disaat hal itu mulai berjalan tidak sesuai dengan rencana, Tuhan pun mengirimkan bantuan, sosok seorang teman yang bisa menjadi pilar pendukung, itulah mengapa Hanbin hadir ditengah cerita perjuanganmu dan mungkin kehadiranmu juga memiliki alasan tersendiri bagi Hanbin"
"Untuk hal itu aku setuju dengan Renjun, people come and people go, but God always have a reason behind it. Ada orang yang memang disengajakan datang kemudian pergi dengan alasan tersendiri, datang, tinggal, pergi, dan kembali, dibalik semua peristiwa pasti ada alasannya"
"Ah— berbicara mengenai alasan Tuhan, Hanbin pernah berkata padaku, saat aku berterima kasih kepadanya dia mengatakan dia tidak melakukan apa-apa, karna pilihan seseorang untuk bangkit atau menyerah itu berasal dari diri sendiri, ketika kita kehilangan motivasi maka sekuat apapun orang lain berusaha membantu kita tetap ga bakal bisa"
"Karna diri kita sendiri ngga ada motivasi buat bangkit?", tanya Renjun dan diangguki oleh Yeri, sebuah jawaban pertanda "iya"
"Sama aja kayak kita jatuh ya, teman kita sudah mengulurkan tangan untuk membantu, tetapi kita sendiri yang menolak bantuan itu karna merasa semua sudah selesai, padahal ngga juga"
Lack motivation to rise up.
"Tapi pernah ngga si terlintas sejenak di pikiran ketika telah mengambil satu langkah untuk maju, 'oke aku memilih untuk bangkit, lalu setelah ini apa?' pertanyaan yang selalu saja berulang setelah itu adalah apa selanjutnya? Apalagi setelah semua yang kita inginkan sesuai rencana pasti motivasi itu pudar karna merasa telah mendapat apa yang kita inginkan"
Celetukkan Renjun tersebut pada akhirnya membuka topik baru diantara mereka berdua, ya, setelah itu apa? Kadang yang membuat manusia stagnan di satu titik adalah, manusia itu cepat puas, setelah mendapat apa yang mereka mau, yasudah. Selanjutnya apa?
"Aku pernah membahas ini dengan Hanbin, dan juga teman-teman kantor, ternyata banyak dari mereka selain melakukan hal di bidang yang mereka suka, mereka hanya challenging diri mereka sendiri"
"Oh ya? Gimana tuh maksudnya"
Yeri menunjuk Sharon dan Renjun bergantian dengan bulpen gel tangannya, membuat mereka reflek mebulatkan mataterkejut dan menunjuk diri sendiri
"Apa cita-cita kalian jadi seorang penyiar radio?", dan Renjun dan Sharon pun menggeleng
"Berarti kalian hanya menantang diri kalian sendiri kan, gimana si cara menghasilkan uang sendiri, gimana sih rasanya terjun di dunia kerja, teman-temanku yang seperti itu biasanya memiliki tujuan yang jauh lebih besar lagi, dan titik ini hanyalah sebuah batu lompatan—"
"—untuk mencapai tujuan utama, atau menggeser mimpi kita, bahasa gampangnya upgrade, ambil contoh, seseorang berhasil memulai bisnis online-nya lalu pelan-pelan memasukkan barang dagangannya ke distro-distro, setelah itu investasi dan membuka toko sendiri, dan hal tersebut akan terus berkembang ke tujuan yang lebih besar"
"Siapa yang cepat puas maka mereka akan berhenti di satu titik tapi siapa yang tak pernah puas dan selalu menabtang diri adalah survivor sebenarnya"
Tepuk tangan dari ruang recording seketika memenuhi ruangan, kata-kata terakhir dari Yeri tersebut menandakan akhir dari sesi podcast mereka malam ini.
Banyak sekali pelajaran yang dibagikan dari sosok Hanbin kepada Yeri dan kemudian di-influence-kan kepada banyak orang, Sharon membagikan closing ment mereka hari ini, kesimpulan dari percakapan mereka selama kurang lebih tiga jam itu.
Yang tentunya akan di edit kedalam podcast menjadi sesingkat-singkatnya dan tidak membosankan.
Record Off!
Sound Off!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Bersua [ Huang Renjun ] || √
Short StoryRuang Bersua, dari tempat ini semua cerita dan perasaan tersebut mengudara, bertemu dengan hati yang tepat tuk berlabuh.