Destiny

12 2 0
                                    

"Mey, kamu gak kerja?" Panggil Bundaku dari balik pintu.

Aku sudah terbangun sejak jam 4 pagi. Setelah sholat subuh, aku kembali merebahkan diriku dan melihat layar HP androidku, OPPO F7.

Setiap pagi yang aku lakukan adalah melihat chat WA dan melihat pembaharuan status yang aku kirim. Aku selalu memeriksa siapa saja yang melihat status WAku. Aku bukan melihat banyak orang yang membaca atau melihat statusku, tapi aku mencari sosok sebuah nama.

"Dia tidak melihat statusku lagi, padahal dia aktif 39 menit yang lalu", gumamku kecewa. Moodku setiap pagi selalu dipengaruhi oleh hal itu.

Aku selalu menunggu dia muncul dan melihat status WAku. Tapi aku gak berani lebih dulu menghubunginya kalo bukan hal yang penting.

Sekali lagi Bunda mengetuk pintu, tapi karena aku tidak menjawab dengan cepat. Bunda masuk ke dalam kamarku. Kamarku memang tidak pernah aku kunci. Aku terganggu dengan pintu kamar yang terbuka tapi aku juga tidak bisa berada di kamar yang terkunci. Entah sejak kapan hal itu berpengaruh padaku.

"Kamu gak berangkat kerja?", Tanya Bunda mulai mengomel terlebih karena melihatku masih berbaring di tempat tidur sambil memegang hp.

"Kerja Bun. Sebentar lagi aku mandi kok!", Sahutku.

"Lebih baik kamu bantu Bunda di dapur sebelum berangkat kerja ketimbang uring-uringan setiap pagi", ucap bunda lalu keluar kamarku.

"Hem..", mood pagiku semakin buruk.

Aku memaksakan diri untuk berpisah dengan tempat peraduanku dan juga hpku. Aku segera merapikan tasku, lalu mencari dan menyiapkan baju yang akan aku pakai ke kantor. Setelah itu barulah aku mandi dan siap-siap berangkat kerja.

"Kamu gak sarapan dulu", tanya Bunda yang melihatku siap meninggalkan rumah.

"Gak Bun, masih belum laper", jawabku

Aku mengambil tas yang aku letakkan di meja tamu, lalu menghampiri Bunda dan Ayah yang sedang makan di ruang makan.

"Ayah, Meysa berangkat", ucapku meraih tangan ayahku dan menciumnya

"Iya, hati-hati", jawab ayahku.

Aku menghampiri Bunda yang ada di samping ayah.

"Bun?", Aku meraih tangan bunda dan juga menciumnya.

"Jangan ngebut-ngebut di jalan yah!", Ucap bunda

"Iya. Assalamualaikum..!", Sahutku.

"Wa'alaikumssalam..!" Jawab Ayah dan Bunda.

Aku segera mengambil kunci sepeda motorku dan juga memasang helm pink milikku. Kemudian aku memasang sepatu Ketsku, sebelum melangkah meninggalkan teras rumah. Akupun menuju garasi untuk menjemput Yelky kesayanganku.

Hari ini aku tidak memakai sepatu berhak dan memakai pakaian olahraga, karena ada kegiatan bakti sosial di kantor. Jadi untuk meramaikan acara tersebut, seluruh karyawan diharuskan mengikuti semua kegiatan yang lebih banyak mengutamakan keterampilan dan kekuatan. Hasil dari acara ini akan di sumbangkan untuk anak-anak yatim di Panti Asuhan Kasih Bunda.

Selain itu, aku mendengar bahwa hari ini akan diumumkan siapa manager umum yang baru. Lilia sudah ribut sejak kemarin tetang hal itu. Aku tidak terlalu penasaran selama tidak mengurangi etos kerja perusahaan.

Di pertengahan jalan, aku melihat sebuah toko roti. Itu adalah toko langgananku. Kemarin aku tidak sempat mampir karena terlambat untuk acara pertemuan untuk persiapan kegiatan hari ini. Tapi hari ini aku bisa mampir karena acara hari ini akan diadakan tidak di perusahaan tapi di gedung olahraga yang tidak jauh dari tempatku saat ini. Jadi aku masih punya banyak waktu.

This HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang