3 - Neysa : Pura-pura

79 15 8
                                    

🗓️ Juli 2010

Malam berganti pagi, hari bersejarah pun akhirnya tiba juga diujung sepatuku.
Hari pertama masuk SMK.
Aku sangat bersemangat. Kakek ingin mengaku sampai kedepan gerbang dengan mobil sedan tua miliknya, tapi aku menolak, naik metromini saja.

Diatas metromini, aku bertemu seseorang yang sudah aku kenalkan sebelumnya, iya, Naff. Aku bertemu Naffis. Yang menatapku sambil senyum-senyum.

"Naff?"

"Eh Neysa."

"Kamu lucu pakai itu." Komentarnya sembari menunjuk topi kerucut dan tas kantong plastik yang aku pakai.

"Ini juga terpaksa, takut dihukum senior."

"Aku mah lebih takut sama Tuhan, Ney."

"Hehe... Iya itu mah yang utama. Kapan balik dari Singapura?"

"Kemarin siang."

"Eh, tunggu, deh, Naff. Ayah sama bundamu, pengusaha, ya?"

"Bukan, staff di KBRI. Kalau Bunda, ibu rumah tangga."

"Oh, gitu."

"Kenapa?"

"Nggak."

"Nggak mau berteman denganku lagi, ya, Ney?"

"Nggak, kok, cuma nanya, aneh aja, masa orang kayak kamu, mau sempit-sempit naik ini."

"Kalau bareng kamu, mah, gapapa, Ney."

"Huaahhh... Masih pagi udah nge-gombal!"

"Hehe... Eh iya, ini titipan dari pohon mawar."

"Titipan pohon mawar atau titipan pohon Naffis? Haha..."

"Yang kedua deh kayaknya."

"Lukamu gimana?"

"Mendingan. Kamu gak lupa ingatan, kan, Naff?"

"Kalau lupa ingatan, terus yang kuingat cuma kamu, sih, gapapa, Ney."

🌍👩‍🚀

Saat istirahat MOS, aku dan Naff memilih makan dikantin tempat pertama kali kami bertemu.

"Kenapa harus dibangku ini, Naff?"

"Ini, tuh, bangku bersejarah buat pertemanan kita. Aku kasih nama, bangku ini bangku Naff dan Ney."

"Hahaha... Ada-ada aja!"

Tak lama setelah dua piring kwetiaw kami sampai, seseorang perempuan yang merupakan anak baru sama seperti kami, mendekat, bukan kearahku. Tapi kearah Naff.

"Kamu, Naffis, kan?"

Naffis cuma mengangguk dan mengelap bibirnya yang basah karena minyak, "Ada apa?"

"Ini, ada titipan dari temen gue. Dibaca ya. Kalau bisa, dibales, katanya."

"Cieee... Naffis dapet surat." Ledekku

"Stttt..."
Naff begitu risih dengan ledekan ku.

Dia membaca surat ditangannya dengan serius. Semenit dan dua menit, aku yang sedari tadi sibuk dengan sepiring kwetiaw dan jus mangga, akhirnya, melirik kearah laki-laki didepanku itu.

"Udah bacanya?"

Naff mengangguk.

"Apa isinya?"

"Nggak penting, Ney. udah, ah, terusin makan aja, yuk!"

Naff meremas kertas itu dan membuangnya ketempat sampah dekat kami duduk.

"Makannya udah selesai, Ney?"

UTUH (Denganmu, Ada Kalimat Yang Tak Kunjung Kuberi Titik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang