Julia kini sedang berdiri sambil menatap seseorang yang akan lewat. Meneliti setiap sudut sudut tempat mencari keberadaan seseorang. Dari mimik wajahnya memang dia terlihat ketara sekali sedang mencari seseorang.
"Kau mencari siapa sayang? "tanya Kevin ayah Julia. Memang Kevin kali ini ikut serta mengantar Julia sedangkan Reynand kali ini tidak bisa hadir dia sedang ada pertemuan dengan rekan bisnisnya di Bali. Tetapi Julia juga sudah menelfon Reynand jika dia akan pergi.
"Hmm... Aku sedang mencari temanku. Lama sekali mereka. Dihubungi pun juga tidak bisa. Padahal tinggal 15 menit lagi waktuku"gerutu Julia masih dengan keadaan yang sama.
Kevin hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat putri semata wayangnya ini yang sudah dewasa tetapi terkadang masih saja seperti anak kecil. Mereka tidak hanya berdua disini, disini juga ada supir pribadi ayahnya yang ikut serta karena juga ikut membantu membawa barang bawaan Julia.
Tak lama kemudian muncul dua orang yang menghampiri Julia dengan pakaian yang menurutnya kurang cocok dipakai di bandara. Yes mereka adalah Dewa dan Cindy meskipun Julia belum pernah bertemu Cindy selama ini dia sudah bisa menebaknya karena Dewa sudah sering bercerita tentang kekasihnya itu.
"Julia.. Maafkan kami terlambat. Wah waktumu kurang 10 menit lagi"ucap Dewa setelah berjabat tangan dengan Kevin.
"Tidak apa apa. Dewa dimana Adam? Kau sudah memberitahunya kan? "tanya Julia dengan antusias.
Kini Dewa dan Cindy tertohok bingung ingin memberitahu kenyataan bagaimana. Mereka berdua saling memandangi dan masih belum mempersiapkan kata kata untuk menjawab pertanyaan Julia itu.
"Emm... Bagaimana ya... Sebenarnya sekarang adalah hari pert-"ucap Dewa sedikit ragu.
"Pertunangan kakaknya Adam"lanjut Cindy.
"Iya... Kami hampir lupa setelah ini kami akan kesana sepertinya sekarang juga sudah terlambat"ucap Dewa dengan senyum canggung karena interaksi mereka tidak lepas dari indera penglihatan Kevin.
"Oh.. Tidak apa apa juga. Aku mengerti dengan keadaannya. Aku merasa tidak enak denganmu karena sudah memaksa."
"Tidak apa apa"balas Dewa sambil tersenyum ramah.
Kemudian tak lama pesawat yang akan Julia naiki sudah akan berangkat. Dokter Heru pun memanggil Julia agar segera bergabung dengan dokter dokter lainnya yang akan berangkat.
Setelah berpamitan dengan semua orang Julia pun segera melangkahkan kakinya menuju segerombolan dokter dokter yang ikut rombongannya itu.
Julia menghela nafasnya. Dia pun tidak sempat berpamitan dengan Adam. Karena lelaki itu menolaknya. Julia berjanji setelah dia sampai nanti dia akan segera menghubungi Adam tentang dirinya yang sudah berbeda negara dengan lelaki tersebut.
"Goodbye Adam"lirih Julia lalu memejamkan matanya dan berharap dia saat membuka matanya sudah sampai di tempat tujuannya.
***
Adam kali ini sedang menikmati udara pagi hari di taman rumahnya. Semalam dia baru saja mengikat seseorang. Dan itupun terpaksa karena jaminannya adalah perusahaan yang sudah dia rintis sejak SMA itu.
Dan lebih anehnya lagi sekarang dia malah sedang merenungkan Julia. Bagaimana keadaan wanita itu. Apa dia tidak shock dengan berita tentang dirinya.
"Awas kesambet! "teriak Vano yang merupakan kakak Adam.
Adam pun hanya menoleh jengah kearah kakaknya itu. Menurutnya kakaknya itu tidak ada kerjaan sekali. Terkadang papa dan mamanya pusing sendiri dengan kakaknya itu yang tidak bisa menghasilkan penghasilan seperti Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
JULIADAM
Teen FictionTentang kisah dua insan yang bertolak belakang ditemukan. Adam yang merupakan lelaki dingin dipertemukan dengan Julia yang merupakan dokter bedah yang sangat ramah dan bisa dibilang idaman bagi kaum lelaki. Tetapi bagaimana jika Adam menolak kehadir...