Keesokan harinya adalah hari pertama masuk sekolah. Hari itu juga cukup bersejarah untukku. Aku merasa lebih bersemangat datang ke sekolah apalagi ditambah naik metromini dan bertemu Neysa, paket komplit kebahagiaan rasanya.
"Kamu nggak naik mobil baru kamu?"
"Mau naik metromini saja, Bun. Lagian aku belum terlalu lancar bawa mobilnya. Takut nabrak."
"Yasudah, hati-hati. Disekolah nanti jangan lupa minum jus mangga, ya."
"Kenapa harus jus mangga, bunda?"
"Jus itu baik untuk tubuhmu. Tapi bilang sama abangnya esnya jangan banyak-banyak."
Aku kurang suka saat bunda bilang esnya jangan banyak-banyak. Menurutku kurang nikmat kalau jus tapi nggak dingin. Tapi demi perdamaian dunia aku terpaksa mengiyakan."Bunda," panggilku sambil menyuap nasi goreng.
"Apa?"
"Kalau Neysa aku ajak minum jus mangga juga bagus, nggak?"
"Ya, kalau disuka sah-sah aja.Tapi kalau dia nggak suka jangan dipaksa. Siapa tahu dia punya alergi."
"Aman ko bunda. Kemarin lusa dia suka juga jus mangga. Hehehe ...."
"Dia emang nggak punya kesukaan minuman sama makanan gitu?"
"Dia nggak punya kesukaan apa-apa kecuali mie, bunda. Kira-kira mie apa ya yang cocok untuk Neysa. Kalau Kwetiaw menurut bunda cocok nggak?"
"Cocok. Mie di kwetiaw itu berbeda sendiri, jadi terasa istimewa," ucap bunda yang rasanya mendukung aku, "Yasudah, cepat sana berangkat, nanti keburu pergi metromininya. Oh iya, bunda pagi ini ke Singapura. Nanti malam baru pulang."
"Siap bunda."
"Hati-hati, ya."
"Iya, bunda. Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam,"
Itu sebenarnya asal muasal kenapa makanan dan minuman kesukaanku adalah kwetiaw dan jus mangga. Untuk selanjutnya aku mengajak Neysa ikut menyukai itu, dengan alasan yang sudah aku tuliskan dibab sebelumnya.
Tiga menit aku menunggu didalam metromini, akhirnya perempuan yang membuatku tersenyum itu datang. Menyapaku bingung, "Naff?"
Barangkali ia berpikir kenapa aku bisa naik metromini yang persis akan ia tumpangi. Dia lupa kalau aku ini siapa. Aku ini Naffis Anugerah yang terhebat. Tadinya aku ingin memuji kecantikan penampilannya hari itu. Tapi tidak jadi, dan aku ganti dengan meledeknya lucu pakai atribut MOS itu. Dia terlihat jadi insecure, tapi aku dengan cepat memberinya bunga yang sudah aku siapkan dari semalam. Wajahnya langsung kembali bersinar membuat hatiku ikut terang-benderang. Senang setiap melihat Neysa tertawa.
-
Saat aku dan Neysa sedang asyik duduk makan kwetiaw dan jus mangga ada seseorang yang menghampiriku memberikan surat dari Andiva.Sebenarnya, aku sudah tahu dengan Andiva. Ia pernah add akun Facebook-ku lalu setelah kukonfirmasi, perempuan ini langsung spam chat dikolom percakapan. Nama akun Facebooknya saat itu Andiva Bieber, aku ingat betul. Soalnya saat itu nama Justin Bieber sedang mendunia. Maaf, aku mengaku pada Neysa kalau aku tidak tahu dengan Andiva.
Tapi sungguh, aku sama sekali tidak memliki perasaan apa-apa pada Andiva saat itu. Aku juga heran, kenapa Andiva bisa sekolah disini juga dan yang membuatku sebal adalah Neysa memaksa untuk membaca kertas kecil dari Andiva yang menurutku sama sekali tidak penting.
Saat kami asyik rebutan kertas dari Andiva itu, datang seorang laki-laki. Aku sudah tahu dia siapa. Dia adalah abang kandung Andiva. Aku pernah melihat foto keluarga mereka di Facebook dengan caption "Family time".
![](https://img.wattpad.com/cover/194081885-288-k219018.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
UTUH (Denganmu, Ada Kalimat Yang Tak Kunjung Kuberi Titik)
Genç KurguSetiap kisah selalu bermula untuk berakhir, selalu bertemu untuk berpisah, selalu suka untuk luka, ibarat dua mata pisau yang bisa membuai dan juga membunuh. Pencarian makna utuh seorang Neysa. Mari kita mulai dari bab pertama.