1.

22 5 0
                                    

Hujan deras mulai mengguyur ibu kota kini karena memang musim penghujan sudah melanda. Julia di ruangannya sedang meminum hot chocholate favoritnya,sambil menatap ibu kota dari jendela yang sedang diterpa hujan sejak pukul 3 sore tadi sampai sekarang belum saja reda.

Wanita dengan jas putih khasnya itu tetap saja tidak bisa tenang meski sedang menikmati waktu bersantainya. Tetap saja pikirannya sekarang sedang ricuh dengan ayahnya yang bersikeras menjodohkannya dengan Reynand itu. Sebenarnya Reynand anak yang baik sesuai dengan kriteria laki laki idaman tetapi hati Julia yang belum pas dengan Reynand.

Untung saja hari ini hujan deras semoga saja hujan sampai malam sehingga dia bisa membatalkan pertemuannya dengan keluarga Reynand.

"Ahh.. Memikirkan masalah itu membuatku pusing saja"ucap Julia sambil mengusap gusar kepalanya.

Tok

Tok

"Masuklah"teriak Julia mempersilahkan seseorang yang mengetuk pintu ruangannya untuk masuk.

Masuklah dua orang perawat menghampiri Julia dan duduk di sofa yang ada diruangannya sambil mengaktifkan posel mereka masing masing.

"Kenapa kau murung sedari tadi Dokter Julia?"tanya salah satu perawat tersebut sambil tertawa.

"Sudahku peringatkan berapa kali kepadamu Meira jangan memanggilku dengan embel embel dokter saat bersantai seperti ini"balas Julia dengan nada ketus sambil menyesap hot chocolate nya kembali.

"Aku hanya mengetes tingkat ke badmood an mu"jawab perawat tersebut yang bernama Meira tersebut.

"Ceritalah. Apakah masalah Reynand itu lagi? " tebak perawat satu lagi yang di seragamnya terdapat name tag Sisca.

"Ahh sudahlah aku sudah sangat pusing dengan itu. Aku sudah tidak bisa berbuat apa apa lagi dengan ayah. Sungguh tega dengan putrinya ini yang hampir gila."

"Terus bagaimana rencanamu? " tanya Sisca yang masih sambil memainkan ponselnya. Dia bermain ponsel bukan untuk chatting atau apa karena dia bermain ponsel sedang memainkan game legendaris sekarang mobile legend sungguh gila perawat satu itu tidak mengaca dengan umur.

"Aku hanya pasrah. Dan menunggu jalan dari tuhan"jawab Julia sambil menghela nafas.

"Apakah aku ada jadwal lagi? "tanya Julia pada Meira dan Sisca.

"Ada, kita akan ada jadwal operasi satu jam lagi pukul 7 malam nanti pada pasien di ruang 15"jawab Meira sambil melihat lihat video konser idol korea yang ada di youtube. Huh sungguh suara teriakan fans fansnya membuat telinga Julia ingin copot dan membuat kepalanya tambah pusing saja.

"Meira tolong kurangi volume ponselmu atau perlu pakai airpod miliku. Aku sungguh sangat butuh ketenangan sekarang sebelum operasi dimulai."

"Dimana airpodmu aku sangat butuh asupan sekarang."

"Ambil saja di tasku"ucap Julia sambil mengarahkan kepalanya pada keberadaan tasnya. "Dasar fangirl!"umpat Julia pada Meira yang hanya dibalas juluran lidah oleh Meira.

"Aku ingin keluar ke restoran depan. Setengah jam lagi aku akan kembali dan semua peralatan sudah siap"ucap Julia sambil berdiri dan mengemasi barang barang yang dibutuhkan ke dalam tasnya.

"Hmm"jawab Sisca yang masih fokus pada game sialan itu. Sedangkan Meira yang sudah berada di dunia lainnya itu tak bisa diapa apakan lagi.

Hujan bertambah deras sekali terlebih Julia yang lapar sekali hanya ingin menyebrang saja untuk makan bingung sekali tak berani menerobos. Kenapa dia tidak membawa payung tadi sedangkan perutnya tidak bisa dikompromi lagi. Ingin sekali dia menarik kata katanya tadi yang menginginkan hujan sampai malam.

JULIADAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang