"Halo semuanya!"
"Oh? Sharon? Kau sudah datang?"
Sharon hanya tersenyum menanggapi pertanyaan retoris dari Haechan itu, ia menyapa rekan-rekan kantornya, mengucapkan terima kasih kepada Mark seraya menerima secangkir kopi darinya—meski sachet paling tidak membantunya sedikit agar terjaga.
"Renjun mana? Kok tumben belum dateng?", tanyanya, seketika mendapat ledekan dari Nana—Jaemin, membuat Sharon mendengus kesal seraya menggerlingkan kedua matanya, oh ayolah dia hanya bertanya tapi sudah di-ceng-in kayak gini.
"Hehehe becanda Sha, gitu aja ngambek, anyway keknya Haechan lupa bilang deh ke kamu kalo hari ini kamu rekaman sendiri, Renjun berhalangan dateng"
Sharon menautkan kedua alisnya, kebingungan, Renjun berhalangan datang? Tumben amat...
Agak aneh juga soalnya lelaki itu tidak mengabarinya. Biasanya kalau mau rekaman Renjun akan mengabarinya gitu, ya mungkin aja ngga sempet, tapi aneh aja sih...
"Gausa sedih gitu elah Renjun ngga ada, lagian kamu ngga sendirian kok hari ini ada guest, cowo lagi kebetulan, kan mayan cuci mata daripada liat Renjun atau kita-kita mulu", ucap Haechan, menghiburnya.
Sharon mengangguk paham, gadis itu pun segera masuk ke dalam ruangannya untuk memulai rekaman mereka
"Anyonghaseo, maaf aku terlambat, jalanan hari ini padat banget—tapi aku belum terlambat rekaman kan?"
Gerakan tangannya terhenti, kedua matanya membulat sempurna.
Didongakkannya kepalanya dari lembaran kertas berisi kumpulan narasi hari ini, mendapati sosok lelaki yang sudah tidak asing dihadapannya itu.
Senyuman yang menampilkan gigi gingsulnya.
"Renjun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Bersua [ Huang Renjun ] || √
Short StoryRuang Bersua, dari tempat ini semua cerita dan perasaan tersebut mengudara, bertemu dengan hati yang tepat tuk berlabuh.