14.

8 2 0
                                    

Kevin ayah Julia pun semalam mengalami serangan jantung akibat berita yang ada. Untungnya sekarang Kevin sudah berada di rumah sakit untuk dirawat. Tetapi dengan keadaan yang tidak baik baik saja.

"Om, makan dulu setelah itu minum obatnya" ucap Reynand yang kini menjaga Kevin. Memang setelah mendengar berita tersebut Reynan segera meminta penerbangan malam dari Bali karena kini keadaannya genting sekali.

"Tidak Rey, Om harus bertemu dengan Lia dulu" ucap Kevin dengan pandangan yang kosong.

"Om Lia akan sedih jika melihat keadaan om seperti ini. Setidaknya nanti jika om bertemu dengan Lia om sehat."

Dengan perlahan Kevin memakan makanan yang ada di nampan rumah sakit. Sementara Reynand juga tidak baik baik saja. Sekarang dia mulai menitikkan air matanya mengingat bagaimana Julia telah meninggalkannya. Apalagi ketika informasi jika semua dokter meninggal. Dunianya serasa runtuh. Apalagi dia tidak sempat mengantar Julia saat itu.

Sungguh Reynand akan memaksa Julia waktu itu tidak akan benar benar berangkat kesana. Karena pada saat Julia mengatakan itu kepada Reynand tiba tiba feelingnya berubah menjadi tidak enak.

"Kita pasti bisa menghadapi cobaan ini om. Semoga jenazah Julia segera ditemukan" ucap Reynand sambil memeluk Kevin. Mereka berdua berpelukan sambil menangis meratapi keadaan Julia.

"Kamu anak baik Rey. Kenapa Lia lebih memilih orang lain dari pada dirimu. Dan dirimu juga mengapa memilih wanita lain apa yang kurang dari Lia? " ucap Kevin di sela sela berpelukan.

"Karena jalan kita sudah berbeda om. Om harap mengerti Lia. "

***

Adam kini sedang merenung di kamarnya. Apa benar Julia telah meninggal. Adam merutuki dirinya yang tidak sempat bertemu Julia untuk terakhir kalinya.

"Lo kenapa sih Dam? " tanya Vano yang kini sudah berada di kamar Adam. Ya, memang sudah 3 hari ini Adam menginap dirumah orang tuanya karena jika Adam berada di apartemennya malah akan terbayang bayang Julia.

"Enggak. Tinggalin gue sendiri."

"Ada Dewa di bawah tuh ajakin masuk" ucap Vano yang berisyarat agar Adam menghampiri Dewa.

Dan sekarang Adam sudah menghampiri Dewa. "Kenapa? Sekarang baru tahu kan pentingnya Julia setelah dia pergi. Bodoh! " maki Dewa setelah Adam menghampirinya.

Sedangkan Adam hanya tersenyum saja. "Untuk apa memikirkannya juga? " ucap Adam yang masih meninggikan harga dirinya.

Dewa malah tertawa sekarang. "Dan sekarang apa? Kau tidak ingin melihat bayangan Julia di apartemenmu kan? " sindir Dewa lagi.

"Maaf Dewa aku tidak punya waktu untuk membahas hal yang tidak penting. Aku akan bersiap siap menjeput Anna di bandara hari ini."

"Aku hanya memperingatkanmu jangan menyesal. "

Setelah mengatakan itu Dewa segera pergi. "Good luck" teriak Dewa meninggalkan rumah orang tua Adam.

Adam sangat menjaga tinggi harga dirinya. Dia tidak ingin Dewa mengetahui perasaannya. Biarlah hanya dirinya dan Julia kelak. Tetapi tuhan berkehendak lain.

Adam terus berdoa agar dipertemukan oleh Julia kembali sekali lagi saja agar dia bisa membalas perasaannya. Sekarang Adam tidak tenang sekali. Wanita yang mulai dia cintai malah pergi meninggalkannya sebelum permainan dimulai.

"Julia apa kau tega melihatku seperti ini" gumam Adam pada dirinya sendiri.

Setelah selesai memakai pakaiannya yang rapi, Adam segera keluar dari kamarnya untuk menjemput Anna di bandara. "Dam barengan" ucap Vano yang kini sudah rapih dan juga membawa kopernya.

JULIADAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang