13 - Neysa : Tanpa Syarat, Meski dengan Jeda

28 10 0
                                    

Play music :
Sm*sh-Ada Cinta
(Biar telingamu,tidak hening, biar pesan bahagia ini sampai juga ke hatimu)

🌍👩‍🚀

Aku membeku ditempat. Tidak banyak yang bisa kulakukan selain diam dan senyum. Ia tambah tampan sekarang. Aku tahu, mungkin Tangerang-Bogor bukanlah jarak yang jauh. Mungkin kalau kalian jadi aku, kalian akan setiap Minggu menjenguk Kahfi di asrama atau kosnya. Tapi aku tidak begitu. Aku akan diam ditempat, kalau dia saja diam.

"Kamu kemana saja?" Tanya ku akhirnya.

"Bisa nanti saja saya jelaskannya?"

"Bisa sekarang saja?"

"Bisa kamu ikut saya, nona Neysa!"

"Sebentar!" Aku menarik cokelat dari Arief ke saku rokku dan berlari menuju parkiran, mengambil helm ku. Aku juga mendengar seseorang mengikutiku.

"Heh? Kenapa kamu mengejarku?"
Kataku saat ia ikut-ikutan berdiri didepan motorku.

"Takut kamu hilang!"

"Hilang kemana?"

"Biar saya saja yang pakaikan ini."
Ia mengambil helm ditanganku, persis ketika tiga tahun yang lalu. Ia memakaikan helm itu dikepalaku.

"Kamu menjaga kepala mu dengan sangat baik. Terimakasih, ya!"
Katanya berjalan disampingku, menuju kemotornya.

"Terimakasih untuk apa?"

"Terimakasih, karena didalam kepalamu masih menyimpan nama saya dengan sangat baik!"

"Sok paling tahu kamu!"

"Saya, kan pernah bilang, kalau saya itu serba tahu, Ney!"
Ia menyuruhku naik keatas motornya.

"Iya dan kamu ngaku-ngaku serba bisa juga."

"Emang gitu."

"Gitu apanya!"

"Ya, gitu, kalau sama kamu, bawaannya pengen berusaha tahu dan berusaha bisa, Ney."

"Terus mau terus ngobrol diparkiran sini aja, gitu?"

"Sudah siap?"

"Sudah!"

"Sudah siap jalan?"

"Sudah!"

"Sudah siap untuk saya beri kasih sayang?"

"Sud- .... Hah? Maksudnya?"

"Jadi, sudah atau belum?"

Pertanyaan menjebak macam apa itu. Dia baru datang dan langsung bilang seperti itu.
"Jadi, mau jalan apa enggak?"

"Mau, tapi jawab dulu!"

"Ih, kalau tidak jadi jalan, aku turun saja, deh! Kelamaan, sekarang aku juga bisa naik motor, tahu!"

"Jangan! Yasudah, kita jalan asal kamu tidak pergi dari pandanganku!"

Motor berjalan keluar dari gerbang, ia menunduk sopan pada pak Satpam yang sepertinya sudah sangat akrab dengannya. Namanya pak Ashari.

"Hati-hati, Yo, Kahfi!"

"Siap, pak As!"

Lalu Kahfi terkekeh pelan, "Satpam sekolahmu lucu!"

"Kalian sudah akrab?"

"Iya, saya, kan, sering kesini, Ney!"

"Hah?"
Aku terkejut bukan main.

UTUH (Denganmu, Ada Kalimat Yang Tak Kunjung Kuberi Titik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang