15.

9 0 0
                                    

Dua bulan kemudian.

Kini Adam sedang bersama Anna yang pagi pagi sekali sudah bersemangat di rumah Adam. Karena hari ini mereka akan membagikan undangan pernikahan mereka yang akan dilakukan tepat satu bulan depan.

"Aku tidak menyangka Adam bulan depan kita akan menikah" ujar Anna dengan berbinar sekali. Adam hanya menatap Anna datar saja.

"Aku ke kamar mandi sebentar ya Dam" pamit Anna.

Entah semakin hari perasaannya menjadi tidak tenang. Dia selalu terpikirkan Julia setiap saat. Sepertinya dia masih tidak menyangka kepergian Julia itu. Tetapi apa dayanya. Adam telah melihat mayat Julia yang sudah ditemukan dan dikuburkan.

Sekarang Adam menyesal. Jika waktu bisa diputar Adam tidak akan menyianyiakan Julia lagi. Karena menurutnya Julia adalah wanita yang cocok untuk menjadi istrinya kelak bukan Anna yang masih kekanak kanakan belum sedewasa Julia. Adam terlalu gengsi untuk mengakui perasaannya saat itu.

Persiapan mereka telah 80 persen saat ini. Tinggal menunggu hari H saja. Mungkin Anna adalah takdir Adam. Mungkin saat itu tuhan telah menjawab doa doa Adam untuk diberikan pasangan yang sesuai dengannya. Ketika tuhan mengirimkan malaiakat seperti Julia Adam malah menyia nyiakannya. Mungkin inilah balasan dari tuhan yang telah menolak nikmatnya.

Di ruang tamu Adam mendengar Ira yang sedang bertelepon sambil berteriak teriak. Sudah bisa Adam tebak bahwa mamanya itu sedang bertelepon dengan Vano kakaknya.

Soal Vano katanya dia bertemu dengan perempuan cantik di Turki. Katanya Vano tertarik dengannya. Tetapi kata Vano perempuan itu bukan orang Turki malah dia lancar berbahasa Indonesia. Aneh saja. Vano baru pertama kali bercerita dengan Ira tentang perempuan hanya dengan perempuan itu. Mungkin setelah Adam menikah semoga Vano segera menyusul.

Untuk Ira yang sedang berteriak riak itu dikarenakan Vano yang tidak ingin pulang dan menghadiri acara pernikahan adiknya itu. Karena Vano tidak ingin meninggalkan wanita pujaannya itu. Karena wanita yang disukai Vano itu sedang sakit.

Tetapi Ira terus memaksa Vano untuk segera pulang atau tidak Ira akan terbang ke Turki menyusulnya sekarang dan menyeret Vano.

"Vano lagi?" tanya Adam kepada Ira.

"Abang kamu tuh. Susah dibilang. Akhirnya dia mau pulang juga." Adam hanya diam saja. Mungkin dia tidak perlu lagi bertanya tentang Vano lagi. Pertanyaan tadi mungkin sudah cukup baginya.

"Anna dimana Adam? "tanya Ira pada putranya itu.

"Di kamar mandi" jawab Adam.

"Oke. Sebentar lagi kalian cepat cepat antar undangannya ya" ucap Ira dengan berbinar. Memang Ira sangat menyukai Anna karena memang sudah sejak kecil Ira mengenal Anna dan menganggapnya seperti anaknya sendiri.

"Adam aku sudah selesai. Ayo kita berangkat" ucap Anna menghampiri Adam dan Ira.

"Iya sayang. Hati hati dijalan ya. "setelah itu mereka berdua meninggalkan Ira.

"Okey ma" ucap Anna dengan berbinar sambil mengapit lengan Adam sambil bergelayut manja disana.

***
Hari ini Vano akan pulang. Dan sekarang Ira pun tidak sabar ingin menyambut putranya itu. Adam yang melihat akan bertemu Vano yang super cerewet segera pergi ke kantor pagi pagi sekali. Karena nanti jika Vano sudah datang Adam pasti tidak kuat dengan kelakuan Vano yang lebih baik menghilang saja. Apalagi dari kemarin Vano selalu mengirimi pesan kepadanya. Dia berkata bahwa dia akan membawa hadiah untuk pernikahannya.

"Adam,ini masih pagi kenapa kamu berangkat pagi? " tanya Ira yang sedang mempersiapkan makan. Dedi pun yang ada disana juga ikut menimpali. "Semangat kerja sekali dirimu Dam. "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JULIADAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang