Mutasi

7 2 0
                                    

Seminggu yang lalu aku mendapatkan surat mutasi dari kantor. Mereka bilang kantor pusat membutuhkan orang sepertiku yang menurut mereka bisa membantu meningkatkan kinerja perusahaan. Aku cukup senang dengan hal itu. Aku juga perlu suasana baru. Ini juga bisa aku manfaatkan untuk menghindari perempuan itu. Hanya saja, aku mengetahui bahwa di kantor pusat ada dia. Meysa. Dan juga Rey.

Aku akan menjadi atasan dari Meysa tapi juga menjadi bawahan dari Rey. Aku tidak tahu bagaimana cara menghadapi mereka terlebih Meysa. Apakah detak jantungku masih akan sama seperti 4 tahun lalu saat terakhir aku melihatnya secara langsung? Aku sangat takut hal itu terjadi, dan masih sangat mungkin terjadi.

Pagi-pagi sekali aku tiba di bandara setelah berpamitan dengan kedua orang tua dan minta restu mereka. Saat menunggu di bandara, pikiranku masih galut. Ya, galut. Aku tidak bisa tidur semalaman hanya karena kepikiran banyak hal tapi tentang objek yang sama.

Aku melihat ke layar Hp Sambung Galaxy Note 7 milikku. Membuka aplikasi WA. Dan melihat pembaharuan status. Tidak ada status miliknya. Dan sejak setahun yang lalu aku tidak lagi melihat status terbarunya di beranda Facebookku.

Dulu aku ingat pernah memblokir akun Facebook miliknya karena waktu itu dia mengirimkan foto diriku yang sedang bersama Zahara teman se kostnya. Dia seolah menyudutkan untuk menjodohkan aku dengan Zahara. Beberapa memang mangatakan kalau Zahara berubah karena diriku. Tapi waktu itu aku hanya memberikan saran sebagai seorang teman padanya bahwa "seorang wanita lebih baik memakai hijab hingga menutupi dada"

Ternyata Zahara mendengarkan nasehatku. Dan hal itu diketahui oleh Meysa. Lalu menjadikan hal itu untuk menjodohkan aku dengan Zahara. Bahkan Frans yang juga dekat dengan Zahara mengatakan bahwa Zahara memiliki perasaan padaku. Yang membuat aku takut dan marah saat itu adalah respon Mesya yang diluar dugaanku. Caranya menanggapi hal itu memberikan jawaban padaku bahwa dia hanya menganggap aku sebagai teman sekelompoknya.

Beberapa hari kemudian setelah itu, aku mendengar kabar kalau Zahara dan Meysa bertengkar. Aku tahu alasan pertengkaran mereka adalah karena tugas kelompok. Saat itu aku kembali satu kelompok dengan Meysa, selain itu juga Zahara, Rey, Frans dan Lilia. Waktu itu, suasana aku dan Meysa masih canggung, akun Facebook miliknya masih aku blokir. Jadi aku tidak mau tahu tugas kelompok. Akhirnya yang tersisa hanya Mesya dan Zahara yang merasa bertanggung jawab. Zahara marah pada Mesya bukan kerana kesalahan Mesya, dia hanya melampiaskan kekesalannya pada Mesya, karena tugas waktu itu cukup banyak dan mereka hanya bekerja berdua. Aku merasa bersalah soal hal itu.

Akhirnya dari yang aku dengar Zahara menangis sendirian di Aula dan Meysa menangis di sudut perpustakaan. Saat itu aku pikir aku benar-benar sudah membenci Mesya karena kelakuannya. Tapi kakiku malah membawaku ke perpustakaan kampus. Aku melihat menundukkan kepala sambil merangkul kedua kakinya yang di tekuk. Dia menangis tapi tidak bersuara, seakan ditahan. Aku hanya merasa lega saat itu ada Lilia, Vina dan Jian bersamanya.

Beberapa hari kemudian aku membuka blokiran akun Facebooknya sehari kemudian ada chat masuk di massenger milikku yang dikirim oleh Meysa. Dia meminta maaf atas kejadian foto tempo lalu. Sejak itu kesalahan kami hilang, hanya saja tidak lagi terlalu akrab seperti sebelumnya. Mungkin karena kami sudah jarang dikelompokkan ke kelompok yang sama.

Panggilan untuk memasukkan pesawat menarikku kembali pada kenyataan. Segera aku bangkit dari dudukku dan menarik koper milikku.

Sesampainya di rumah lamaku. Aku mendapat panggilan telpon dari teman lama. Wildan. Dia bercerita banyak hal termasuk acara pernikahan yang sebentar lagi. Selain itu, ada lagi cerita yang membuatku segera bangkit dan mengganti pakaianku.

"Hah? Siapa bilang Meysa sama Rey? Mereka gak ada ikatan apa-apa. Setahuku dari dulu hingga sekarang mereka hanya bersahabat. Oh yah, bukannya setahuku Meysa sukanya sama kamu yah Ga?", Jawaban Wildan atas pertanyaan tentang hubungan Meysa dan Rey masih menggema di kepalaku sepanjang perjalan aku menuju gedung olahraga tempat acara bakti sosial perusahaan.

This HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang