Julia yang sedang tidur pun kesal dengan suara ponselnya yang berdering malam malam seperti ini. Seingatnya dia sudah memberitahu Sisca dan Meira bahwa dia mengalihkan pekerjannya hari ini ke Dokter Edwin.
Dengan mata yang masih terpejam Julia mencari cari ponselnya dengan tangan nya yang meraba raba.
Julia tidak melihat siapa yang menelfonnya dia langsung menggeser tombol hijau di ponselnya.
"Julia.. "
Julia yang tidak asing dengan suara tersebut langsung melihat nama yang tertera di ponselnya. Nama Adam terpampang jelas di layar ponselnya.
Tapi tunggu ini bukan suara Adam melainkan suara Dewa.
"Kok suara Dewa"ucap Julia sambil mengubah posisi rebahannya menjadi duduk.
"Gawat Julia. Kamu harus ke apartemen Adam sekarang"ucap Dewa panik di seberang sana. Oh jadi Dewa meminjam ponsel Adam.
"Memangnya ada apa Dewa? "
"Kamu harus cepat cepat kesini ini tentang Adam. "
Mendengar itu Julia langsung bangkit dari kasurnya.
"Oke tunggu disana. "
Julia segera mencari jaketnya untuk menutupi tubuhnya yang masih dibalut baju tidur itu. Dia tidak terlalu mementingkan urusan fashionnya karena mungkin ini sangat penting yang terjadi.
Dengan cekatan Julia segera menyalakan mobil MBW merahnya. Memang orang dirumah Julia tidak heran lagi dengan Julia yang pergi di tengah malam begini karena mereka menganggap itu karena pekerjaannya.
Tidak lama Julia sampai di apartemen Adam. Dia langsung memencet bel agar orang yang ada di dalam membukakan pintu untuknya.
Ceklek
Munculah Dewa dibalik pintu yang terbuka.
"Masuklah."
Julia pun segera masuk dan pandangannya melebar ketika melihat Adam terbaring lemah dengan wajah pucatnya.
"Adam... "
Julia segera mendekati Adam yang sepertinya sedang sakit.
"Ini alasannya aku memanggilmu. Dirimu dokter pasti bisa periksa dia. "
"Tetapi aku bukan dokter umum"ucap Julia sambil meraba raba tubuh Adam yang suhunya panas. Meskipun itu Julia tetap tahu bagaimana menangani seperti ini.
"Dia demam Dewa. Apa disini tidak ada obat penurun demam? "tanya Julia yang mulai panik.
"Tanya saja dia"ucap Dewa sambil menunjuk Adam yang lemah dengan dagunya.
"Kepalaku sakit sekali Julia. Bisa kau carikan obat untuk rasa sakit ditubuhku ini. Rasanya aku seperti tidur di atas bara api."
"Tenang Adam biarkan Dewa mencarikan obat untukmu akan ku beritahu obatnya" ucap Julia sambil menangkup wajah Adam yang panas itu.
"Dewa tolong carikan obat ini di apotek 24 jam"ucap Julia sambil menyerahkan kertas yang bertuliskan beberapa obat yang harus dibeli kepada Dewa.
Dewa langsung melenggang pergi keluar untuk ke apotek.
Sedangkan saat ini hanya ada Julia dan Adam. Julia mencari air es dan handuk kecil untuk mengompres Adam supaya suhunya menurun.
"Kepalaku hampir pecah Julia."
"Ini sakit. "
Adam yang terus merengek pun membuat Julia kesal. Pasalnya ini adalah sakit biasa yang kerap dialami seseorang bukan penyakit jantung atau stroke tetapi dia mengeluh terus.
KAMU SEDANG MEMBACA
JULIADAM
Teen FictionTentang kisah dua insan yang bertolak belakang ditemukan. Adam yang merupakan lelaki dingin dipertemukan dengan Julia yang merupakan dokter bedah yang sangat ramah dan bisa dibilang idaman bagi kaum lelaki. Tetapi bagaimana jika Adam menolak kehadir...