Flashback

27 4 4
                                    

Hari ini hujan yang turun begitu lebat diiringi tiupan angin yang kencang. Aku merapatkan tubuhkan dalam selimut dan berbaring di tempat peraduanku. Ini memang sudah saatnya aku bertemu mimpi, tapi mataku masih menatap ke langit-langit.

Sebuah kenangan muncul di benakku. Kenangan yang membuatku menjadi seperti ini. Hari itupun juga cuacanya sama seperti ini. Saat itu aku sedang berbaring di tempat tidurku di sebuah kontrakan, sendirian. Aku memiliki beberapa teman satu rumah tetapi mereka masih berada di rumah mereka masing-masing untuk menikmati sisa liburan sebelum semester baru di mulai.

"Kenapa aku harus kembali lebih awal dan tinggal sendirian di kontrakan ini?", Gumamku saat itu.

Aku tidak terbiasa tinggal sendirian di rumah. Aku memiliki beberapa trauma masa kecil. Hanya ketika keadaan tidak bertambah parah dengan turunnya hujan, aku akan baik-baik saja. Tapi kesunyian malam itu yang ditemani hujan yang turun, membawa semua memori dan kenangan pahit masa kecilku. Membuatku tidak bisa mengendalikan diri dan menangis sendirian di sudut kamar. Hatiku terasa begitu sakit.

Dreett.. dreett..
Hp Nokia 7630 milikku saat itu bergetar, aku memang sengaja membuat mode getar agar saat tertidur aku tidak terganggu. Saat itu perhatianku pun teralihkan ke layar hpku.

1 pesan terdapat di layar depan hpku. Dan nama yang muncul saat aku menekan tombol baca menyadarkanku, alasan aku sendirian saat itu. Dirga.

"Kamu sudah sampai di kost?", Isi pesannya.

"Ya tadi sore, kamu sendiri?", Aku mengetik pesan itu lalu mengirimkannya.

Saat itu aku melupakan betapa menyedihkannya diriku beberapa menit sebelumnya. Pesan dari Dirga membuatku lebih tenang, walaupun isinya bukan hal penting atau hal yang memberikan hiburan padaku. Hanya karena sebuah pesan darinya, aku merasa lebih baik.

Aku dan Dirga menjadi teman sekelompok untuk tugas mata kuliah Desain Interior. Kami harus membuat miniatur sebuah gedung yang kami pilih dan mempresentasikannya. Sebenarnya aku bukan cuma berdua dengan Dirga tapi kami berempat. Hanya saja saat itu dua teman kelompok kami tidak bisa ikut. Semuanya berawal dari ajakan Dirga yang ingin menyelesaikan tugas itu sebelum dimulainya semester baru, karena dia tidak mau nilainya terlambat keluar. Akupun memikirkan hal sama, karena itulah aku setuju usulannya untuk kembali lebih cepat ke kontrakan. Hanya saja aku tidak menyangka malam itu akan hujan.

Aku dan Dirga terus saling mengirim pesan. Awalnya aku ragu untuk menceritakan keadaanku padanya terlebih kami tidak terlalu akrab. Kami mulai berkomunikasi hanya sejak menjadi teman satu kelompok.

Aku tidak pernah menyapa atau berbicara dengannya di kampus sebelumnya. Sejak kami satu kelompok, aku beberapa kali berbicara dengannya tentang desain kami, hanya itu. Biasanya saat itu aku sedang asyik mengobrol dengan teman-temanku Lilia, Vina dan Rey.

Disaat malam itupun aku biasanya akan menghubungi salah satu dari mereka untuk menemaniku ngobrol lewat telpon atau pesan SMS. Meski kadang aku lebih sering menghubungi Rey, karena Lilia dan Vina biasanya sibuk sama pacar mereka masing-masing.

Tetapi malam itu aku tidak menghubungi teman-temanku. Dirga seolah menjadi pengganti terbaik dari teman-temanku malam itu. Dia terus membalas pesan-pesan yang aku kirimkan dan memberi respon sebuah pertanyaan yang akan selalu membuatku memberikan jawaban. Padahal saat itu dia baru tiba di Kostnya. Itulah alasanku akhirnya bisa bercerita kepadanya tentang traumaku.

"Mau aku telpon?", Tanyanya..

"Gak usah, cukup temani aku sms-an sampai aku tertidur yah!", Balasku seakan sudah nyaman berkomunikasi dengannya.

"Oke.. Oh ya.. Apa alasan Lilia tidak bisa ikut kembali lebih awal?", Balasnya..

Belum sempat aku mengetik balasan. Sebuah palingan masuk ke hpku. Rey.

This HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang