07 ; Cerita 03

236 77 7
                                    

———

Cerita 03,
Berbahagialah

———

Keheningan seketika menyeruak ke dalam ruang rekaman tersebut kala Sejeong selesai membacakan suratnya. Renjun dan Sharon saling toleh satu sama lain, bingung hendak berbicara apa, sementara itu, gadis di hadapan mereka hanya tersenyum sendu.

Sharon melirik sekilas kearah luar, Haechan memberi sebuah isyarat untuk mereka segera melakukan sesi wawancara, hanya saja Sharon merasa sedikit tidak enak.

Mengerti kegelisahan gadis itu membuat Sejeong tersenyum kecil, merasa sedikit tersentuh karna Renjun dan Sharon yang memilih diam, takut salah bertutur kata yang justru membuat suasana diantara mereka semakin rumyam.

"Kalian bisa memulainya Sharon-ssi, Renjun-ssi", ucap Sejeong lembut membuat Renjun dan Sharon gelagapan.

Eh—?!

Mungkin ini akan jadi episode podcast dengan rating terendah karna tidak ada pembicaraan setelah itu, dan mungkin habis ini mereka akan dieval habis-habisan oleh Haechan dan juga Mark.

"Eum... Maaf, sepertinya aku dan Sharon terlalu larut pada perasaan empati pribadi yang seharusnya tak dilibatkan, kalian bisa mengeditnya nanti kan? Aku akan memulainya, Sejeong-ssi kalau kita mulai sekarang tidak apa-apa?"

Sharon menoleh kearah Renjun, ia bernafas lega, para kru dan tim produksi di luar juga menunjukkan raut yang sama dengannya dan Sejeong hanya tersenyum manis, mengatakan ia siap kapanpun.

"Kau kan bilang hubunganmu dengan Doyoung baik-baik saja, lalu kenapa kau membagi cerita tersebut kepada kami?"

"—maksudku kan berarti tidak ada kesalahpahaman kan diantara kalian?"

Sejeong masih terus tersenyum, begitu lembut, begitu tenang, mendengarkan dengan seksama setiap pertanyaan yang ditunjukkan Renjun kepadanya.

"Ya hubunganku dengan Doyoung memang baik-baik saja, tetapi kau tau aku merasa belum minta maaf secara serius, dan itu mengganjal dalam hatiku membuatku bersalah—"

"—aku tidak memiliki keberanian untuk mengatakannya, tetapi aku sadar jika aku terus diam maka aku akan terus merasa gelisah dan bersalah kepada Doyoung, meminta maaf bukan untuk memperbaiki kesalahan yang ada tetapi untuk menenangkan hati"

Sejeong menjelaskan bahwa dia masih merasa canggung dengan Doyoung setelah apa yang ia perbuat, tidak hanya dia tetapi siapapun pasti juga seperti itu.

Perasaan bersalah itu selalu menghantuinya dan muncul begitu saja, tetapi setelah mengatakan semuanya ia merasa lega.

Selain itu kenapa ia mengatakan semua ini adalah karna untuk mengubah perspektif lelaki "brengsek", membuktikan bahwa ada loh lelaki di luar sana yang mencintai gadisnya dengan tulus dan apa adanya, Doyoung contohnya.

"Perempuan selalu berkata, semua cowo sama saja kalo ngga brengsek ya maho, makanya stereotipe cowo brengsek selalu melekat apalagi ketika putus cinta, tetapi tidak kadang wanita yang bodoh, termakan tipu daya rayuan lelaki buaya, berkedok manis tapi brengsek dibelakangnya, para wanita menyia-nyiakan lelaki yang baik, dengan alasan 'kamu terlalu baik padaku' tetapi yang disalahkan siapa? Lelaki pada akhirnya"

Renjun dan Sharon mengangguk setuju akan penuturan Sejeong, hal tersebut banyak sekali dijumpai.

"—aku pada waktu itu, hanya tidak mau menerima kehadiran Doyoung, terbayang oleh sosok yang sudah ada di hatiku, sehingga menyakiti Doyoung yang tidak salah apa-apa—"

Ruang Bersua [ Huang Renjun ] || √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang